Hak Asasi Manusia sebagai Acuan a l-Ma sla ha h a l-Ma q sûd a h

ccxv h a t i k a n Tabel 3: Kom parasi HAM Islam dan HAM Internasional

2. Hak Asasi Manusia sebagai Acuan a l-Ma sla ha h a l-Ma q sûd a h

HAM yang telah diuraikan di atas yang secara umum meliputi hak-hak sipol, hak-hak ekosob, dan hak-hak pembangunan, yang merupakan hak-hak individual dan kolektif, sangat sejalan dengan konsep m aqâsid al-Sy arî` ah. Keduanya HAM dan m aqâsid al- Sy arî` ah saling berkaitan secara erat, bahkan di antaranya integral. Secara sederhana m aqâsid al-Sy arî` ah, pada dasarnya, sebagai kerangka awal dan kerangka umum bagi HAM Islam, sedangkan HAM Internasional merupakan rumusan lanjutan yang lebih sistematis dan spesifik, dan telah dideklarasikan seperti dalam Deklarasi HAM Islam Kairo dan Paris. Ada beberapa alasan yang menjadikan HAM sebagai acuan al- Maslahah al-Maqsûdah. Pertam a, HAM internasional telah diakui dan diterima oleh negara-negara di dunia ini. Ini merupakan salah satu bentuk konsensus dunia modern. Realitas inilah yang menjadikan HAM tersebut punya posisi yang sangat penting di dunia. Kedua, universalitas HAM menjadikannya harus dilaksanakan, secara konsekuen, dalam setiap sendi kehidupan. Ketiga, pada dasarnya, ada ccxvi keselarasan antara HAM dengan m aqâsid al-Sy arî` ah, di mana yang kedua menjadi inspirasi HAM. Alasan-alasan di atas menunjukkan relevansi HAM dengan al- Maslahah al-Maqsûdah. Relevansi HAM menjadikan dirinya dijadikan sebagai salah satu pertimbangan atau acuan bagi metode al- Maslahah al-Maqsûdah. Berdasarkan pemikiran di atas, tampak jelas adanya relevansi antara metode al-Maslahah dengan HAM. Dengan kerangka pikir inilah, implementasi metode metode al-Maslahah lebih berorientasi pada pemenuhan HAM. Berdasarkan uraian terdahulu, tampak jelas adanya relevansi m aqâsid al-Syarî` ah dan HAM dengan metode al-Maslahah al- Maqsûdah . Maqâsid al-Sy arî` ah lebih berarti sebagai spirit atau nilai ideal yang dimaksudkan Tuhan dalam wahyu-Nya, sehingga meskipun telah diformulasikan oleh para ulama, sehingga menjadi produk manusia yang bersifat religius-transendental. Adapun HAM lebih merupakan produk akal manusia, yang lebih bersifat antroposentris. Dengan demikian, terjadi keseimbangan equiblirum , balance antara m aqâsid al-Syarî` ah dan HAM. Atas dasar inilah, keduanya menjadi relevan dijadikan sebagai paradigma al-Maslahah al-Maqsûdah. Relevansi al-Maslahah al-Maqsûdah dengan m aqâsid al- Sy arî` ah dan HAM Internasional menjadi semakin jelas ketika diimplementasikan ke dalam masalah-masalah hukum kontemporer. Implementasi al-Maslahah al-Maqsûdah tersebut menggunakan penerapan yang seimbang antara hak-hak individu, yang lebih ditekankan dalam HAM Internasional, dan hak-hak kolektif yang lebih ditekankan dalam m aqâsid al-Syarî` ah atau HAM Islam. Demikian ini akan diuraikan dalam pembahasan selanjutnya Bab IV. ccxvii

BAB IV IMPLEMEN TASI METOD E AL-M ASLAH AH AL-M AQSÛ DAH

DALAM MENGHADAPI MASALAH-MASALAH HUKUM KONTEMPORER Metode al-Maslahah al-Maqsûdah, sebagimana telah disebutkan dalam bagian terdahulu, dapat diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan terkait dengan aspek hukum, baik bidang hukum ibadah, maupun muamalah, yang meliputi perdata, dan pidana. Masalah-masalah hukum yang masih kontroversial dikaji di sini dengan metode al-Maslahah al-Maqsûdah. Dalam bidang hukum ibadah dikaji zakat include dalam pajak, zakat perusahaan, dan zakat perkebunan. Sedangkan dalam bidang hukum perdata yang dikaji perkawinan beda agama, dan warisan beda agama. Adapun dalam masalah yang terakhir, bidang hukum pidana, dikaji eksekusi hukum potong tangan bagi terpidana korupsi, eksekusi mati bagi tindak pidana terorisme, dan eksekusi mati bagi pelaku tindak pidana kejahatan narkotika.

A. Bidan g H ukum Ibadah

1. Zakat In clud e dalam Pajak

Zakat secara lughaw î berarti berkembang dan bertambah. Sedangkan zakat menurut syara` , pengertian secara sederhana, adalah haqq yang wajib dikeluarkan dalam harta. 40 4 404 Pengertian zakat menurut terminologi, secara lebih luas, banyak dikemukakan dalam berbagai mazhab, misalnya menurut Hanafiyyah, zakat adalah memberikan milik terhadap sebagian dan dari harta yang tertentu kepada seseorang yang tertentu pula m ustahiqq al-zakâh, yang ditentukan Syâri` karena mencari rida Allah. Definisi yang sederhana dikemukakan Syâfi` iyyah, bahwa zakat adalah nama bagi sesuatu yang dikeluarkan dari harta atau jiwa menurut