Model peta konsep Model pembelajaran konstruktivis

terdiri dari terbentuk dari Dijelaskan dalam menemukan menghasilkan Gambar 2.1. Peta Konsep pokok Bahasan Gelombang Elektromagnetik

b. Model pemutaran video pembelajaran

E-learning Electronic learning merupakan salah satu pendekatan pembelajaran dengan menggunakan bantuan media elektronik. Media elektronik yang dimaksudkan adalah telpon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer Siregar dan Nara, 2011: 103. Pemutaran video MIKROWAVE S. INFRAMERAH CAHAYA TAMPAK S. UV S. X S. GAMMA GELOMBANG GELOMBANG MEKANIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK MEDAN MAGNET MEDAN LISTRIK TEORI MAXWELL CAHAYA SEBAGAI GEL. ELEKTROMANETIK SPEKTRUM ELEKTROMAGNETIK ENERGI PADA GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK APLIKASI RADIO pembelajaran juga merupakan salah satu bentuk dari e-learning. Pemutaran video pembelajaran tidak hanya diputar melalui DVD atau CD player, tapi menggunakan video-video pembelajaran yang dapat didownload dari berbagai situs-situs internet, contohnya dari youtube.com. Nugroho dan Fatchur 2010 menyebutkan bahwa video adalah teknologi untuk menangkap, merekam, memproses, mentransmisikan dan menata ulang gambar bergerak. Video sendiri sangat erat kaitannya dengan motion sound, seperti pada video analog dan video digital. Video sering digunakan di dalam e-learning sebagai cara untuk menambah kekayaan pengalaman pembelajaran daripada sekedar menggunakan teks untuk mendorong motivasi belajar Mason dan Rennie, 2009: 10. Penggunaan video, film, dan CDRoom mirip dengan simulasi komputer yaitu siswa belajar konsep fisika dengan melihat dan mengamati gambar atau peristiwa lewat gambar yang ditayangkan. Meskipun demikian, tidak semua video, film, dan CDRoom dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan video, film, dan CDRoom menurut Suparno 2007, yaitu: 1 Menerangkan prisip fisika. 2 Program tidak terlalu panjang karena dapat membosankan, kecuali bila itu tentang sejarah atau penemuan fisika. 3 Selalu diberi pertanyaan untuk refleksi dan mengambil maknanya. 4 Program sebaiknya yang berwarna dan disiapkan yang menarik. Gambar harus jelas dan tidak kabur saat ditayangkan. 5 Ada baiknya dalam satu program memang hanya satu konsep yang mau ditekankan. Kelebihan menerapkan model pemutaran video pembelajaran adalah kejadiannya dapat diulang atau diputar berkali-kali sehingga siswa dapat terus mengulangi sampai mengerti konsepnya. Kelemahan menerapkan model pemutaran video pembelajaran adalah siswa tidak mungkin untuk melakukan perubahan-perubahan data seperti simulasi. Siswa hanya mengamati, melihat, lalu setelah itu mendiskusikannya. Berdasarkan teori-teori dan model-model pembelajaran yang telah disebutkan yaitu model ceramah yang merupakan model pembelajaran konvensional, dan peta konsep dan pemutaran video pembelajaran yang merupakan model pembelajaran yang konstruktivis, tampak bahwa terdapat perbedaan yang kontras diantara kedua corak pembelajaran tersebut. Siregar dan Nara 2011 membuat perbedaan karakteristik antara pembelajaran yang konvensional dengan konstruktivis, yaitu yang tampak pada tabel 2.3: Tabel 2.3. Tabel Perbedaan Karakteristik antara Model Pembelajaran Konvensional dan Konstruktivis No. Konvensional Konstruktivis 1. Kurikulum disajikan dari bagian- bagian menuju keseluruhan dengan menekankan pada keterampilan- keterampilan dasar. Kurikulum disajikan mulai dari keseluruhan menuju ke bagian- bagian, dan lebih mendekatkan pada konsep-konsep yang lebih luas. 2. Pembelajaran sangat taat pada kurikulum yang telah ditetapkan. Pembelajaran lebih menghargai kepada pemunculan pertanyaan dan ide-ide siswa. 3. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada buku teks dan buku kerja. Kegiatan kurikuler lebih banyak mengandalkan pada sumber-sumber data primer dan manipulasi bahan. 4. Siswa dipandang sebagai kertas kosong yang dapat digoresi informasi oleh guru, dan guru pada umumnya menggunakan cara didaktik dalam menyampaikan informasi kepada siswa. Siswa dipandang sebagai pemikir yang dapat memunculkan teori-teori tentang dirinya. 5. Penilaian hasil belajar dan pengetahuan siswa dipandang sebagai bagian dari pembelajaran, dan biasanya dilakukan pada akhir pembelajaran dengan cara testing. Pengukuran proses dan hasil belajar siswa terjalin dalam kesatuan kegiatan pembelajaran, dengan cara guru mengamati hal-hal yang sedang dilakukan siswa serta melalui tugas- tugas pekerjaan. 6. Siswa bekerja sendiri-sendiri tanpa ada grup proses dalam belajar. Siswa banyak belajar dan bekerja di dalam grup proses.

