Makn a, Prin sip-prinsip, dan Deklarasi HAM dalam Islam

cxci melampaui pemikiran Barat. Para pendiri bangsa itu telah menyatakan bahwa ”kemerdekaan adalah hak segala bangsa” ketika dunia Barat masih sebagai penjajah banyak negara berkembang. Para pendiri bangsa ini juga telah menyampaikan pesan ”perikemanusiaan yang adil dan beradab”, mendahului Piagam HAM PBB 1948. Dengan demikian, HAM, yang mencakup hak sipol, ekosop, dan hak pembangunan tersebut, menjadi salah satu acuan yang penting dalam kehidupan, baik kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, maupun bernegara. Hal ini karena sifat universalitas HAM, terutama pada prinsip perhormatan dan perlindungan HAM tersebut, yang tidak boleh dilanggar oleh suatu negara pun.

b. Makn a, Prin sip-prinsip, dan Deklarasi HAM dalam Islam

Dalam bahasa Arab HAM diterjemahkan sebagai huqûq al- insân atau huqûq al-âdam iy y în, 348 secara literal adalah hak-hak manusia atau hak-hak keturunan Adam. Istilah HAM dan formulasinya baru populer di dunia Islam pada awal ke-20 . Secara esensial HAM ini sudah diakui oleh Islam sejak awal, 349 sebagaimana yang tertuang dalam Konstitusi Madinah. Hal ini disebabkan karena pada umumnya ajaran agama lebih menekankan kewajiban daripada hak. Hak akan muncul dengan sendirinya jika seseorang telah memenuhi kewajibannya. Dalam konteks itulah, para ulama klasik telah memformulasikan istilah al-um ûr al-darûriy y ah kebutuhan manusia dan al-um ûr al-hâjiyy ah kepentingan manusia, yang harus dipenuhi dan dipertahankan dalam kehidupan manusia, 348 Istilah huqûq al-âdam iy y în, misalnya digunakan oleh Abû al-Fadl, Guru Besar Hukum Islam di UCLA Amerika Serikat. Abû al-Fadl, Speaking in God’s Nam e, h. 30 1. 349 Lihat Maskuri Abdillah, ”Theological Responses to the Concepts of Democracy and Human Rights: the Case of Contemporary Indonesian Muslim Intellectual”, dalam Studi Islam ika, Vol. 3, No. 1, 1996, h. 24. cxcii sebagaimana telah diuraikan di atas. Istilah-istilah ini serupa dengan konsep HAM dewasa ini. 350 Kata haqq jamak: huqûq tersebut sebetulnya merupakan kata yang bermakna ganda, karena ia dapat berarti ”benar” saw w âb, vrai true sebagai lawan dari ”salah” bâtil, faux w rong. 351 Kata haqq juga berarti al-y aqîn, ”keyakinan setelah keraguan”, 352 dan kata al-haqq juga dipakai untuk menyebut Allah. Dalam wacana Arab kata haqq berkaitan dengan kata w âjib. Ada relasi yang tidak dapat dipisahkan antara hak dan kewajiban. Apa yang merupakan hak seseorang merupakan teman dari apa yang wajib baginya. Ketika kedua sisi saling memasuki dalam hak-kewajiban, maka kewajiban seseorang merupakan hak bagi yang lain. Karena itulah, dalam tradisi Islam, HAM harus diarahkan pada ”kewajiban”. Dari sinilah muncul dua kategori hak. Hak-hak Allah huqûq Allâh, misalnya, merupakan kewajiban bagi manusia untuk tunduk dan beribadah kepadaNya. Demikian pula HAM adalah kewajiban-kewajiban bagi manusia untuk melakukan ”pemuliaan”. Dapat dikatakan bahwa HAM dalam Islam adalah semua urusan materiil dan maknawi yang wajib atas seseorang karena Tuhan memuliakannya dan melebihkannya atas semua makhluk lainnya. Atas dasar keseimbangan antara hak dan kewajiban itulah, secara jelas hak itu berbeda dengan ”sem au gue” atau kebebasan tanpa batas. Seseorang yang melakukan sesuatu tanpa batas-batas atau norma-norma agama tertentu, maka sebenarnya ia telah terjebak dalam perangkap ”kebebasan” yang menafikan derajat dan 350 Oleh karena itu, perkataan Alasdair MacIntyre, sebagaimana dikutip Masykuri Abdillah, bahwa gagasan tentang hak tidak dapat ditemukan dalam setiap masyarakat, yang didukung oleh kenyataan tidak adanya pernyataan dalam bahasa zaman kuno atau zaman pertengahan yang secara tepat dapat diterjemahkan dengan ”hak” hingga hampir akhir abad pertengahan, tidak dapat diterima. Dikutip dalam Abdillah, ”Theological Responses”, h. 25. 