7. Media Komunikasi Politik dan Kesiapan Memilih dalam Pemilu 8. Perubahan Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2004

4. 7. Media Komunikasi Politik dan Kesiapan Memilih dalam Pemilu

Komunikasi kampanye publik dapat sukses mencapai sasarannya, manakala ia berisikan konsep ”agenda” dan ”entitlement”, misalnya untuk memasarkan barang yang tertentu maka arah ”marketplace issues” yang seharusnya bergantung pada persepsi publik maka direfleksikanlah kedudukan isu agenda publik dengan advokasi yang dilakukan kelompok pendukung terhadap ”entitlement” pandangan kelompok penentang. Hubungan antara individu dan masyarakat adalah saling timbal balik, yang tidak dapat dijelaskan secara parsial. Penjelasan yang memungkinkan kita untuk dapat memahaminya mungkin terbantu melalui model-model yang kompleks yang memperjelas persepsi kita mengenai dunia namun tidak dapat menjelaskan sifat-sifat khusus individu. Dalam pelaksanaan pemilu 2004 lalu, ternyata tingkat kesiapan pemilih untuk menetapkan pilihannnya sebelum masuk kedalam bilik suara masih belum optimal, dimana hanya 67 orang 82,7 yang telah memiliki preferensi pilihan partai politik dan Caleg yang akan dipilih, sedangkan 14 orang 17,3 responden masih belum memiliki pilihan saat memasuki bilik suara, sehingga pilihannya dimungkinkan diarahkan tidak terkait dengan kecerdasannya, tetapi labih bersifat sporadik dan ‘gambling’. Universitas Sumatera Utara Tabel 19. Kesiapan Preferensi Responden Atas Partai Politik dan CALEG DPRD Karo yang akan Dipilih Sebelum sampai ke TPS pada Pemilu 2004 lalu Kesiapan Preferensi Pemilih Frequency Percent Sudah ada pilihan 67 82.7 Belum ada pilihan 14 17.3 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Tabel 20. Alasan Responden Merasa tidak siap dengan Pilihan saat ke TPS pada Pemilu 2004 lalu Alasan Frequency Tidak tahu partai yang akan dipilih 12 Tidak tahu nama yang akan dipilih 1 Lainnya 2 Tidak terlalu menyukai masalah politik 1 Total 16 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008

4. 8. Perubahan Perilaku Pemilih dalam Pemilu 2004

Perubahan pola perilaku pemilih dari pemilih tradisional menuju modern ini mengisyaratkan bahwa sebagian besar responden mulai lebih cerdas dalam menjatuhkan pilihannya. Dalam artian, mereka tidak ingin lagi seperti membeli kucing dalam karung dan hanya tertarik dengan pesona-pesona dan kharisma pemimpin Parpol. Tampaknya peran ‘tokoh’ mulai tergantikan oleh platform atau program parpol. Ini mudah dipahami, karena dengan kebebasan informasi sekarang, citra tokoh pemimpin dan pemimpin kharismatik tidak lagi ‘sesempurna’ masa silam, Universitas Sumatera Utara karena dengan mudah citra itu akan berubah, jika kebusukan politik atau skandal pribadinya diungkap pers. Ditambah lagi, kharisma pemimpin ternyata tidak menjadi garansi dalam melakukan perubahan, yang dianggap sebagian responden semakin menurun. Perubahan pola perilaku pemilih ‘tradisional’ menuju ‘rasional’ ini sebenarnya merupakan peluang bagus yang harus dimanfaatkan parpol pendatang baru. Ini bisa disiasati dengan menawarkan program partai yang lebih rasional dan operasional dan berdampak langsung kepada masyarakat. Retorika-retorika yang sering disampaikan pada masa kampanye silam sudah saatnya dirubah dengan logika- logika yang dikemas dalam program parpol yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat; seperti