deviation , σx dari data yang ada. Dari nilai yang ada tersebut, maka persentil
dapat ditetapkan sesuai dengan tabel probabilitas distribusi normal. Pemakaian nilai-nilai persentil yang umum diaplikasikan dalam
perhitungan data antropometri dapat dijelaskan dalam Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Nilai Persentil dan Cara Perhitungannya dalam Distribusi Normal Persentil
1-st 2,5-
th 5-th
10-th 50-th 90-th 95-th 97,5-th 99-th
Perhitungan
X - 2,325
σx X -
1,96 σx
X - 1,645
σx X -
1,28 σx
X X
+ 1,28
σx X
+ 1,645
σx X +
1,96 σx
X + 2,325
σx
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto, ergonomi Studi Gerak dan Waktu
3.8. Pengolahan Data Anthropometri
Data hasil pengukuran diuji terlebih dahulu dengan menggunakan metode statistik yaitu uji keseragaman data, uji kecukupan data, dan uji normalitas data.
Hal tersebut dilakukan agar data dapat mewakili populasi yang diharapkan.
3.8.1. Uji Keseragaman Data
Kegunaan uji keseragaman data adalah untuk mengetahui homogenitas data. Dari uji keseragaman data dapat diketahui apakah data berasal dari satu
populasi yang sama. Uji keseragaman data dilakukan melalui tahap-tahap perhitungan yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Membagi data ke dalam suatu sub grup kelas Penentuan jumlah sub grup dapat ditentukan dengan menggunakan rumus:
k = 1 + 3 , 3 log N dimana N = jumlah data. b. Menghitung harga rata-rata dari harga rata-rata sub grup dengan :
Dimana k = jumlah subgrup yang terbentuk
X i = harga rata-rata dari subgrup ke-i
c. Menghitung standar deviasi SD, dengan:
dimana: N = jumlah data amatan pendahuluan yang telah dilakukan
Xi = data amatan yang didapat dari hasil pengukuran ke-i d. Menentukan Batas Kontrol Atas BKA dan Batas Kontrol Bawah BKB
dengan rumus:
Nilai Z bergantung dari besarnya keyakinan pengukuran.
3.8.2. Uji Kecukupan Data
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah data anthropometri yang telah diperoleh dari pengukuran sudah mencukupi atau belum. Uji ini dipengaruhi oleh:
Universitas Sumatera Utara
a. Tingkat Ketelitian dalam persen, yaitu penyimpangan maksimum dari hasil pengukuran terhadap nilai yang sebenarnya.
b. Tingkat Keyakinan dalam persen, yaitu besarnya keyakinanbesarnya probabilitas bahwa data yang didapatkan terletak dalam tingkat ketelitian yang
telah ditentukan. Rumus uji kecukupan data:
Keterangan: z = diperoleh pada table normal untuk luasan sebesar tingkat keyakinan
s = tingkat keyakinan N’ = jumlah pengukuran yang seharusnya dilakukan
N = jumlah pengukuran yang sudah dilakukan Jika N’ N, maka data pengamatan cukup
Jika N’ N, maka data pengamatan kurang, dan perlu tambahan data.
3.8.3. Uji Distribusi Normal dengan
Kolmogorov - Smirnov Test.
13
Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak digunakan. Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan
perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang
13
Andi, Supangat. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta. Kencana. 2008, hal. 307-311.
Universitas Sumatera Utara
sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik. Data yang mempunyai distribusi yang normal merupakan salah satu syarat dilakukannya
parametric-test. Untuk data yang tidak mempunyai distribusi normal tentu saja analisisnya menggunakan non parametric-test. Untuk mengatasi subjektivitas
yang tinggi tersebut maka diciptakan model analisis untuk mengetahui normal tidaknya distribusi serangkaian data. Model analisis yang digunakan adalah tes
Kolmogorov-Smirnov. Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data yang akan diuji normalitasnya
dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah
ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal.
Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. Seperti pada uji beda biasa, jika
signifikansi di bawah 0,05 berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0,05 maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Penerapan
pada uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa jika signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan yang signifikan dengan data
normal baku, berarti data tersebut tidak normal. Jika signifikansi di atas 0,05 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara data yang akan di uji
dengan data normal baku artinya data yang diuji normal tidak berbeda dengan normal baku.
Yang diperbandingkan dalam suatu uji Kolmogorov-Smirnov adalah distribusi frekuensi kumulatif hasil pengamatan dengan distribusi frekuensi
Universitas Sumatera Utara
kumulatif yang diharapkan actual observed cumulative frequency dengan expected cumulative frequency.
Langkah- langkah yang diperlukan dalam pengujian ini adalah: 1. Susun data dari hasil pengamatan mulai dari nilai pengamatan terkecil
sampai nilai pengamatan terbesar. 2. Kemudian susunlah distribusi frekuensi kumulatif relatif dari nilai
pengamatan tersebut, dan notasikanlah dengan Fa X. 3. Hitunglah nilai Z dengan rumus:
Dimana : Z = satuan baku pada distribusi normal
X
i
= nilai data = mean
σ = standar deviasi 4. Hitung distribusi frekuensi kumulatif teoritis berdasarkan area kurva normal
dan notasikan dengan Fe X. 5. Hitung selisih antara Fa X dengan Fe X.
6. Ambil angka selisih maksimum dan notasikan dengan deviasi maksimum D. D =
x F
x F
i t
i s
− maks i = 1,2,….N.
Bandingkan nilai D yang diperoleh dengan Dα, maka kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima apabila D
≥ Dα ; Ho ditolak apabila D ≤ Dα. Ho diterima artinya data berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di industri tepung tapioka yang terletak di Jl.M.Yamin Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara. Penelitian dilakukan dalam rentang waktu 5 bulan hingga selesai.
4.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang menggambarkanmelukiskan keadaan objek penelitian pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya pada kegiatan pengepakan ampas ubi. Penelitian ini mencoba memberikan gambaran kondisi
eksisting pada proses pembuatan tepung tapioka. Gambaran kondisi eksisting yang diperoleh dianalisis dan dievaluasi sehingga dapat menghasilkan rancangan
fasilitas kerja yang ergonomis dan dapat meningkat produktivitas kerja operator. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dari penurunan level tingkatan keluhan
musculoskeletal pada operator.
4.3. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah pekerja pada bagian pengepakan ampas ubi, mulai dari pengepakan ampas ubi sampai menjahit karung.
Universitas Sumatera Utara