yang aktif dalam masyarakat, yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada menguasai kekuasaan pemerintahan dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan
rakyat, dengan beberapa kelompok lain yang mempunyai pandangan berbeda-beda. Dengan demikian partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan
kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang
lebih luas. Pengertian partai politik dapat pula mengggambarkan basis sosiologis suatu
partai yaitu ideologi dan kepentingan yang diarahkan pada usaha-usaha untuk memperoleh kekuasaan, seperti pandangan Mark Hagopian dalam Amal, 1988 yang
merumuskan partai politik sebagai suatu organisasi yang dibentuk untuk mempengaruhi bentuk dan karakter kebijaksaan publik dalam kerangka prinsip-
prinsip dan kepentingan ideologis tertentu melalui praktek-praktek kekuasaan secara langsung atau partisipasi rakyat dalam pemilihan.
2. 5. Fungsi Partai Politik
Pada dasarnya fungsi partai politik berbentuk representasi perwakilan, konversi dan agregasi, integrasi partisipasi, sosialisasi, mobilisasi, persuasi, represi,
rekrutmen, dan pemilihan pemimpin, pertimbangan-pertimbangan dan perumusan kebijaksanaan, serta kontrol terhadap pemerintah. Representasi merupakan ekspresi
dan artikulasi kepentingan di dalam dan melalui partai. Fungsi representasi ini
Universitas Sumatera Utara
menggambarkan partai sebagai sarana atau institusi yang dapat mengekspresikan kepentingan-kepentingan secara langsung dari kelompok, kelas, dan golongan
masyarakat tertentu yang merupakan basis pendukungnya. Tapi yang paling kerap dilakukan oleh partai di Indonesia sekarang ini partai berperan sebagai perantara
brokerage yang terjadi karena adanya beda kepentingan dan pendapat dicapai secara kompromi.
Konversi dan agregasi merupakan varian dari fungsi representasi dan perantara. Konversi dan agregasi diartikan manakala partai dapat melakukan
transformasi dari bahan-bahan mentah politik berupa kepentingan dan tuntutan menjadi kebijaksanaan dan keputusan. Sosialisasi adalah proses, dimana kumpulan
norma-norma, nilai-nilai, pandangan, ideologi dari partai dan sistem politik ditansmisikan ditularkan kepada orang-orang yang lebih muda. Mobilisasi adalah
variasi ekstrem dari sosialisasi, yaitu partai berusaha memasukkan secara cepat sejumlah besar orang yang sebelumnya berada diluar sistem, termasuk yang apatis,
terasing, tidak tahu-menahu, tidak tertarik, takut, ke dalam sistem untuk mengamankan kepentingan dan dukungan massa. Partisipasi terletak diantara
sosialisasi dan mobilisasi yang berarti partai terbuka untuk semua pihak sebagai medium ekspresi kepentingan dan partisipasi untuk memilih pemimpin, menetapkan
kebijaksanaan dan sikap. Keberhasilan sosialisasi merupakan paskakondisi partisipasi.
Universitas Sumatera Utara
Persuasi merupakan kegiatan partai yang dikaitkan dengan pembangunan dan pengajuan usul-usul kebijaksanaan agar memperoleh dukungan seluas mungkin bagai
kegiatan-kegiatan tersebut. Semua media komunikasi bebas untuk digunakan oleh semua partai dengan tujuan dapat mengajukan pendapat secara bebas pula. Represi
merupakan kebalikan dari persuasi, dimana partai melalui pemerintah atau secara langsung mengenakan sanksi kepada anggota atau bukan, mengendalikan asosiasi dan
partai lain, membentuk pikiran dan loyalitas anggota dengan cara tidak mengijinkan adanya oposisi, dan menghukum pihak oposisi dan pembangkang. Partai yang
cenderung melakukan mobilisasi biasanya berkaitan dengan tindakan represi ini. Rekrutmen pengertian luas bukan hanya pendaftaran, seleksi dan penetapan anggota
partai termasuk juga latihan training dan persiapan untuk kepemimpinan yang terbuka untuk masyarakat untuk menduduki posisi dalam partai, legislatif dan
pemerintahan. Fungsi partai lain adalah membuat pertimbangan untuk berbagai perumusan
kebijaksanaan yang dilakukan melalui berbagai kesempatan yang melibatkan partai politik secara langsung ataupun tidak sehubungan dengan kepentingan dan tuntutan
dari masyarakat, anggota partai maupun partai lainnya. Selain itu, fungsi kontrol merupakan ukuran sikap partai tersebut manakala merupakan kekuatan politik
terbesar atau bukan yang membangun pemerintahan dan struktur legislatif. Tetapi bagaimanapun komposisinya dalam pemerintahan dan legislative, seharusnyalah
partai melakukan kontrol terhadap aktivitas pemerintah yang dilakukan setiap waktu,
Universitas Sumatera Utara
yang akhirnya menunjukkan dukungannya terhadap pemilihan pemimpin pemerintahan dan legislative. Selanjutnya, Miriam Budiarjo 1998 menyatakan
bahwa untuk negara demokratis, bahwa salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana komunikasi politik.
2. 6. Komunikasi Politik