AM = 1 – 0,0032 A = 1- 0,0032 0
AM = 1 f. Tentukan faktor pengali frekuensi FM. Dalam penghitungan ini
digunakan nilai V dari posisi sebelum operator mengangkat beban. Diketahui frekuensi angkatmenit = 1, durasi kerja 2-8 jam, dan jarak
vertikal = 125 cm V ≥75 cm maka didapatkan nilai FM yaitu 0,75.
g. Tentukan faktor pengali coupling CM. Dalam penghitungan ini digunakan nilai V dari posisi sebelum operator mengangkat beban.
Diketahui jarak vertikal = 125 cm, dan jenis coupling poor maka didapatkan nilai CM yaitu 0,95.
h. Setelah diketahui semua variabel tersebut maka hitung nilai RWL RWL = LC × HM × VM × DM × AM × FM × CM
= 23 × 0,45× 0,895× 0,88 × 0,80 × 0,18 × 0,95 RWL = 7,33
Rekapitulasi hasil perhitungan nilai RWL dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.19. Hasil Perhitungan Nilai RWL Operator I
Nama Keterangan LC HM
VM DM
AM FM
CM RWL
Op. I Origin
23 0,5
0,85 1
1 0,75 0,95
6.96 Destination 23
0,5 0,895
1 1
0,75 0,95 7,33
5.2.3. Penentuan Nilai Lifting Index LI
Setelah mendapatkan nilai RWL, akan dilakukan perhitungan Lifting Index LI untuk mengetahui index pengangkatan yang mengandung risiko cedera
tulang belakang. Rumus LI dapat dilihat sebagai berikut: RWL
L LI
= Keterangan:
L = berat beban yang diangkat operator
LI = Lifting Index
RWL = Recommended Weight Limit
Universitas Sumatera Utara
1. Untuk data origin, perhitungannya sebagai berikut. a. Nilai RWL origin diperoleh dari tabel hasil perhitungan nilai RWL.
b. L = 50 kg c. Hitung nilai LI.
7,18 6,96
50 =
= =
LI LI
RWL L
LI
2. Untuk data destination, perhitungannya sebagai berikut: a. Nilai RWL destination diperoleh dari tabel hasil perhitungan nilai RWL.
b. L = 50 kg c. Hitung nilai LI
82 ,
6 7,33
50 =
= =
LI LI
RWL L
LI
3. Kemudian tentukan keterangan apakah nilai tersebut berisiko atau tidak berdasarkan kriteria sebagai berikut :
a. LI 1 : aktifitas berisiko menyebabkan cedera tulang belakang b. LI
≤ 1 : aktifitas tidak berisiko menyebabkan cedera tulang belakang Nilai LI untuk operator II dapat dilihat dari Tabel 5.19
Tabel 5.20 Hasil Perhitungan Nilai LI Operator I Nama
Keterangan L RWL
LI Keterangan
Op. I Origin
50 6,96
7,18 Berisiko cedera
Destination 50 7,33
82 ,
6
Berisiko cedera
Universitas Sumatera Utara
5.3. Data Anthropometri
Data dimensi tubuh operator diukur dengan menggunakan alat Human body martin. Hasil pengukuran dimensi tubuh operator packing yang berjumlah 3
orang kemudian Data tersebut ditambah dengan data hasil pengukuran di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem Kerja Lab. E dan PSK,
Departemen Teknik Industri, USU berjumlah 27 praktikan. Dimensi tubuh yang menjadi acuan untuk merancang trolley dan
alat bantu pemegang karung
ampas ubi dan adalah data antropometri tubuh operator yang terdiri dari lebar bahu LB,
tinggi siku berdiri
TSB,
diameter genggaman tangan DGT, dan jangkauan tangan JT.
Adapun data dimensi tubuh operator dapat dilihat pada Tabel 5.20 berikut ini :
Tabel 5.21. Data Dimensi Tubuh Operator Operator
Dimensi Tubuh LB
TSB DGT
JT
1 39.5
102.1 3.1
79.2 2
43.3 96.9
3.6 82.8
3 39.8
101.6 2.9
74.3
Sumber : Hasil Pengukuran
Universitas Sumatera Utara