Segm en in dividu

clxxiv Pengembangan pengertian m aslahah m aqâsid al-Syarî` ah tersebut, misalnya, dilakukan oleh Jamâl ` Âtiyyah pemikir progresif. ` Atiyyah memperjelas segmen m aslahah m aqâsid al-Syarî` ah menjadi empat macam: segmen individu دﺮ ا لﺎ , m ajâl al-fard, segmen keluarga لﺎ ةﺮ ا, m ajâl al-usrah, segmen umat ﺔ ا لﺎ , m ajâl al-um m ah, dan segmen kemanusiaan نﺎ ا لﺎ , m ajâl al-insân. 311 Keempat segmen di atas diuraikan secara berurutan, dari segmen individu, segmen keluarga, segmen umat, hingga segmen kemanusiaan.

a. Segm en in dividu

Bidang ini meliputi lima macam: melindungi jiwa hifz al- nafs ; akal; keberagamaan al-taday y un; kehormatan al-` ird; dan harta al-m âl. Pertam a, melindungi jiwa atau kehidupan. Maksudnya adalah melindungi jiwa dari kerusakan total, dan melindungi organ- organ tubuh dari kerusakan, yaitu anggota-anggota tubuh yang rusaknya akan berakibat rusaknya manfaat pada kehidupan. Perusakan terhadapnya merupakan kesalahan yang berakibat diy at ganti rugi total. Inilah yang disebut hak hidup dan kehormatan tubuh haqq al-hay âh w a hurm at al-jism . 312 Kedua , melindungi akal aktivitas berpikir. Akal dipandang sebagai perbuatan, dan bukan sebagai organ tubuh. Organ tubuh adalah 311 Lihat ` Atiyyah, Nahw a Taf` îl, h. 139. 312 Hifz al-nafs ini direalisasikan dengan cara-cara: a. memenuhi rasa aman dari ancaman musuh; b. memenuhi kebutuhan jiwa terhadap segala keperluan tubuh: makanan dan minuman, pakaian, tempat tinggal, dan menjaga dari berbagai penyakit dan segala yang mengancam kehidupan, seperti kebakaran, tenggelam, serta mengobati segala penyakit yang menimpa tubuh. Semua itu adalah sarana yang menjadikan sempurnanya perlindungan jiwa, sehingga sarana itu menempati posisi tujuan mendasar primer; c. perlindungan jiwa itu juga dengan memenuhi kebebasan individual al-hurriyah al-syakhsiyyah, kemuliaan atau kehormatan manusia al- karâm ah , sebagai perwujudan pemuliaan Allah kepada manusia sebagai makhluk yang mulia dibandingkan hewan, sebab manusia bukan saja makhluk yang bersifat fisik atau jasmani saja, namun juga makhluk maknawi, ruhani. Perlindungan manusia itu dengan cara melindungi semua elemen ini, yang juga menempati posisi tujuan primer. clxxv otak dan pancaindera serta jaringan otot bagi tegaknnya hubungan antara pancaindera dan otak. 313 Ketiga , melindungi keberagamaan hifz al-tadayyun. Maksudnya adalah melindungi keberagamaan seseorang dan bukan wujud agama itu sendiri. Berdasarkan pengertian ini tujuan melindungi keberagamaan seseorang ditempatkan setelah melindungi jiwa dan akalnya. Urutan ini berdasarkan tinjauan bahwa pertama-tama yang wajib adalah melindungi jiwa yang menjadikan tegaknya perbuatan manusia, lalu melindungi akal yang menjadikan manusia mendapatkan taklîf , kemudian melindungi keberagamaan. Keem pat , melindungi kehormatan hifz al-` ird. 314 Maksudnya adalah menjaga kehormatan manusia dari kemerosotan harga diri dan kemuliaannya, baik dalam diri sendiri, orang tuanya, dan orang yang menjadi tanggung jawabnya, menjaga tempat yang pantas mendapatkan pujian atau penghargaan dan sebaliknya, yakni mengindarkan caci maki terhadapnya, atau menjaga sesuatu yang layak