Re s po n s Kau m Mu s lim te rh adap H AM In te rn as io n al

cc misalnya hak untuk berkumpul, padahal sebenarnya didukung oleh Islam. 390 Hal ini, menurut Masykuri Abdillah, mungkin karena sebagian besar, jika tidak yang terbesar, negara-negara Muslim yang menandatangani deklarasi ini belum sepenuhnya menjamin hak-hak politik warga negara. 391

c. Re s po n s Kau m Mu s lim te rh adap H AM In te rn as io n al

Halliday, sebagaimana dikutip Baderin, 392 mengidentifikasi paling tidak ada empat respons kaum Muslim terhadap HAM internasional. Pertam a, Islam sesuai dengan HAM internasional. Kedua , HAM yang sebenarnya hanya dapat direalisasikan di bawah Islam. Ketiga, tujuan HAM internasional merupakan agenda imperialis yang harus ditolak. Keem pat, Islam tidak sesuai dengan HAM internasional. Ada respons kelima yang tidak disebut oleh Halliday, yaitu bahwa tujuan HAM internasional memiliki agenda anti agama yang tersembunyi. J ika dilihat secara kritis, berbagai respons ini merupakan reaksi kaum Muslim terhadap apa yang sering disebut sebagai standar ganda dari negara-negara yang mengaku sebagai kampiun HAM. Respons ini menyiratkan bahwa HAM seringkali terjebak antara misi kemanusiaan dan politik internasional, dan bukan sikap kaum Muslim yang tidak setuju dengan konsep HAM dalam hukum Islam. 393 Mengenai respons yang pertama di atas, para intelektual Muslim Indonesia, misalnya, mendukung seluruh hak-hak yang ditetapkan dalam Deklarasi HAM Internasional, meskipun pendapat mereka berbeda-beda. Ali Yafie, misalnya, menyatakan, bahwa hak- 390 Lihat Abdillah, ”Theological Responses”, h. 25. 391 Lihat Abdillah, ”Theological Responses”, h. 25. 392 Baderin, International Hum an Rights, h. 13-16. 393 Baderin, International Hum an Rights, h. 13-16. cci hak dalam HAM internasional itu sebenarnya termasuk di antara darûriy y ah dan hâjiy y ah. 394 Pandangan pertama bahwa Islam selaras dengan HAM inilah yang memang cocok dengan prinsip-prinsip hukum Islam m aqâsid al-Sy arî` ah . Ini bukan semata-mata pandangan yang apologetik dengan mencocokkan HAM Internasional dengan prinsip-prinsip Islam. Sumber dan metode hukum Islam memuat prinsip-prinsip umum tentang pemerintahan yang baik dan kesejahteraan manusia yang mengabsahkan cita-cita HAM internasional modern. Perhatian pada keadilan, perlindungan jiwa dan kehormatan, misalnya, adalah prinsip-prinsip utama yang inheren dalam Sy arî` ah yang tidak diperdebatkan lagi. 395 Salah satu prinsip dalam HAM Internasional itu adalah prinsip persamaan. Terhadap prinsip persamaan ini, para intelektual Muslim Indonesia, misalnya, mendukung persamaan sebagai karakter alamiah fitrah , malaupun terdapat perbedaan konsepnya. Nurcholish Madjid, misalnya, menekankan persamaan itu dalam wilayah etik dan politik, sedangkan Amien Rais dan Thahir Azhary menekankan persamaan hukum persamaan di muka hukum. 396 Lebih lanjut prinsip persamaan itu, menurut para intelektual Muslim Indonesia, tidak dapat dipisahkan dari prinsip keadilan. Mereka menganggap keadilan sebagai nilai-nilai Islam yang paling 394 Ali Yafie, Pesantren, h. 6-7. 395 Baderin, International Hum an Rights, h. 13. 396 Masalah penting yang lain tentang persamaan dalam Islam adalah isu ”tentang kedudukan antara laki-laki dan perempuan yang tidak sama”. Mengenai kedudukan wanita, ada beragam pendapat intelektual Muslim Indonesia, yang dapat digolongkan menjadi dua kategori: pertam a , mereka yang setuju untuk menafsirkan kembali status wanita sesuai dengan perubahan sosial dan budaya untuk merealisasikan persamaan sepenuhnya antara laki-laki dan wanita. Kategori ini, misalnya diwakili oleh Munawwir Sjadzali, dan Abdurrahman Wahid. Kedua, mereka yang masih menyetujui apa yang telah ditentukan secara eksplisit oleh al-Qur’ân dan hadîts, dan berusaha menjelaskannya secara rasional. Yang termasuk dalam kategori kedua ini, seperti, Amien Rais, dan Azhar Basyir. Lebih lanjut lihat Abdillah, ”Theological Responses”, h. 20-22, 30-33. ccii penting dalam kehidupan fundamental. 397 Berdasarkan perspektif m aqâsid al-Sy arî` ah , prinsip persamaan dan keadilan merupakan prinsip mendasar dan menjadi tujuan utama Sy arî` ah, yang harus diwujudkan demi tercapainya kemaslahatan manusia.

d. Se kilas Ko m paras i H AM In te rn as io n al dan H AM Is lam