3. Prilaku Pemilih Komunikasi Politik Dan Preperensi Partai Politik Dalam Pemilu Tahun 2004: Studi Di Kabupaten Karo

kelompok dapat bersaing secara fair dan terbuka. Yang kalah dapat menerima kekalahan dengan kerelaan, menerima hasil pemilihan dengan besar hati, dan mentolerir keberadaan saingannya dalam posisi atau jabatan yang diperebutkan melalui pemilu. Kelompok yang kalah bisa menjadi oposisi yang setia; dan kesetiaan mereka ditujukan “… pada keabsahan fundamental negara dan pada proses demokrasi itu sendiri”. USIS: 17 Selanjutnya hasil Pemilu yang demokratis menggambarkan pemenang yang tidak meniadakan atau menindas kelompok yang dikalahkannya. Kelompok yang menang harus dapat mentolerir keberadaan dan mengakui peran-peran dari orang- orang atau kelompok-kelompok yang dikalahkannya. Untuk menciptakan suasana sedemikian maka pemilu harus dilaksanakan secara bebas, jurdil, dan akuntabel. Pemilihan umum berkala memungkinkan kelompok-kelompok yang kalah dan yang menang untuk kembali bersaing memenangkan mandat rakyat untuk memimpin atau memerintah pada periode berikutnya.

2. 3. Prilaku Pemilih

Beragam fenomena politik dapat dilihat dengan menggunakan pendekatan tingkah laku behavioral approach. Pendekatan ini bersumber dari premis yang menyatakan bahwa persoalan dasar organisasi politik dan pemerintah adalah tingkah laku warga negara. Universitas Sumatera Utara Salah satu aspek tingkah laku politik itu adalah tingkah laku pemilih, yang khusus membahas tingkah laku individual warga negara dalam hubungannya dengan kegiatan pemilihan umum. Persoalan ini menyangkut serangkaian kegiatan untuk membuat keputusan apakah memilih atau tidak memilih dalam pemilihan umum dan kalau memutuskan untuk memilih apakah memilih partai atau kandidat X ataukah partai atau kandidat Y. Persoalan memilih dan tidak memilih merupakan hak seorang warga negara. Di Indonesia hak memilih dikenal dengan hak pilih aktif yakni hak yang dimiliki seseorang untuk ikut dalam memberikan suara pada saat pemilihan umum. Memilih dan tidak memilih juga dapat dikatergorikan sebagai partisipasi politik sepanjang kegiatan itu dilakukan secara sadar. Untuk melihat bagaimana sikap masyarakat terhadap suatu partai politik, ataupun melihat kecenderungan seseorang untuk memilih salah satu partai politik yang ada, kita dapat melihatnya dari beberapa pendekatan. Adapun pendekatan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pendekatan Struktural Pendekatan ini menekankan bahwa kegiatan memilih terjadi dalam konteks yang lebih luas, seperti struktur sosial, sistem partai, peraturan pemilu, dan lain-lain. Dasar struktur sosial yang menjadi sumber pengkotakan politikk dapat berupa kelas sosial atau perbedaan-perbedaan majikan dengan buruh, desa-kota, bahasa dan nasionalisme. Partai Republik di Amerika, misalnya, basisnya adalah masyarakat industri dan kaum kapitalis, sementara Partai Demokrat berbasiskan petani. Universitas Sumatera Utara 2. Pendekatan Sosiologis Pendekatan ini melihat kegiatan memilih dalam keterkaitan individual dengan struktur sosial. Dapat dikatakan pilihan seseorang sangat dipengaruhi beberapa faktor seperti: demografi, jenis kelamin, kelas sosial, pendidikan, penghasilan, dan lain-lain. 3. Pendekatan Ekologis Pendekatan ini melihat bahwa faktor ekologis seperti daerah berpengaruh terhadap tingkah laku politik seseorang. Alat analisis yang diperlukan adalah statistik untuk melihat hubungan pemilih dengan perumahan penduduk, daerah atau keadaan alam desa-kota. 4. Pendekatan Psikologi Sosial. Pendekatan ini melihat faktor psikologis yang melatarbelakangi pilihan seseorang. Konsep yang ditawarkan adalah identifikasi partai. Konsep ini mengacu kepada proses pemilihan melalui mana seseorang merasa dekat dengan salah satu partai. Salah satu variabel yang banyak ditawarkan oleh pendekatan ini adalah identifikasi partai. Identifikasi partai ini diartikan sebagai perasaan yang dekat dan rasa memiliki dari seseorang kepada salah satu partai politik. 5. Pendekatan Rasional Pendekatan ini merupakan pinjaman dari konsep ilmu ekonomi, di mana pilihan kepartaian senantiasa didasarkan pada kalkulasi untung dan rugi. Universitas Sumatera Utara

2. 4. Partai Politik