Defenisi REBA Rapid Entire Body Assessment REBA

tulang belakang. Jadi harus dilakukan perancangan kerja yang lebih baik sehingga nilai LI mendekati 1.

3.6.3. Rapid Entire Body Assessment REBA

3.6.3.1. Defenisi REBA

Rapid entire body assessment atau yang biasa disebut dengan REBA yaitu Salah satu metode yang digunakan untuk menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh adalah dengan metode Rapid Entire Body Assessment atau REBA. Metode ini didesain untuk mengevaluasi pekerjaan atau aktivitas, dimana pekerjaan tersebut memiliki kecenderungan menimbulkan ketidaknyamanan seperti kelelahan pada leher, tulang punggung, lengan, dan sebagainya. Metode ini mengevaluasi pekerjaan dengan memberikan nilai score pada 5 aktivitas level yang berbeda. Hasil nilai ini menunjukkan tingkatan atau level resiko yang dihadapi oleh karyawan dalam melakukan pekerjaannya dan terhadap beban kerja yang ditanggungnya. Resiko dari pekerjaan terkait dengan penyakit otot dan postur tubuh. Analisa REBA dilakukan dengan membagi postur tubuh kedalam dua kategori, kategori A dan B. Kategori A terdiri dari tubuh, leher dan kaki, sedangkan kategori B terdiri dari lengan atas dan bawah serta pergelangan untuk gerakan ke kiri dan kanan. Masing-masing kategori memiliki skala penilaian postur tubuh lengkap dengan catatan tambahan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam desain perbaikan. Setelah penilaian postur tubuh, yang dilakukan kemudian adalah pemberian nilai pada beban atau tenaga yang Universitas Sumatera Utara digunakan serta faktor terkait dengan kopling Hignett, S., McAtamney, L. 2000. Nilai untuk masing-masing postur tubuh dapat diperoleh dari tabel penilaian yang telah ada. Total nilai pada kategori A merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan nilai postur tubuh yang terdapat pada tabel A dengan nilai beban atau tenaga. Sedang total nilai pada kategori B merupakan nilai yang diperoleh dari penjumlahan nilai postur tubuh yang terdapat pada tabel B dengan nilai kopling untuk kedua tangan. Nilai REBA diperoleh dengan melihat nilai dari kategori A dan B pada tabel C untuk memperoleh nilai C yang kemudian dijumlahkan dengan nilai aktivitas. Sedangkan tingkatan resiko dari pekerjaan diperoleh dari tabel keputusan REBA. Langkah-langkah yang diperlukan dalam menerapkan metode REBA ini antaralain: 1. Mengambil data gambar posisi tubuh ketika bekerja di lantai produksi. 2. Menentukan bagian-bagian tubuh yang akan diamati, antara lain batang tubuh, pergelangan tangan, leher, kaki, lengan atas, dan lengan bawah. 3. Penentuan nilai untuk masing-masing postur tubuh dan penentuan activity score. 4. Penjumlahan nilai dari masing-masing kategori untuk memperoleh nilai REBA. 5. Penentuan level resiko dan pengambilan keputusan untuk perbaikan. 6. Implementasi dan evaluasi desain metode, fasilitas, dan lingkungan kerja. 7. Penilaian ulang dengan menggunakan metode REBA untuk desain baru yang diimplementasikan. Universitas Sumatera Utara 8. Evaluasi perbandingan nilai REBA untuk kondisi sebelum dan setelah implementasi desain perbaikan. Beberapa keuntungan yang didapat dari metode REBA yang di diantaranya: 1. Metode ini dapat menganalisa pekerjaan berdasarkan posisi tubuh dengan cepat. 2. Menganalisa faktor-faktor resiko yang ada dalam melakukan pekerjaan. 3. Metode ini cukup peka untuk menganalisa pekerjaan dan beban kerja berdasarkan posisi tubuh ketika bekerja 4. Teknik penilaian membagi tubuh kedalam bagian-bagian tertentu yang kemudian diberi kode-kode secara individual berdasarkan bidang-bidang geraknya untuk kemudian diberikan nilai. 5. Membuat desain metode, fasilitas dan lingkungan kerja. Pengembangan REBA terdiri atas 3 tiga tahapan, yaitu: 1. Mengidentifikasikan kerja, 2. Sistem pemberian skor, 3. Skala level tindakan yang menyediakan sebuah pedoman pada tingkat yang ada, dibutuhkan untuk mendorong penilaian yang lebih detail berkaitan dengan analisis yang didapat. Metode ini tidak membutuhkan peralatan spesial dalam penilaian postur punggung, leher, kaki, dan lengan tangan dan pergelangan tangan. Setiap pergerakan diberi dengan skor yang telah ditetapkan. REBA dikembangkan sebagai suatu metode untuk menilai postur kerja yang merupakan faktor resiko risk factor. Metode ini didesain untuk menilai pekerja dan mengetahui Musculos Universitas Sumatera Utara Keletal yang kemungkinan dapat menimbulkan gangguan pada anggota tubuh. Dalam usaha untuk penilaian 4 empat faktor beban eksternal, jumlah gerakan, kerja otot statis, tenaga kekuatan, dan postur, REBA dikembangkan untuk: 1. Memberikan sebuah metode penyaringan suatu populasi kerja yang beresiko menyebabkan gangguan pada anggota tubuh, 2. Mengidentifikasi usaha otot yang berhubungan dengan postur kerja, penggunaan tenaga dan kerja yang berulang-ulang yang dapat menimbulkan kelelahan fatique otot, 3. Memberikan hasil yang dapat digabungkan dengan sebuah metode penilaian ergonomi, yaitu epidemiologi, fisik, mental, lingkungan dan faktor organisasi REBA adalah alat yang berguna dalam pengukuran resiko pada pemindahan material secara manual. Dirancang oleh Sue Highnett dan Lynn McAtamney sebagai alat untuk menganalisa sikap kerja pada keseluruhan tubuh, REBA juga dapat digunakan untuk mengukur beban dan aktivitas. REBA dapat digunakan baik untuk pengukuran dimensi struktur tubuh static anthropometry maupun pengukuran dimensi fungsional tubuh dynamic anthropometry, dan dapat diterapkan pada sebagian besar jenis kegiatan. Penggunaan REBA memunculkan hasil angka yang menunjukkan total resiko pada sikap kerja dan aktivitas yang diukur. Hal ini merupakan suatu kelebihan dalam melaksanakan pengukuran resiko karena hasil dilengkapi dengan identifikasi dari pergerakan atau sikap kerja yang spesifik yang mungkin menyebabkan masalah atau yang sedang diamati. Universitas Sumatera Utara

3.7. Antropometri