D. Gelombang elektromagnetik 1. Penemuan dan besaran gelombang elektromagnetik

Teori klasik oleh Newton dalam Kanginan, 2007 mengatakan bahwa benda-benda yang bercahaya menembakkan sejumlah partikel yang tidak bermassa dan tidak dipengaruhi oleh gravitasi ke segala arah. Namun, penelitian yang dibuat oleh Thomas Young mengenai celah ganda yang menghasilkan interferensi cahaya gelap-terang. Augustin Frensel yang melakukan percobaan mirip celah ganda Young, menggagalkan teori partikel cahaya Newton dimana teori Newton tidak bisa menjelaskan pola interferensi cahaya. Kemudian Young dan Frensel mengemukakan teori gelombang transversal cahaya yaitu bahwa cahaya sebagai gelombang transversal yang merambat melalui suatu medium. Gagasan Young-Frensel kemudian menuai banyak tanda tanya. Jika cahaya memerlukan suatu medium untuk merambat lalu bagaimanakah dengan cahaya matahari yang sampai ke Bumi? Tidak dapat dipercaya bahwa medium eter memenuhi ruang angkasa dimana banyak orang tahu bahwa di ruang angkasa planet-planet dapat bergerak melalui suatu vakum yang tidak ada hambatannya sama sekali. Untuk dapat memecahkan persoalan tersebut, James Maxwell mengemukakan teori elektromagnetiknya. Oersted dalam Kanginan, 2007 menemukan fenomena bahwa arus listrik medan listrik dapat menimbulkan medan magnetik. Sementara Faraday dalam Widodo, 2009 menemukan bahwa perubahan medan magnetik dapat menimbulkan arus listrik. Berdasarkan fenomena ini, Maxwell dalam Kanginan, 2007 mengemukakan sebuah hipotesis: karena perubahan medan magnet dapat menimbulkan medan listrik, maka perubahan medan listrik pun akan dapat menimbulkan perubahan medan magnet. Hipotesis tersebut digunakan untuk

Dokumen yang terkait

Pemahaman Fakta Sejarah Ratu Kalinyamat dengan Menggunakan Model Pembelajaran Contextual Teaching and Learning Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Jepara

0 27 133

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP Analisis Pemahaman Konsep Lingkaran Dengan Menggunakan Peta Konsep(pada siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Ampel tahun ajaran 2015/2016).

0 4 17

EFEK PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DENGAN MENGGUNAKAN PETA KONSEP TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF FISIKA SISWA SMA KELAS X.

0 3 31

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN PEMBELAJARAN LANGSUNG MENGGUNAKAN BANTUAN PETA KONSEP.

0 1 33

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN KREATIVITAS MATEMATIS SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PENCAPAIAN KONSEP PADA KELAS X SMA NEGERI 5 MEDAN.

1 5 46

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Disposisi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Treffinger (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas X 2 Semester 2 SMA Muha

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAN DISPOSISI MATEMATIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Disposisi Matematis Menggunakan Model Pembelajaran Treffinger (PTK Pembelajaran Matematika di Kelas X 2 Semester 2 SMA Muha

0 1 15

PENERAPAN METODE PETA CERITA DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS X.

0 3 43

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PEMAHAMAN DAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI PATIKRAJA DALAM MEMPELAJARI KONSEP BIOLOGI

0 0 16

TINGKAT PEMAHAMAN DAN KESENANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 REMBANG DALAM PEMBELAJARAN GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL CERAMAH, PETA KONSEP, DAN PEMUTARAN VIDEO PEMBELAJARAN SKRIPSI

0 2 281