351 Lihat al-Sayyid al-Syarîf Abî al-Hasan ` Alî ibn Muhammad ibn ` Alî al-Husainî al- Hanafî al-J urjânî, al-Ta` rîfât, edisi ke-2 Beirut: Dâr al-Kutub al-` Ilmiyyah, 20 0 3, h. 94. 352 Lihat al-Munjîd, h. 144. cxciii kehormatan atau kemuliaan dirinya. Dengan mengatakan ”sem au gue” berarti ia tidak mengerti atau tidak menyadari makna hak dan kewajiban. 353 Dengan demikian, dalam wacana Islam, ada dua macam hak, yaitu hak Allah dan hak manusia. Hak Allah, lebih mudah didefinisikan, sebagai sesuatu yang merupakan hak masyarakat dan ditentukan hukumnya untuk kemaslahatan umum, bukan untuk kemaslahatan seseorang secara khusus. Adanya hak Allah itu termasuk dari tatanan umum, dan tidak dimaksudkan untuk kemanfaatan individu tertentu, yang dihubungkan kepada Tuhan seluruh manusia. 354 Misalnya ibadah-ibadah m ahdah, seperti shalat, pusa, zakat, dan haji, dan segala ibadah yang dibangun di atas keimanan dan Islam, semuanya dan asas-asasnya itu dimaksudkan untuk menegakkan agama yang merupakan keniscayaan bagi tatanan masyarakat, dan hikmah disyariatkannya setiap ibadah di atas di antaranya adalah untuk m aslahah ` âm m ah, bukan m aslahah m ukallaf saja. Sedangkan huqûq al-` ibâd, adalah hak individu atas individu lain, yang pelanggaran terhadapnya tidak akan diampuni kecuali jika pihak yang dirugikan telah memberikan maaf. 355 Semua kategorisasi 353 Achmad ` Aly MD, ”Antara Hak dan Semau Gue”, dalam Harian Merdeka, 18 Maret 2004. 354 ` Abd al-Wahhâb Khallâf, ` Ilm Usûl al-Fiqh, edisi ke-3 Singapura: al-Haramain, 20 0 4, h. 211. Abû al-Fadl memberikan definisi hak Tuhan atas manusia, --dibedakan dengan huqûq al-` ibâd , sebagai hak yang pelanggaran terhadapnya bisa atau tidak bisa diampuni. Abû al- Fadl, Speaking in God’s Nam e, h. 30 1. Maksud bisa atau tidak bisa diampuni tersebut adalah bahwa pengampunan dan tidaknya itu bergantung pada rahmat dan kebijaksanaan Tuhan. Misalnya, orang yang meninggalkan shalat fardu, ia berarti melanggar hak Allah, ia bisa diampuni oleh pengampunan-Nya, yang berdasarkan rahmat-Nya, permohonan ampunan terhadap pelanggaran hak tersebut. Sedangkan orang yang berbuat syirik terhadapNya, berdasarkan tekstual ayat al-Qur’ân, tidak akan diampuni olehNya. 355 Abû al-Fadl, Speaking in God’s Nam e, h. 30 1. Dari dua macam hak di atas, yakni hak- hak Allah dan HAM dilihat dari segi tingkat prioritas yang didahulukan di antara keduanya dibedakan menjadi tiga macam: yang sepadan kualitasnya; yang berbeda; dan yang masih diperselisihkan antara tingkat persamaan dan perbedaannya. J enis pertama, yakni yang sepadan tingkat perioritasnya ada beberapa macam, yaitu bidang hak-hak Allah yang berbeda tingkat prioritasnya; yang sama prioritasnya; dan yang masih diperselisihkan tingkat prioritasnya. Demikian juga bidang HAM, antara HAM yang satu dengan HAM yang lainnya. Misalnya tentang cxciv hak di atas dibangun dalam kerangka m aqâsid al-Sy arî` ah, mengenai kemaslahatan darûriyy ât, hâjiy yât, dan tahsîniy y ât. HAM dalam Islam tersebut setidaknya berpijak pada tujuh prinsip dasar atau pilar, yaitu kebebasan al-hurriy y ah, freedom , 356 kebenaran al-haqq, persamaan al-m usâw ah, equality , kehormatan al-karâm ah, dignity , keadilan al-` adl, al-` adâlah, justice, 357 persaudaraan al-ukhuw w ah, dan moralitas al-akhlâq. 