skenario penanggulangan pengangguran, pertumbuhan dan keadilan ekonomi, akses pada pelayanan publik dengan indikator- indikator yang lebih terukur. Kampanye monolog perlu disiasati dengan dialog. Yang tak kalah penting adalah menawarkan caleg-caleg yang lebih kritis dan memiliki integritas yang baik. Perilaku pemilih dapat dilihat dari preferensi pilihannya, yang bersumber dari beragam varibel yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Berdasarkan paparan tabel 21. dibawah ini tampaknya para responden sebagai konstituen termasuk cerdas dalam memberikan suaranya pada partai politik dan calon legislatif pilihannnya, dimana tergambar pada pendapat 50 orang 61,7 responden yang menyatakan program partai dan adanya 42 orang 51,9 responden yang Universitas Sumatera Utara menilai bahwa kinerja calon legislatif sebelum Pemilu 2004 sebagai preferensi utamanya. Sedangkan faktor lain yang mendukung pilihan dari responden terhadap partai politik dan Caleg dalam Pemilu 2004 lalu adalah informasi dari orang yang dekat dengan responden 46,9 dan asal partai politik Caleg 45,7 . Selengkapnya mengenai gambaran preferensi yang mempengaruhi pilihan responden penelitian ini dalam Pemilu tahun 2004 lalu, dapat dianalisis dari tabel 20. berikut ini. Tabel 21. Faktor yang Menyebabkan BapakIbu memilih Anggota DPRD Kabupaten Karo pada Pemilu tahun 2004 lalu No Faktor Menjadi pertimbangan Tak menjadi pertimbangan Belum Siap 1. Jenis kelamin calon 21 25,9 46 56,8 14 17,3 2. Agama calon 27 33,3 40 49,4 14 17,3 3. Asal suku bangsaetnik calon 13 16,0 54 66,7 14 17,3 4. Asal partai politik 37 45,7 29 35,8 15 81,5 5. Program yang diajukan calon 50 61,7 16 19,8 15 81,5 6. Kampanye yang dilakukan Calon 28 34,6 39 48,1 14 17,3 7. Pembicaan pribadi langsung dengan yang dilakukan Calon sebelum Pemilu 33 40,7 34 42,0 14 17,3 8. Kinerja Calon pada Pemilu 1999 lalu 42 51,9 25 30,9 14 17,3 9. Bantuan Uang yang diterima dari Calon 6 7,4 61 75,3 14 17,3 10. Bentuk bantuan lain yang diterima dari Calon 5 6,2 62 76,5 14 17,3 11. Tema Kampanye Parpol 31 38,3 33 40,7 17 21,0 12. Informasi dari Orang lain Keluarga, Teman, Kerbat, dll 38 46,9 29 35,8 17 21,0 13. Pemberitaan Media KoranTVMajalah 27 33,3 39 48,1 15 18,5 14. Lainnya, Sebutkan 1. Adanya hubungan keluarga 2. Usia dan pendidikan calon Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Dalam hal menetapkan Partai Politik yang dipilihnya dalam Pemilu 2004 lalu, tampaknya ada perubahan perilaku pemilih Kabupaten Karo, melihat hasil perbedaan perolehan suara dari partai politik dibandingkan Pemilu 1999 lalu. Kalau pada Pemilu sebelumnya 1999 PDIP merupakan mayoritas pemilik kursi di DPRD Karo, maka Universitas Sumatera Utara pada Pemilu 2004 ternyata suara PDIP menurun, dan suara pemilih menyebar sehingga alokasi kursi DPRD didapatkan oleh 12 Partai Politik peserta Pemilu 2004 lalu. Penurunan perolehan kursi cukup mengejutkan, dan diperkirakan akan berlanjut pula pada Pemilu 2009 nanti. Temuan lain yang juga mengejutkan adalah banyaknya responden yang mengaku belum tidak ingat partai yang dipilihnya pada Pemilu 2004 lalu 8 orang atau 9,8 dan masih merahasiakan pilihannya 23,5 pada Pemilu 2004 lalu. Tabel 22. Komposisi Anggota DPRD Karo Periode 2004 – 2009 Berdasarkan Partai Politik dan Daerah Pemilihan Hasil Pemilu Tahun 2004 No. Nama Partai Dapil I Dapil II Dapil III