6. Bentuk Komunikasi Politik Komunikasi Politik Dan Preperensi Partai Politik Dalam Pemilu Tahun 2004: Studi Di Kabupaten Karo

Tabel 15. Pentingnya Mengetahui Nama-nama Calon dan Latar Belakang Calon yang Diajukan oleh Partai Politik dalam Pemilihan Anggota DPR, DPRD Propinsi Sumatera Utara dan DPRD Karo Publikasi rekam jejak dan figur Caleg Pemilu 2004 Frequency Percent Sangat penting 50 61.7 Penting 20 24.7 Biasa saja 6 7.4 Tidak penting 3 3.7 Tidak tahu 2 2.5 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008

4. 6. Bentuk Komunikasi Politik

Ketidaktahuan responden tentang teknis pelaksanaan Pemilu sebagaimana terungkap dalam temuan sebelumnya terkait dengan sosialisasi Pemilu yang masih kurang memadai menurut 35 orang 43,2 responden dan tidak memadai sesuai pendapat 3 orang 3,7 , lihat Tabel di bawah ini. Gambaran ini sebenarnya bukan monopoli pemilih di Kabupaten Karo saja, tapi juga ungkapan pemilih di seluruh Indonesia, terutama daerah-daerah yang sangat terpencil. Karena itu pula, seluruh stake holder harus bekarjasama dan memilih strategi sosialisasi yang tepat sasaran agar pemahaman tentang teknis pelaksanaan Pemilu dapat diserap sebagian besar pemilih. Universitas Sumatera Utara Tabel 16. Informasi Mengenai Pemilu Tahun 2004, Partai Politik Peserta, Calon Anggota DPR dan DPRD, Calon Anggota DPD, Tata Cara Pencoblosan, Jadwal Pemilu dll Penilaian Responden atas Kategori Komunikasi Politik dalam Pemilu 2004 Frequency Percent Memadai 42 51.9 Kurang memadai 35 43.2 Tidak memadai 4 4.9 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Dalam mensosialisasikan pelaksanaan Pemilu 2004, maka hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi sebagai media yang paling efektif, hal ini sesuai pandangan 40 orang 49,4 responden, disusul kemudian dengan kampanye yang dilaksanakan partai politik secara terbuka ataupun dengan mobilisasi 14,8 . Sedangkan publikasi melalui media cetak dalam bentuk berita dan iklan termasuk yang efektif juga sesuai pandangan 7 orang 8,6 responden, serta kreasi yang dikembangkan oleh KPU alat peraga sosialisasi Pemilu dalam bentuk brosur, selebaran, pamflet, dan spanduk 6 orang atau 7,4 . Bentuk sosialisasi dan pemahaman mengenai pelaksanaan dan sistem pemilu 2004 selengkapnya terlihat dalam Tabel dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 17. Sumber Informasi dan Sosialisasi Mengenai Pemilu tahun 2004 Media Komunikasi dan Sosialisasi Pemilu 2004 Frequency Percent KAMPANYE 12 14.8 Televisi 40 49.4 Radio 3 3.7 Koran dan majalah 7 8.6 KPU 1 1.2 Brosur, Selebaran, Pamflet, spanduk 6 7.4 Media Lainnya: Dari Lurah 1 1.2 Dari orang-orang yang datang meminta dukungan 1 1.2 Dari orang tua 1 1.2 Kawan-kawan 2 2.5 Lingkungan Kerja 1 1.2 Pemerintah desa 1 1.2 Perwiritan 1 1.2 Struktur Partai 1 1.2 Tidak jelas 1 1.2 Warung 1 1.2 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Paisley dalam Race Atkin, 1989: 17 menggambarkan bahwa kampanye dapat pula diartikan sebagai strategi pengendalian sosial, yang kemudian berhubungan dengan strategi pengendalian sosial yang dapat dimaknai sebagai upaya provokasi, misalnya saat Departemen Kehutanan di pemerintahan AS ketika mengembangkan paradigma ”Three Es” yang bertujuan untuk melindungi hutan dari kesalahgunaan masyarakat, melalui ”education, engineering, enforcement”. Dalam memperkenalkan sosok partai politik termasuk visi misi dan programnya serta para Caleg yang diusulkan dalam Pemilu 2004 lalu, tampaknya hasil penelitian ini juga memperlihatkan bahwa media pemberitaan dan iklan di televisi sebagai media yang Universitas Sumatera Utara paling efektif, hal ini sesuai pandangan 35 orang 43,2 responden, disusul kemudian dengan penyuluhan dan tatap muka langsung antara Caleg dan konstituennya 21 orang atau 25,9 . Selanjutnya kegiatan kampanye yang dilaksanakan partai politik secara terbuka ataupun dengan mobilisasi dapat pula membantu para emilih dalam mengetahui jati diri partai politik sesuai pendapat 13 orang 16,0 . Sedangkan publikasi melalui media cetak dan radio dalam bentuk berita dan iklan termasuk pula sebagai media penyampai pesan partai politik yang efektif juga sesuai pandangan 8 orang 9,8 responden. Sedangkan alat peraga sosialisasi dan kampanye dalam bentuk brosur, selebaran, pamflet, dan spanduk tampaknya kurang memberi pengaruh bagi para pemilih dalam Pemilu 2004 lalu. Bentuk sosialisasi dan metode pengenalan parpol selengkapnya terlihat dalam Tabel dibawah ini. Tabel 18. Media yang Paling Efektif Menyebarkan Informasi tentang Partai Politik Peserta Pemilu 2004 lalu Frequency Percent KAMPANYE 13 16.0 Televisi 35 43.2 Radio 4 4.9 Koran dan majalah 4 4.9 penyuluhan secara langsung tatap muka 21 25.9 Lainnya: Perkumpulan Pengajian 1 1.2 Tidak Menjawab 3 3.7 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Universitas Sumatera Utara

4. 7. Media Komunikasi Politik dan Kesiapan Memilih dalam Pemilu