358 Prinsip- prinsip ini, meminjam istilah Taha, merupakan pesan kedua Islam al- risâlah al-tsâniy y ah m in al-Islâm , the second m essage of Islâm , yang bersifat permanen, terkandung dalam ayat-ayat Makkiyah, yang jenis HAM yang diperioritaskan daripada hak-hak Allah sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada manusia di dunia, terjadi ketika ada pertentangan antara keduanya, antara lain dalam kasus- berikut. Mengucapkan kata-kata kekufuran ketika dalam keterpaksaan, tujuannya untuk melindungi jiwa dan anggota tubuh manusia agar, dalam keadaan ini, dapat terpelihara eksistensi dan kemualiannya, dapat melaksanakan tugas-tugasnya melaksanakan ketaatan dan ibadah. Meninggalkan shalat dan puasa dan semua hak Allah yang wajib segera dilaksanakan karena adanya pemaksaan yang membahayakan dirinya. Mengakhirkan puasa ketika dalam keadaan sakit dan bepergian safar. Adapun mengenai jenis hak yang masih diperselisihkan mana yang diperioritaskan antara keduanya, adalah dalam kasus, misalnya, ketika seseorang meninggal dunia masih mempunyai beban hutang dan zakat. Dalam kasus ini jika nisab zakat masih ada terpenuhi maka didahulukan pembayaran zakat itu, karena ketergantungan zakat pada nisab serupa dengan ketergantungan hutang pada pinjaman; namun jika nisab zakat itu menjadi tidak terpenuhi, maka dalam hal ini terjadi ikhtilâf: beberapa ulama berpendapat hutang itu harus didahulukan daripada membayar zakat karena melihat kemaslahatan dalam hak manusia itu lebih kuat --dibandingkan kemaslahatan Tuhan. Namun sebagian ulama berpendapat zakat itu harus didahulukan karena memandang kemaslahatan dalam hak Allah. Lihat Ibn ` Abd al-Salâm, Qaw â` id al-Ahkâm , h. 117-118. 356 Prinsip al-hurriy ah, misalnya, pada ayat al-Qur’ân yang menerangkan tentang kebebasan beragama, bahwa tidak ada paksaan dalam memeluk agama QS. al-Baqarah [2]: 256. Sebab pada dasarnya Islam itu membawa petunjuk kebenaran yang dapat dilaksanakan dengan baik jika berdasarkan kesadaran diri taslîm , ikhtiyâr, bukan karena pemaksaan atau keterpaksaan ikrâh, ijbâr . Menurut Taha, --sebagaimana telah disebutkan di muka,-- prinsip kebebasan dalam Islam ini adalah mutlak. Lihat Taha, al-Risâlah al-Tsâniy y ah, h. 39; The Second Message, h. 64-65. 357 Selanjutnya ketika kebebasan itu telah terwujud, maka orang-orang yang telah merdeka memerlukan standar untuk mengukur hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang mesti dipenuhi. Atas dasar inilah Islam dan agama-agama samawi sebelumnya sangat meneguhkan penegakan keadilan . Prinsip keadilan ini disebutkan, misalnya, dalam al-Quran surat al-Hadîd 57: 25: ”...agar m anusia dapat m elaksanakan keadilan”. Islam telah menggariskan kaidah- kaidah sosial, perekonomian, dan politik sebagai metode manusia untuk mencapai keadilan. 358 Bandingkan dengan Hamdân Wildatâh, yang menetapkan empat prinsip pilar HAM dalam Islam, yakni al-hurriyyah, al-haqq, al-` adâlah, dan al-akhlâq. Lihat Hamdân Wildatâh, Huqûq al-Insân w a al-Tanm iyyah , dalam Râbitah al-` Alâm al-Islâmî, Nadw ah Huqûq al-Insân fî al-Islâm : ` Arad W isâ’iqî , Makah: Râbitah al-` Alâm al-Islâmî, t.t., h. 153. Lihat pula Chandra Muzaffar, ”Islam and Shared Universal Values in a Globalising World”, artikel diakses pada 22 Oktober 2007 dari http: www.inwent.org ef-texte cultures muzaffar.htm cxcv tepat diterapkan pada abad XX-an ini, menggantikan pesan pertama Islam yang lebih bersifat temporer, seperti ketentuan-ketentuan hukum Islam abad VII hijrah. 