3. menganalisis hubungan antara konsep dalam suatu hukum; 4. menerapkan
konsep untuk
menganalisis gejala-gejala
alam, memecahkan masalah-masalah fisika baik secara teoritis maupun
secara praktis, memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi dalam suatu sistem bila kondisi tertentu dipenuhi;
5. mempelajari konsep lain yang berkaitan dengan lebih cepat; 6. membedakan konsep yang satu dengan konsep yang lain yang saling
berkaitan; 7. membedakan konsep yang benar dengan konsep yang salah, dan dapat
membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada dalam suatu pokok bahasan.
Jika siswa sudah memenuhi indikator-indikator yang dijelaskan oleh Budi tersebut, maka dapat dikatakan bahwa siswa sudah memahami materi
dengan baik. Berdasarkan uraian pemahaman yang telah dipaparkan oleh para ahli,
maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menguraikan, menjelaskan, merangkum, mengembangkan,
menyimpulkan, menghubungkan, menerapkan, dan mengelompokkan dari bahan yang telah dipelajari.
B. Kesenangan Belajar
Belajar biasanya dikaitkan dengan kecerdasan kognitif atau kecerdasan intelektual. Nilai yang ada pada kertas ujian atau di buku rapor menjadi
ukuran standar prestasi. Ketika nilai ujian atau nilai rapor tinggi, maka dikatakan bahwa seseorang tersebut memiliki kecerdasan intelektual yang
tinggi atau prestasi yang tinggi. Namun, menurut Goleman 1996, faktor penting yang mempengaruhi prestasi seseorang bukan hanya dengan
kecerdasan intelektual melainkan juga dengan kecerdasan emosional. Darmansyah 2011 juga mempunyai pendapat yang sama dengan Goleman
yaitu bahwa kecerdasan intelektual menjadi tidak berarti sama sekali jika tidak didukung oleh kecerdasan emosional yang memadai, dan kecerdasan
emosional itulah yang memungkinkan seseorang mampu menikmati pembelajaran secara menyenangkan.
Menurut Goleman 1996, kecerdasan emosional yang dimaksud merujuk pada kemampuan mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang
lain; kemampuan memotivasi diri sendiri; dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan dengan orang lain. Patton
dalam Hariyanto,
2010 mengemukakan
kecerdasan emosi sebagai
kemampuan untuk mengetahui emosi secara efektif guna mencapai tujuan, membangun hubungan yang produktif, dan dapat meraih keberhasilan. Emosi
dapat berbentuk kesenangan, kebosanan, amarah, cinta, kejenuhan, kenyamanan, dll. Maka menjadi jelaslah bahwa kecerdasan emosional ternyata
mempunyai peran penting untuk mencapai prestasi yang gemilang, dan sangat berperan dalam pembelajaran di sekolah.
Salah satu bentuk kecerdasan emosional yang ditekankan oleh Darmansyah 2011 adalah kesenangan belajar siswa. Kesenangan belajar