3. Kepemilikan Dan Akses Responden Terhadap Media Komunikasi

42 orang 51,85 memilik penghasilan dibawah Rp 1 juta, 19 orang 23,45 memiliki penghasilan sedang yaitu Rp. 1.000.001 -Rp. 1. 500.000,- . Sedangkan lainnya termasuk berpenghasilan tinggi yaitu diatas Rp. 1.500.000,- yang berjumlah 14 orang 17,3 , dan tidak memiliki pengghasilan sama sekali karena masih sekolah dan tanggungan dari anak-anaknya. Tabel 10. Komposisi Responden Berdasarkan Rata-rata Pendapatan Perbulan Kelompok Penghasilan Frequency Percent Dibawah Rp. 500.000,- 7 8.6 Rp. 500.000 - Rp. 700.000 16 19.8 Rp. 700.001 - Rp. 1.000.000 19 23.5 Rp. 1.000.001 - Rp. 1.200.000 8 9.9 Rp. 1.200.001 - Rp. 1.500.000 11 13.6 Diatas Rp. 1.500.000 14 17.3 Total 75 92.6 Tidak ada pendapatan 6 7.4 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008

4. 3. Kepemilikan Dan Akses Responden Terhadap Media Komunikasi

Media massa dan elektronik merupakan instrumen transfer informasi pengetahuan, hiburan, berita, maupun nilai-nilai sosial budaya, ekonomi dan politik yang dapat dikenali dari pesan visual dan audiovisual. Berdasarkan kepemilikannya maka 71 responden 87,7 ternyata di rumahnya telah ada televisi, dan 55 responden 67,9 menyatakan radio terdapat ditempat tinggalnya. Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Kepemilikan Responden Atas TV dan Radio Jenis media audiovisual F Ada TV: ya 71 87.7 tidak 9 11.1 Ada Radio: ya 55 67.9 tidak 25 30.9 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 Selain itu, untuk menambah sumber referensi responden dalam prilaku sosial, budaya, ekonomi dan politiknya ternyata membaca koran, majalah, dan sumber bacaan lainnya. Membaca, menonton TV, dan mendengar radio merupakan aktivitas pendukung utama bagi masyarakat untuk memperoleh beragam informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam meningkatkan kualitas prilaku dan referensi pilihan. Terkait dengan pernyataan tersebut, selain menonton TV dari berbagai stasiun TV swasta dan nasional, serta mendengar radio dengan frekuensi FM dan AM yang ada di Berastagi dan Kabanjahe, tampaknya responden juga menambahkan bobot prilakunya sehari-hari termasuk untuk partisipasi politik dan pilihan politiknya dengan membaca koran, majalan, dan media cetak lainnya dengan cara berlangganan di rumah menurut 16 orang responden 19,8 , membaca media cetak yang tersedia di kantor atau tempat aktivitas menurut 6 orang 7,4, dan dengan membeli media secara eceran setiap hari maupun hari-hari tertentu saja menurut 12 orang responden 27,2 . Meskipun demikian, bagi 22 orang responden 27,2 diantaranya mereka yang telah berusia lanjut, buta huruf, atau bagi petani dan responden yang menghabiskan waktunya Universitas Sumatera Utara untuk mencari “makan” ternyata tidak membaca media cetak, dan menyatakan lebih terbantu oleh beragam tayangan TV dan siaran radio. Selengkapnya mengenai gambaran prilaku responden dalam membaca media cetak dapat dilihat dalam tabel berikt ini. Tabel 12. Prilaku Responden dalam Membaca Koran dan Majalah Tipe akses membaca media cetak Frequency Percent Koran: ya, berlangganan di rumah 16 19.8 ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas 6 7.4 ya, membaca di warung 25 30.9 ya, membaca eceran hari-hari tertentu 12 14.8 tidak membaca 22 27.2 Total 81 100.0 Majalah: ya, berlangganan di rumah 6 7.4 ya, membaca di kantor atau tempat aktivitas 2 2.5 ya, membaca di warung 7 8.6 ya, membaca eceran hari-hari tertentu 16 19.8 tidak membaca 50 61.7 Total 81 100.0 Sumber: Diolah dari Kuesioner Penelitian, 2008 4. 4. Partisipasi Responden Dalam Organisasi Dan Politik