dibanggakan, berupa pekerjaan dan kedudukan mulia, juga terkadang diartikan untuk menjaga orang tua, nenek moyang, dan 313 J adi yang dimaksud dengan melindungi akal adalah: a. Melindungi keselamatan otak, panca indera, dan jaringan otot, serta menjauhi sesuatu yang merusaknya, seperti segala yang memabukkan dan membahayakan, serta mengobati penyakit yang menyerangnya baik penyakit psikologi, penyakit jaringan tubuh, dan penyakit akal; b. Melindungi aktivitas akal, berpikir, berekspresi, yang tidak terbatas pada persoalan akidah dan ibadah, namun juga apa yang disebut dalam istilah pendidikan kontemporer sebagai pengajaran fundamental al-ta` lîm al-asasî yang merupakan kewajiban individual fard ` ain; c. Demikian juga menjauhi perilaku yang menghantarkan berkurangnya aktivitas akal atau mempengaruhi aktivitas itu, seperti mengikuti hawa nafsu dan taklid buta al-taqlîd al-a` m â, debat kusir, dan kesombongan yang menafikan esensi berpikir ilmiah; d. J uga memenuhi bidang yang menjadi objek bersama antara melindungi akal dan melindungi harta, terwujud dalam mencari ilmu pengetahuan dan keahilian khusus untuk memakmurkan bumi, mencari rizki dalam lapangan profesi dan keahilan yang termasuk dalam kewajiban kolektif fard kifâyah; e. Mendorong anjuran al-Qur’ân agar menjadikan akal sebagai karakteristik naluriah kam alakah fitriy y ah; f. Untuk menguji kemampuan akal melaksanakan tugas luhur, yaitu penaraan ilmiah, penalaran induksi, dan sejarah yang dapat mencapai pada preposisi mayor, maka disyariatkan ibadah akal: berpikir, merenung, berdzikir, meneliti, dan mengambil pelajaran. Bidang ini juga menjadi objek bersama antara melindungi akal dan melindungi agama. ` Atiyyah, Nahw a Taf` îl, h. 143-144. 314 Melindungi kehormatan ini oleh para intelektual, seperti al-Qarâfî, al-Tûfî, al-Subkî w. 771 H., al-Syaukânî w. 1250 H., dimasukkan ke dalam tujuan primer melindungi keturunan atau nasab menurut sebagian versi. clxxvi perilaku yang mulia. Pengertian kehormatan ini lebih luas dibandingkan pembatasan kehormatan pada dimensi jenis saja, dengan begitu mencakup dimensi sesuatu yang terkait dengan kemuliaan manusia sebagaimana tesebut dalam bidang sesuatu yang menyempurnakan perlindungan jiwa, dan pembahasan di sini lebih tepat dan kemuliaan kehidupan privasinya. 315 Kelim a , melindungi harta. Yang dimaksud harta di sini adalah harta individu, sedangkan harta keluarga dan umat masuk dalam bahasan segmen keluarga, dan segmen umat. Dalam teori Islam bahwa pada dasarnya harta itu milik Allah, sedangkan manusia hanyalah pelaksana harta itu, yang dituntut untuk dipergunakan bagi kesejahteraan dunia. Berdasar-kan pengertian yang pertama bahwa dalam kepemilikan itu ada tugas atau tanggung jawab sosial w azîfah ijtim â` iy y ah, bukan hak mutlak. Sedangkan berdasarkan pengertian kedua bahwa usaha itu adalah wajib dan bukan mencari rizki an sich, tetapi juga untuk kemakmuran dunia, dan dalam konteks inilah terdapat batasan-batasan tersendiri. Dalam melindungi harta ini telah diberlakukan hukum-hukum khusus terkait usaha dan transaksi untuk peralihan kepemilikan harta, pewarisan, melestarikan sesuatu yang boleh, melestarikan bumi dan sebagainya.

b. Segm en Keluarga