6. Komunikasi Politik Komunikasi Politik Dan Preperensi Partai Politik Dalam Pemilu Tahun 2004: Studi Di Kabupaten Karo

yang akhirnya menunjukkan dukungannya terhadap pemilihan pemimpin pemerintahan dan legislative. Selanjutnya, Miriam Budiarjo 1998 menyatakan bahwa untuk negara demokratis, bahwa salah satu fungsi partai politik adalah sebagai sarana komunikasi politik.

2. 6. Komunikasi Politik

Untuk sampai pada definisi komunikasi politik, maka kita harus memahami terlebih dulu pengertian komunikasi dan politik secara terpisah. Dalam tataran makro, komunikasi menurut Littlejohn 2002:3 merupakan sesuatu yang disebarkan, penting, aspek yang kompleks dari hidup manusia. Komunikasi manusia melayani segala sesuatu, merupakan hal yang universal, sebuah proses interaksi kita dengan orang lain dalam bentuk pesan-pesan dari orang yang belum pernah kita ketahui, orang hidup, dan penyampai pesan yang dekat maupun jauh. Theodorson Theodorson mengartikan batasan komunikasi sebagai kegiatan transmisi informasi, ide-ide, sikap atau pernyataan emosional dari satu orang atau kelompok yang disampaikan ke pihak lain, terutama melalui simbol-simbol tertentu Ruslan, 2003:89. Jane Pauley dalam Liliweri: 2004: 7 menyatakan bahwa dalam definisi komunikasi ada tiga komponen yaitu; 1 transmisi informasi 2 transmisi pengertian, 3 menggunakan simbol-simbol yang sama. Esensi tematik komunikasi diantaranya adanya pengirim communicators , media saluran channels, pesan- pesan messages, penerima receivers, adanya pengaruh affected, saling Universitas Sumatera Utara hubungan mutually relationships, dan kadangkala berlanjut pada adaya saling aksi dalam bentuk kontak fisik, kerjasama dalam tindakan, dan atau sebaliknya efek dari komunikasi dapat menampakkan proses sosial yang bersifat kompetisi, akomodasi bahkan konflik. Dalam tataran mikro, maka komunikasi sesungguhnya merupakan penggunaan simbol-simbol dalam interaksi sosial. Pemikiran para teoritisi interaksionisme simbolik mendefinikan simbol sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya Sunarto: 2003:44. Makna atau nilai tersebut tidak berasal dari atau ditentukan oleh sifat-sifat yang secara instrinsik terdapat didalam bentuk fisik dari sesuatu itu. Menurut Herberth Blumer Sunarto: 2003:44 bahwa makna yang dipunyai sesuatu tersebut berasal atau muncul dari interaksi sosial antara seseorang atau sesamanya. Dari paparan tersebut diatas dapatlah dipahami bahwa komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam interaksinya dengan orang lain dalam kelompok, komunitas, organisasi, masyarakat dan pergaulan antar etnis dan bangsa. Komunikasi merupakan pembingkai hubungan antar personal, kelompok dan jejaring organisasi networking of organization. Komunikasi merupakan inti utama yang membangun prilaku individu dalam interaksinya dengan orang lain. Karena itu, interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang dikatakan verbal communications orang lain tetapi apa juga yang dilakukannya. Dalam hal ini, maka komunikasi non- verbal atau bahasa tubuh body language memiliki peran, dimana ekspresinya Universitas Sumatera Utara merupakan bentuk komunikasi yang paling klasik dipahami dalam sejarah interaksi antar individu dan kelompok-kelompok sosial. Mengartikan politik, sesungguhnya berada pada lingkup kajian yang berfokus pada kekuasaan, yaitu trias politika presiden dan kabinet, parlemen, kekuasaan kehakiman. Selain itu, politik mengandung makna akan hubungan kekuatan- kekuatan politik dalam bentuk kekuasaan dari institusi-instritusi yang ada, serta intinya tidak menyimpang dari esensi pemanfaatan dan permainan kekuasaan. Selain itu, dalam Riswandi 2009: 1-2 digambarkan definisi politik antara lain, bawha politik adalah relasi yang menghasilkan siapa memperoleh apa, kapan dan bagaimana. Tambahan, bahwa politik adalah proses pembagian nilai-nilai dan wewenang, atau cara-cara bagaimana memperoleh kekuasaan, memperagakannya, dan mempertahankannya. Disamping itu, politik dapat diartikan sebagai kegiatan mempengaruhi, tindakan yang diarahkan untuk mempertahankan atau memperluas tindakan laian, atau kegiatan orang secara kolektif yang mengatur perbuatan mereka dalam kondisi konflik. Politik dan komunikasi merupakan dua hal yang dapat saling terkait dalam suatu pembicaraan tentang kekuasaan, pengaruh, otoritaswewenang, dan konflik. Selain itu, mengartikan komunikasi politik, maka esensinya terkait dengan interaksi sosial dan konflik sosial. Nimno dalam Riswandi: 2009, 3 merumuskan komunikasi politik sebagai kegiatan yang bersifat politis atas dasar konsekuensi aktual yang mengatur prilaku manusia, dengan ruang lingkup komunikator politik, pesan—pesan Universitas Sumatera Utara politik, media komunikasi politik, dan akibat-akibat komunikasi politik. Kegiatan komunikasi politik bertujua untuk mengharmoniskan dan menjamin keberlanjutan sistem politik secara berkesinambungan yang akan mengayomi seluruh elemen dan anggota sistem politik tersebut. Selain itu Maswadi Rauf dalam Harun Sumarno; 2006, 3 menyebutkan bahwa komunikasi sebagai kegiatan politik merupakan penyampaian pesan-pesan yang bercirikan politik oleh aktor-aktor politik kepada pihak lain, dimana kegiatan komunikasi politik tersebut dapat bersifat empirik maupun ilmiah. Sedangkan Rusadi Kantaprawira dalam Harun Sumarno: 2006, 3 menyatakan komunikasi politik adalah untuk menghubungkan pikiran politik yang hidup dalam masyarakat, baik pikira intern golongan, instansi, asosiasi, ataupun sektor kehidupan politik pemerintah.

2. 7. Partisipasi Politik