359 Berdasarkan beberapa nilai dan prinsip Islam di atas, menurut Abû al-A` lâ al-Maudûdî, 360 hak-hak dasar basic hum an rights atau HAM dalam Islam mencakup delapan macam: 1 Hak hidup the right to life ; 361 2 Perhatian pada kesucian perempuan respect for the chastity of w om en ; 362 3. Hak mendapatkan keselamatan hidup the right to the safety of life ; 363 4 Hak mendapatkan standar hidup dasar the right to a basic standard of life ; 364 5 Hak kesederajatan persamaan equality of hum an beings; 365 6 Hak memperoleh keadilan the right to justice ; 366 7 Hak kebebasan individu individual’s right to freedom , karenanya perbudakan dihapuskan. Hak keberagamaan termasuk dalam hak kebebasan ini; dan 8 Hak berkumpul dan tidak berkumpul the right to co-operate and not to co-operate. 367 359 Lihat Taha, al-Risâlah al-Tsâniy y ah, h. 39; The Second Message, h. 64-65. 360 Lihat Abû al-A` lâ al-Maudûdî, ”Human Right in Islam”, artikel diakses pada 22 Oktober 20 0 7 dari http: www.witness-pioner.org vil Books M_ hri index.htm 361 Hak hidup ini merupakan hak yang paling alami dan utama. Dasarnya adalah firman Allah yang melarang pembunuhan manusia QS. al-Nisâ [4]:29, dan al-Mâ’idah [5]: 32., kecuali dengan proses hukum yang sah QS. al-An` âm [6]:151. Islam memperhatikan hak hidup ini sejak awal munculnya ruh dalam kandungan. Karena itu, Sy arî` ah melarang untuk membunuhnya, dan siapa saja yang membunuhnya akan mendapatkan balasan material yang setimpal qisas diy y at. 362 Dasarnya adalah QS. al-Isrâ’ 17: 32 yang melarang berbuat zina. 363 Berdasarkan QS. al-Nisâ’ 4: 89-90 tentang melindungi diri dari orang-orang kafir yang menyerang Islam. 364 Berdasarkan QS. al-Dzâriyyât [51]: 19, mengenai hak ekonomi, bahwa di dalam harta orang-orang kaya ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. 365 Hak ini didasarkan pada prinsip persamaan yang ditegaskan Allah dalam al-Quran mengenai asal penciptaan, bahwa manusia itu sederajat. QS. al-Hujûrât [49]: 13. Prinsip persamaan manusia adalah syarat wajib untuk menegakkan keadilan yang al-Qur’ân jadikan sebagai tujuan kenabian. Prinsip kesederajatan ini pertama kali dideklarasikan Nabi di waktu hajj al-w adâ’ haji perpisahan. 366 Berdasarkan perintah agar menegakkan keadilan kepada siapapun tanpa pandang bulu QS. al-Nisâ’ [4]:135, dan 58, al-Mâ’idah [5]: 8, dan al-Hadîd [57]: 25. 367 Berdasarkan QS. al-Mâ’idah 5 ayat 2 tentang perintah saling tolong-menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan larangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. cxcvi Selain hak-hak dasar di atas Islam juga mencakup hak-hak publik, yakni hak-hak warga negara, dan hak-hak musuh dalam peperangan. Hak-hak warga negara rights of citizens, di antaranya: 368 1 Hak keamanan hidup dan harta milik the security of life and property ; 369 2 Pemeliharaan kehormatan diri; 370 3 Kesucian dan keamanan kehidupan pribadi the sanctity and security of private life ; 371 4 Keamanan kebebasan personal, dalam arti mendapatkan keamanan dalam penyelesaian perkara di pengadilan; 372 5 Hak melakukan perlawanan terhadap kezaliman the right to protest against tyranny ; 6 Kebebasan berekspresi freedom of expression; 373 7 Kebebasan berserikat freedom of association; 374 8 Kebebasan memeluk agama dan berkeyakinan freedom of conscience and conviction ; 375 9 Memelihara sentimen-sentimen keagamaan 368 Menurut al-Maudûdî ada 11 macam. Lihat al-Maûdûdî, ”Human Right in Islam”, dalam www.witness-pioneer.org. 369 Hak ini berdasarkan, misalnya, larangan membunuh seorang mukmin dengan sengaja, dan adanya ancaman yang besar terhadap hal ini, yaitu J ahannam, kekal di dalamnya, mendapat murka, dan kutukan Allah, serta azab yang besar QS. al-Nisâ’[4]: 93. Dan larangan memakan harta orang lain dengan jalan yang batil, dan larangan membawa urusan harta itu kepada hakim, untuk tujuan agar dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan dosa, yang dilakukan dengan sengaja QS. al-Baqarah [2]: 188. 370 Berdasarkan QS. al-Isrâ’ 17: 70 tentang Tuhan telah memuliakan anak keturunan Adam manusia, dan al-Hujurât 49: 11 tentang larangan mengolok-olok orang lain. 371 Berdasarkan QS. al-Hujurât 49: 12 tentang larangan mencari-cari keburukan dan menggunjingkan orang lain, dan QS. al-Nûr 24: 27 tentang larangan masuk rumah tanpa izin dan perintah memberi salam kepada si penghuninya. 372 Berdasarkan, misalnya, QS. al-Nisâ 4: 58 tentang perintah untuk memutuskan hukum secara adil. 373 Berdasarkan, misalnya, QS. al-Taubah 9: 71 tentang kebebasan berekspresi dalam mendakwahkan yang makruf atau kebaikan kebajikan, dan mencegah kemungkaran. Konsep kebebasan berekspresi lebih tinggi dibandingkan dengan konsep Barat. Kebebasan berekspresi untuk mempromosikan dakwah kebajikan dan kebenaran bukan hanya sebagai hak bahkan sebagai kewajiban dalam Islam. Lihat al-Maûdûdî, ”Human Right in Islam”. 374 Dasarnya, antara lain, QS Ali ` Imrân 3 ayat 110 dan 10 4 tentang umat Islam sebagai umat terbaik yang punya tanggung jawab kolektif, atau perwakilan untuk menyeru kebajikan dan kebenaran. Hak berserikat, membentuk partai dan organisasi ini dimaksudkan untuk memenuhi tanggung jawab itu: mengajak kebajikan dan kebenaran dan bukan untuk menyebarkan keburukan dan kejahatan. Lihat al-Maûdûdî, ”Human Right in Islam”. 375 Berdasarkan QS. al-Baqarah 2 ayat 256 bahwa tidak ada paksaan dalam agama pluralisme. cxcvii protection of religious sentim ents ; 376 10 Hak kebutuhan-kebutuhan dasar hidup the right to basic necessities of life; 377 11 Hak kesetaraan kesamaan, al-m usâw ah di hadapan hukum equality before law ; 12 Penguasa tidak di atas hukum rules not above the law ; 378 13 Hak menjauhi dosa the right to avoid sin; 379 dan 14 Hak berpartisipasi dalam urusan-urusan negara the right to particiapte in the affairs of state . 380 al-Maudûdi menyebutkan 15 hak warga negara di atas, beserta klasifikasnya ke dalam hak dasar dan hak warga negara di negara Islam. Hak-hak yang dimaksud al-Maudûdî di atas, merupakan perincian terhadap al-kulliy y ah al-kham sah. Akan tetapi, sayangnya, justru hak memperoleh pendidikan pengajaran haqq al-tarbiy y ah w a al-ta` lîm tidak disebutkan ke dalam dua bagian di atas. Padahal hak ini sangat penting, termasuk ke dalam hifz al-` aql. Mungkin saja hal ini terlewatkan dalam tulisannya sabq al-qalam . Adapun hak-hak musuh dalam peperangan meliputi hak-hak orang-orang yang berperang, dan hak-hak orang-orang yang tidak berperang dari negeri musuh. Untuk yang pertama, seperti, hak tidak boleh dibakar, memelihara orang yang terluka, larangan merusak lingkungan, dan ketentuan-ketentuan perang lainnya. Yang kedua, 376 Berdasarkan QS. al-An` âm 6: 10 8 tentang larangan memaki sesembahan orang lain, juga QS. al-` Ankâbût 29: 46 tentang larangan berdebat dengan Ahli Kitab kecuali dengan cara- cara yang baik. 377 Berdasarkan QS. al-Dzâriyyât 51: 19, mengenai hak ekonomi, bahwa di dalam harta orang-orang harta ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak mendapat bagian. Di sinilah tanggung jawab negara bagi kesejahteran masyarakat. 