Dapil IV Dapil V Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Partai Golkar Partai Demokrat PDI-P PBSD PDS PAN Partai Patriot Pancasila PNI Marhaenisme PKPI PKB Partai PDK Partai PIB 1 - 1 - 1 1 1 - - - 1 - 2 1 2 - - 1 1 - - 1 - - 1 - 3 - 1 - - - 1 - 1 1 2 - 3 - - - 1 1 - - - - - - 2 1 - - 1 1 - - 1 - 6 1 11 1 2 2 4 2 1 1 3 1 Jumlah 6 8 8 7 5 35 Sumber: Kabupaten Karo Dalam Angka tahun 2008, BPS Catatan: Anggota DPRD Perempuan, PDI-P 1 orang, PDS 1orang, PKPI 1 orang, Partai PDK 1orang Selanjutnya kalau kita perhatikan sebaran pilihan responden penelitian ini pada partai politik dalam Pemilu 2004 lalu, meskipun PDIP memperoleh kursi yang paling banyak di DPRD Karo, ternyata Kecamatan Berastagi khususnya desa Sempajaya bukanlah salah satu kantong perolehan suara dari PDI-P tahun 2004 lalu, Universitas Sumatera Utara tetapi justru merupakan desa lumbug suara Partai Demokrat. Sebaran partai politik pilihan responden pada Pemilu 2004 lalu seperti terlihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 23. Partai Politik yang dipilih Responden pada Pemilu 2004 lalu Partai Politik Kecamatan Total Berastagi Kaban Jahe PDIP 12 6 18 Partai Golkar 2 2 4 PPP 1 1 Partai Demokrat 16 4 20 PAN 1 2 3 Partai Keadilan Sejahtera PKS 1 1 PDS Partai Damai Sejahtera 1 1 2 Rahasia 10 9 19 Tidak jawab 1 1 lainnya 7 5 12 Total 51 30 81 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Gejala yang sama akan terjadi pula, melihat gambaran sebaran pilihan responden penelitian ini untuk partai politik pada Pemilu 2009 nanti, dimana pilihan responden bergerser dan akan lebih besar kecenderungannya kepada Partai Demokrat, yang selengkapnya dapat dilihat dibawah ini. Universitas Sumatera Utara Tabel 24. Partai Politik yang Dipilih Responden pada Pemilu 2009 nanti Kecamatan Total Berastagi Kaban Jahe PDIP 4 3 7 Partai Demokrat 9 3 12 PPP 1 1 2 PKB 1 1 Rahasia 11 6 17 belum punya pilihan 18 14 32 tidak akan memilih 1 1 tidak tahu 4 1 5 Partai lainnya 3 1 4 51 30 81 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Universitas Sumatera Utara Tabel 25. Perolehan Suara Partai Politik di Kecamatan Berastagi dan Kabanjahe dalam Pemilu 2004 No. Nama Partai Jumlah Suara Dapil Karo I Kec. Kabanjahe Dapil Karo II Kec. Berastagi Total Kabupaten Karo 1. PNI Marhaenins 2. PBSD 3. PBB 4. Partai Merdeka 5. PPP 6. Partai PDK 7. Partai PIB 8. PNBK 9. Partai Demokrat 10. PKPI 11. PPDI 12. PPNU Indonesia 13. PAN 14. PKPB 15. PKB 16. PKS 17. PBR 18. PDIP 19. PDS 20. Partai Golkar 21. Partai Patriot Pancasila 22. PSI 23. PPD 24. Partai Pelopor 827 800 257 896 254 1.024 474 583 943 236 553 573 1.142 386 363 405 87 4.529 1.683 4.095 2.664 62 614 788 436 214 824 544 125 503 237 292 2.103 125 155 31 379 90 1.202 508 90 2.672 924 3.729 1.387 33 50 65 5.612 2.262 2.032 1.527 1.662 5.783 3.725 6.260 8.055 2.252 2.991 608 4.832 1.607 4.764 2.319 821 48.992 10.666 26.100 8.635 783 2.068 3.884 Jumlah 24.238 16.558 158.510 Sumber: Daftar Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara Anggota DPRD Karo Pemilu 2004, KPU Kab. Karo 4. 9. Partai Politik Pilihan Responden dalam Pemilu 2004 Dalam menggolongkan partai politik, dapat dikenali dari platform dan visi misinya. Terkait dengan pernyataan ini Eep Saefulloh 2003 menggolongkan partai politik yang menjadi peserta pemilu pasca era reformasi politik di Indonesia pada tiga karakter yaitu nasionalis, religius dan nasionalis regilius. Selain itu, penggolongan partai politik modern dapat dimasukkan dalam partai kader dan partai massa. