Makn a, Sejarah dan Katego risasi H AM In tern asio n al

clxxxiii

B. Relevansi a l-M a sla ha h a l-M a q sûd a h dengan Hak Asasi Manusia

1. H ak Asasi Man usia

a. Makn a, Sejarah dan Katego risasi H AM In tern asio n al

Hak asasi manusia HAM, dalam bahasa Inggris hum an rights , adalah hak yang dimiliki seseorang karena dia adalah manusia. Istilah HAM ini mengacu kepada hak-hak yang diakui oleh dan didukung melalui hukum dan lembaga-lembaga internasional. Meskipun hak-hak konstitusional dasar dan HAM internasional keduanya berhubungan dengan jenis yang sama; yang pertama berkaitan dengan klaim-klaim dan atau pemberian hak tersebut dalam konteks sistem perundang-undangan domestik, sementara yang kedua berkaitan dengan klaim-klaim atau pemberian hak dalam konteks sistem hukum internasional. 324 HAM dimiliki semua orang secara sam a , universal, dan selam anya. 325 Konsekuensinya adalah HAM tidak tercabutkan , tidak dapat dikurangi non-derogable, tidak terbagikan atau terceraikan indivisible, dan saling bergantung. Maksudnya seseorang tidak dapat kehilangan hak-hak ini kecuali jika ia berhenti sebagai manusia. Demikian juga seseorang itu tidak dapat ditolak memiliki suatu hak karena ”tidak dianggap penting” atau ”tidak esensial”. Selajutnya, HAM itu merupakan bagian yang saling melengkapi dari suatu kerangka kerja. Misalnya, hak seseorang untuk berpartisipasi dalam pemerintahan secara langsung dipengaruhi oleh 324 ` Abd Allâh Ahmad al-Na` îm, Tow ard an Islam ic Reform ation: Civil Liberties, Hum an Rights, and International Law New York: Syracuse University Press, 1996, h. 161. 325 Pream bule UDHR. Definisi HAM juga diberikan dalam Pasal 1 angka 1 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM dan UU No. 26 Tahun 20 0 0 tentang Pengadilan HAM. Menurut kedua UU ini, HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia Lihat Pasal 1 angka 1 UU No. 39 1999 dan UU No. 26 20 0 0 . clxxxiv haknya untuk menyatakan pendapat, memperoleh pendidikan, dan mendapat kehidupan yang layak. 326 Oleh karena itulah, menurut Lily Zakiyah Munir, 327 aktivis HAM, sebagai hak yang melekat dengan kodrat manusia, HAM dapat menjadi tolok ukur bersama untuk menilai prestasi kemanusiaan yang perlu dicapai oleh seluruh masyarakat di dunia. Sifat HAM yang universal menimbulkan internasionalisasi HAM. Akibatnya, seringkali batas yuridiksi HAM domestik suatu negara menjadi kabur. HAM juga sering dipandang sebagai hak untuk memperoleh kebebasan, keadilan, dan kedamaian. J ika ini tidak diperoleh seseorang, maka telah terjadi pelanggaran HAM terhadap orang tersebut. Perlindungan dan pensosialisasian HAM menjadi tanggung jawab negara. Bila terjadi pelanggaran HAM di suatu yuridiksi tertentu maka dianggap sebagai masalah dan kompetensi bagi masyarakat internasional, karena universalitas HAM tersebut. Adapun sejarah ringkas lahirnya HAM yang ada sekarang didahului oleh serangkaian dokumen yang lahir sebelum abad ke-20 . dokumen itu antara lain Magna Carta 1215 328 di Kerajaan Inggris, yang membatasi kekuasaan absolut raja dan meminta pertanggung jawaban raja di depan hukum. Semangat ini mendorong lahirnya Bill of Rights di Inggris 1689, 329 yang mempopulerkan adagium ”equality before the law ” . Asas persamaan ini nantinya mendasari 326 Lily Zakiyah Munir, ”Hak Asasi Manusia: Sejarah, Konsep, dan Implementasinya di Indonesia”, makalah disampaikan dalam ”Pelatihan Pem berday aan Masy arakat: Kese-hatan adalah Hak Asasi Manusia” , diselenggarakan oleh CePDeS, J ombang, J uli-September 2007, h. 2-3. 327 Munir, Hak Asasi Manusia, h. 1-2 328 Magna Charta terasebut ditandatangani oleh Raja J ohn Lackland, merupakan sejarah awal perjuangan untuk mengukuhkan gagasan HAM. Memang, Magna Charta sendiri saat itu hanya sekedar jaminan perlindungan bagi kaum bangsawan dan Gereja dan belum merupakan perlindungan HAM seperti yang didengungkan saat ini. Namun, dilihat dari segi perjuangannya, momen ini dapat dikatakan sebagai yang pertama dalam sejarah HAM. 329 Lahirnya Bill of Rights yang ditandatangai oleh Raja Wilhem III pada tahun 1689, yang dianggap sebagai kemenangan parlemen atas raja, merupakan awal perjuangan yang nyata seputar HAM. Perkembangan selanjutnya, kemudian lebih banyak dipengaruhi oleh pemikiran- pemikiran J ohn Locke dan Rousseau. clxxxv hak-hak lain seperti kebebasan freedom , keadilan justice, dan perdamaian dunia w orld peace, seperti tercermin dalam Konsideran Deklarasi Universal HAM Universal Declaration of Hum an Right, UDHR tahun 1948, yang dideklarasikan