378 Berdasarkan, misalnya, hadis Nabi, ”…jika Fatim ah putri Muham m ad m encuri pastilah aku sendiri y ang akan m em otong tanganny a” . Hadis ini ditakhrijkan oleh Bukhârî dan Muslim dari ` Âisyah r.a. Sahîh al-Bukhârî, hadis No. 3288, J uz III, h. 1282, 40 53, J uz IV, 1566; 640 5, 640 6, J uz VI, h. 2491, Sahîh Muslim , hadis No. 1688, J uz III, h. 1315. . 379 Berdasarkan misalnya, hadis Nabi diriwayatkan al-Tabrânî, bahwa ”tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam kemaksiatan kepada Sang Khâliq”. al-Tabrânî dari ` Imrân bin Husain, hadis No. 381, dalam al-Tabrânî, al-Mu` jam al-Kabîr, J uz XVIII, h. 170 . 380 Berdasakan QS. al-Nûr 24: 55 mengenai orang-orang beriman dan beramal shaleh dipilih menjadi khalifah pemimpin, dan QS. al-Syûrâ 42: 38 mengenai musyawarah dalam berbagai persoalan. Dalam hal ini warga negara punya hak ikut andil dalam urusan-urusan negara. cxcviii seperti larangan membunuh perempuan, anak-anak, orang tua, orang yang lemah, dan sebagainya. 381 Dengan demikian, HAM Islam bersifat komprehensif, bahkan Islam melebihi beragam konvensi dan deklarasi HAM internasional. Islam lebih dari sekedar HAM, karena al-Qur’ân, misalnya, memperhatikan seputar tanggung jawab manusia, hubungan manusia dan peran manusia. 382 HAM Islam yang telah diuraikan di atas, kemudian pada tanggal 14 Muharram 1411 H. 5 Agustus 1990 dideklarasikan oleh negara- negara Muslim yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam OKI. Deklrasi HAM Islam itu dinamakan The Cairo Declaration on Human Rights in Islam CDHRI. 383 Sebelum Deklarasi HAM Islam Kairo ini telah ada deklarasi HAM Islam yang dirumuskan oleh para intelektual Muslim di Paris pada tahun 1981. 384 HAM dalam Islam yang dituangkan dalam CDHRI tersebut kemudian menjadi standar HAM Islam hasil kodifikasi masa kini yang telah diterima oleh Negara-negara Muslim. 385 Deklarasi HAM Kairo ini memuat 25 pasal yang mencakup hak- hak individu sipil, politik sipol, 386 ekonomi, sosial, dan budaya 381 Dasarnya adalah hadis Nabi riwayat Ahmad ibn Hanbal tentang larangan membunuh kelompok ini. Lihat al-Maûdûdî, ”Human Right in Islam”. 382 Pendapat tentang komprehensifitas HAM Islam, misalnya, lihat Chandra Muzaffar, ”Islam and Human Rifght”, artikel diakses pada 22 Oktober 2007 dari http: www.justinternational. orgarticle_ print.cfm?newsID=20000240 383 Imran Ahsan Nyazee, ”Islamic Law and Human Rights”, dalam Islam abad Law Review , Faculty of Syarî` ah Law International Islamic University Islamabad, Vol 1 No. 1 2, 20 0 3, h. 36-37, dan Abdillah, ”Theological Responses”, h. 25. 384 Lihat ”Universal Islam ic Declaration of Hum an Rights,” Islamic Council of Europe, dalam AG. Nourani, Islam Jihad: Prejudice Versus Reality, London: Zed Books, 2002, h. 133-144. 385 Lihat Baderin, International Hum an Rights, h. 48. 