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan paparan tersebut, manakala dihubungkan kelompok usia responden penelitian ini, ternyata kelompok pemilih usia muda 20 – 40 tahun lebih terbuka dalam menyampaikan partai politik pilihannya dimana dalam Pemilu 2004 lebih condong pada partai nasionalis yaitu PDIP 9 orang, Partai Demokrat 15 orang, dan Partai Golkar 2 orang. Sedangkan kelompok usia 40 tahun keatas bersikap lebih tertutup, karena sebagian besar masih menyimpan secara rahasia partai politik pilihannya dalam pemilu 2004 lalu. Tabel 26. Partai Politik yang Dipilih Berdasarkan Usia Responden pada Pemilu 2004 Nama Partai Usia Responden Total 20 – 40 tahun 41- 60 tahun 60 tahun 2.00 PDIP 9 8 1 18 Partai Golkar 2 2 4 PPP 1 1 Partai Demokrat 15 4 1 20 PAN 3 3 Partai Keadilan Sejahtera PKS 1 1 PDS Partai Damai Sejahtera 2 2 Rahasia 13 6 19 Tidak jawab 1 1 lainnya 2 8 2 12 Total 45 32 4 81 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Sebagai manusia yang rasional dan sekaligus emosional, terdapat berbagai faktor yang melatarbelakangi seseorang menjatuhkan pilihan politiknya. Secara sederhana dapat dikatakan, seseorang menjatuhkan pilihan berdasarkan pertimbangan rasional. Kendati demikian, alasan-alasan emosional juga berperan. Universitas Sumatera Utara Demikian halnya, ketika dikaitkan hubungan antara agama yang dianut responden penelitian ini, ternyata untuk pemilih beragama Kristen Prostestan cenderung memberikan suaranya pada Pemilu 2004 lalu pada PDIP dan Partai Golkar. Sedangkan untuk pemilih beragama Islam, gambaran pilihannya adalah pada partai nasionalis dan nasionalis religius, yaitu Partai Demokrat, PAN dan PKS. Sedangkan untuk pemilih beragama Katolik dan Budha, maka partai politik pilihannya adalah pada partai berplatform terbuka diantaranya PDI-P dan Partai Golkar. Selengkapnya sebaran pilihan partai politik menurut pilihan responden dalam Pemilu 2004 lalu dapat dilihat dalam tabel di bawah ini. Tabel 27. Partai Politik yang Dipilih Berdasarkan Agama Responden pada Pemilu 2004 Nama Partai Agama yag dianut Total Islam Protestan Katolik Budha Islam PDIP 3 11 4 18 Partai Golkar 3 1 4 PPP 1 1 Partai Demokrat 15 3 1 1 20 PAN 3 3 Partai Keadilan Sejahtera PKS 1 1 PDS Partai Damai Sejahtera 1 1 2 Rahasia 9 4 2 4 19 Tidak jawab 1 1 lainnya 5 5 1 1 12 Jumlah 38 27 9 7 81 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Manakala dikaitkan latar belakang kesukuan responden dengan pilihan politiknya, ternyata responden bersuku Karo, Toba, Simalungun lebih menyukai Universitas Sumatera Utara mengarahkan pilihannya kepada partai politik nasionalis dan terbuka, diantaranya PDIP, Partai Golkar, dan Partai Demokrat. Sedangkan untuk pemilih dengan suku Jawa, Minang dan Mandailing lebih mengarahkan pilihan politiknya dalam Pemilu 2004 lalu dengan memberikan suaranya pada Partai Demokrat, PAN dan PPP. Untuk pemilih bersuku Cina dan India, lebih tertutup atas pilihan politikny, meskipun ada juga yang menyatakan lebih menyenangi memilih partai politik nasionalis dan terbuka, seperti Partai Golkar. Tabel 28. Partai Politik yang Dipilih Berdasarkan Suku Responden pada Pemilu 2004 Nama Partai Suku bangsa Total Karo Toba Manda -iling Simalungun Jawa Cina Minang Lainnya PDIP 11 3 3 1 18 Partai Golkar 2 1 1 4 PPP 1 1 Partai Demokrat 4 2 1 9 1 2 1 20 PAN 1 2 3 Partai Keadilan Sejahtera PKS 1 1 PDS Partai Damai Sejahtera 2 2 Rahasia 7 1 1 4 4 1 1 19 Tidak jawab 1 1 lainnya 9 1 1 1 12 Jumlah 36 4 5 5 16 7 6 2 81 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 4. 