386 Hak-hak sipil dan politik dalam Deklarasi HAM Kairo antara lain: a. Hak persamaan dalam martabat manusia, kewajiban dan tanggung jawab dasar pasal 1. b. Hak hidup yang merupakan pemberian Tuhan pasal 2. c. Hak mendapatkan keamanan, hak perlindungan nama baik dan kehormatan pasal 4. d. Hak persamaan antara wanita dan laki-laki dalam hak dan kewajiban, hak perlindungan nama baik dan keturunannya pasal 6. e. Hak persamaan di depan hukum pasal 19. f. Hak menyatakan pendapat secara bebas sejauh tidak bertentangan dengan Sy arî` ah Islam pasal 22. cxcix ekosob. 387 Dalam deklarasi ini terdapat klausul yang menyatakan bahwa semua hak dan kebebasan yang terdapat dalam deklarasi ini merupakan subyek Sy arî` ah Islam pasal 24, yang secara tepat disebutkan sebagai satu-satunya sumber rujukan untuk menjelaskan atau klarifikasi setiap pasal dalam deklarasi pasal 25. Beragam hak-hak politik tersebut dirumuskan oleh para juris dan filosof Muslim dengan berlandaskan al-Qur’ân. 388 Mereka menyatakan bahwa ”setiap individu dan setiap orang mempunyai hak kebebasan dalam semua bentuk yang tidak dapat dicabut – fisik, kultur, ekonomi dan politik-- dan harus ditegaskan untuk diperjuangkan dengan segala cara yang tepat melawan terhadap setiap pelanggaran atau penghapusan hak; dan setiap individu atau orang yang tertekan memiliki klaim yang diakui untuk mendukung individu- individu yang lain dan atau orang-orang dalam setiap perjuangan”. Lebih khusus, Islam menyatakan secara eksplisit bahwa ”merupakan hak dan kewajiban setiap Muslim untuk memprotes dan bekerja keras dalam batasan-batasan hukum – Sy arî` ah melawan penekanan sekalipun menghadapi tantangan otoritas tertinggi dalam negara.” 389 Dalam bidang sosial dan ekonomi, deklarasi ini mencakup berbagai hak fundamental, tetapi dalam bidang politik tidak menyebutkan berbagai hak politik yang sebenarnya fundamental, 387 Hak-hak sosial dan ekonomi mencakup antara lain: a. Hak memperoleh pendidikan pasal 9. b. Hak untuk bekerja pasal 13. c. Hak mendapatkan penghasilan secara sah pasal 14. d. Hak untuk memiliki kekayaan pasal 15. e. Hak untuk memenuhi kebutuhan hidup yang memadai, dan hak kesehatan pasal 17. f. Hak untuk hidup aman bagi diri seseorang, agama, tanggungan, kehormatan, dan hartanya pasal 18, dan sebagainya. 388 Muzaffar, ”Islam and Human Rifght”, dalam http: www.just-international . org. 389 Lihat bagian X poin c ”Universal Islam ic Declaration of Hum an Rights,” Islamic Council of Europe, dalam AG. Nourani, Islam Jihad, h. 137. Mengenai hak kebebasan tersebut, misalnya hak kebebasan memeluk agama dan beribadah, disebutkan dalam pasal 10 , bahwa ”Islam adalah agam a y ang m urni. Dilarang m elakukan pem aksaan apa pun kepada m anusia atau m engeksploitasi kem iskinan atau kebodohan untuk m enarikny a kepada agam a lain atau atheism e.” Secara jelas deklarasi ini berpijak di atas nilai-nilai dan prinsip-prinsip al-Qur’ân dan Sunnah tentang tidak ada paksaan dalam beragama. Adapun prinsip-prinsip Islam yang dijadikan landasan Deklarasi ini disebutkan dalam bagian pendahuluan Deklarasi HAM Islam Kairo. Lihat ’The Cairo Declaration on Hum an Rights in Islam ”, dalam Lampiran 3, atau dalam Baderin, International Hum an Rights , h. 237. cc misalnya hak untuk berkumpul, padahal sebenarnya didukung oleh Islam. 390 Hal ini, menurut Masykuri Abdillah, mungkin karena sebagian besar, jika tidak yang terbesar, negara-negara Muslim yang menandatangani deklarasi ini belum sepenuhnya menjamin hak-hak politik warga negara. 391

c. Re s po n s Kau m Mu s lim te rh adap H AM In te rn as io n al