10. Media Komunikasi dan Partai Politik Pilihan dalam Pemilu 2004 Dalam memikat pemilih, ternyata kontrak politik tidak cukup untuk meyakinkan untuk loyalitas pilihan. Karena itu, komunikasi politik dengan menggunakan beragam metode dan media merupakan alternatif yang paling realistis. Universitas Sumatera Utara Penelitian ini memperlihatkan hasil yang relevan dengan ikhtiar tersebut, dimana para pemilih ternyata lebih banyak yang terpengaruh oleh media TV untuk memberikan suaranya baik untuk 10 orang responden yang masih merahasiakan pilihannya, maupun bagi 7 oran responden yang memilih PDIP, 2 orang mempercayai Partai Golkar, dan 6 orang yang sudah memberikan suaranya pada Partai Demokrat dalam Pemilu 2004 lalu. Selain itu. Kedekatan pemilih dengan pengurus parpol dan Caleg yang terbingkai dari relasi sosial yang intens melalui tatap muka langsung menjadi media yang efektif terhadap tingkat pengenalannya pada Parpol dan Caleg, sehingga 5 orang memilih PDIP, 1 orang mencoblos Partai Golkar, dan 8 orang menyalurkan suaranya pada Partai demokrat. Selain itu, kampanye juga merupakan media komunikasi politik yang mampu mempengaruhi responden penelitian ini yang menjadi pemilih dalam Pemilu 2004 lalu, terbukti dari pengakuan 4 orang yang memilih PDIP, 1 orang memilih PPP, 1 orang memilih PAN, dan 3 orang yang memilih Partai Politik yang dirahasiakannya. Selain itu, peran radio dan media cetak juga dapat mempengaruhi pilihan konstituen dari DPRD Karo dalam Pemilu tahun 2004 lalu, dimana terdapat 2 orang yang menyatakan memilih PDIP karena pengenalannya pada partai tersebut dari informasi yang diperolehnya dari media cetak dan radio lokal. Hal tersebut juga diakui oleh 2 orang responden yang memilih Partai Demokrat, 1 orang Partai Golkar, dan 2 orang yang merahasiakan parpol pilihannya dalam Pemilu 2004 lalu. Universitas Sumatera Utara Tabel 29. Hubungan antara Media Komunikasi Politik dengan Partai Politik Pilihan dalam Pemilu 2004 Nama Partai Media Komunikasi Politik Pemilu 2004 KAMPAN YE Televisi Radio Koran dan majalah Penyuluhan langsung tatap muka lainnya PDIP 4 7 1 1 5 4.9 8.6 1.2 1.2 6.2 .0 Partai Golkar 2 1 1 .0 2.5 1.2 .0 1.2 .0 PPP 1 1.2 .0 .0 .0 .0 .0 Partai Demokrat 2 6 1 1 8 2 2.5 7.4 1.2 1.2 9.9 2.5 PAN 1 2 1.2 2.5 .0 .0 .0 .0 Partai Keadilan Sejahtera PKS 1 .0 .0 .0 .0 1.2 .0 PDS Partai Damai Sejahtera 1 1 .0 1.2 .0 .0 1.2 .0 Rahasia 3 10 1 1 2 2 3.7 12.3 1.2 1.2 2.5 2.5 Tidak jawab 1 .0 .0 .0 1.2 .0 .0 lainnya 2 7 3 2.5 8.6 .0 .0 3.7 .0 13 35 4 4 21 4 16.0 43.2 4.9 4.9 25.9 4.9 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Tabel 30. Symmetric Measures Value Asymp. Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig. Interval by Interval Pearsons R -.054 .106 -.483 .631c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation -.047 .109 -.416 .679c N of Valid Cases 81 a Not assuming the null hypothesis. b Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c Based on normal approximation. Universitas Sumatera Utara

4. 11. Penilaian Kinerja Parpol dan DPRD Karo Hasil Pemilu 2004