di Paris. Kelahiran PBB merupakan tonggak sejarah penting bagi perjuangan mencapai HAM. Upaya-upaya di abad ke-19 untuk melarang perdagangan budak dan membatasi perang yang mengerikan merupakan contoh usaha melindungi HAM. Lahirnya Organisasi Buruh Internasional ILO pada tahun 1919 bertujuan memantau perjanjian yang melindungi hak-hak pekerja termasuk kesehatan dan keselamatan mereka. Perhatian untuk hak-hak kaum minoritas dimunculkan oleh Liga Bangsa-Bangsa di akhir Perang Dunia I. Gagasan HAM semakin menguat setelah Perang Dunia II. Pemerintah negara-negara di dunia mendirikan PBB, dengan tujuan utama untuk mendorong perdamaian dunia dan mencegah konflik. Mereka ingin memastikan bahwa tidak seorangpun akan ditolak haknya secara semena-mena untuk hidup, memperoleh kebebasan, makanan, tempat tinggal, dan kebangsaan. Inti dari prinsip-prinsip HAM tercermin dalam Pidato State of the Union Presiden Franklin Delano Rosevelt pada tahun 1941 mengenai empat kebebasan dasar: 330 pertam a , kebebasan berbicara dan berekspresi freedom of expression; kedua , bebas untuk menyembah Tuhan dengan caranya sendiri freedom of faith ; ketiga, bebas dari rasa ingin freedom of w ants; bila diterjemahkan berarti pemahaman ekonomi yang menjamin setiap bangsa dapat memberikan kehidupan damai yang sehat bagi setiap penduduknya; dan keem pat, bebas dari rasa takut freedom of fear; bila diterjemahkan berarti penurunan persenjataan di seluruh dunia hingga mencapai tahap di mana tak satupun bangsa berada dalam posisi untuk melakukan tindak agresi fisik kepada tetangganya. 330 Munir, Hak Asasi Manusia, h. 2. clxxxvi Rumusan HAM yang menjadi standar hingga kini adalah HAM yang dideklarasikan oleh PBB pada 10 Desember 1948 dan dikenal sebagai UDHR DUHAM]. Deklarasi ini terdiri dari 30 pasal yang pokok-pokoknya sebagai berikut: Pasal 1 dan 2 berisi penegasan tentang kesetaraan semua umat manusia. Pasal 3 hingga 21 menetapkan Hak-hak Sipil Politik Hak Sipol sebagai berikut: 1 hak untuk hidup, kemerdekaan, dan keamanan the right to life, liberty , and security of person , pasal 3; 2 hak kebebasan: bebas dari perbudakan dan kerja paksa freedom from slavery and servitude, pasal 4; 3 bebas dari penganiayaan, tindakan perlakuan atau penghukuman yang kejam, tidak berperikemanusiaan atau bersifat merendahkan menghina freedom from torture and cruel, inhum an or degrading treatm ent or punishm ent , pasal 5; 4 bebas bergerak pasal 13, bebas untuk menikah dan membentuk keluarga, tanpa adanya diskriminasi pasal 16; 5 bebas berpikir, berkeyakinan, dan beragama, freedom of thought, conscience, and religion, pasal 18; 6 bebas mengeluarkan pendapat freedom of opinion and expression, pasal 19; 7 bebas berkumpul dan berserikat pasal 20 ; dan hak turut andil dalam pemerintahan pasal 21. Selanjutnya pasal 22 hingga 27 menentukan Hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya Hak Ekosob yang meliputi antara lain: hak atas jaminan sosial pasal 22, hak untuk bekerja, dan hak atas upah yang sama pasal 23, hak atas istirahat dan waktu senggang pasal 24, hak standar hidup yang pantas di bidang kesehatan dan kesejahteraan pasal 25, hak atas pendidikan pasal 26, hak atas budaya pasal 27. 331 Setelah DUHAM, langkah selanjutnya adalah merancang dua kovenan internasional tentang HAM, yang merupakan bagian dari 331 Tentang DUHAM ini lihat dalam Lampiran. clxxxvii instrumen-instrumen umum HAM: 332 tentang hak-hak ekosob dan hak-hak sipol. Ini dimaksudkan agar hak-hak dalam DUHAM menjadi perangkat hukum yang mengikat. Kedua kovenan tersebut adalah Kovenan internasional ekonomi sosial budaya ekosob International Covenant on Econom ic, Social, and Cultural Rights , disingkat ICESCR , dan Kovenan sipil politik sipol International Covenant on Civil and Political Rights , disingkat ICCPR, diadopsi PBB pada tahun 1966, dan keduanya mulai memiliki kekuatan pada tahun 1976. Kedua kovenan ini dan UDHR DUHAM disebut International Bill of Rights UU HAM Internasional. Kedua Kovenan itupun telah disahkan dalam UU RI, yaitu UU No. 11 20 0 5, 333 dan UU No. 12 20 0 5. 334 ICCPR memuat dua puluh empat hak-hak sipol, yang tertuang dalam pasal 1-27. 335 Adapun ICESCR, memuat sembilan hak-hak ekosob, yang tersebut dalam pasal 6-15: 336 332 Instrumen-instrumen umum HAM meliputi: a Piagam PBB 1948; b DUHAM; c ICCPR; d ICSECR; e Protokol Opsional Kedua Kovenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik, yang Ditujukan pada Penghapusan Hukuman Mati; f Kovenan Internasional tentang Hak- hak Ekonomi, Sosial dan Budaya; g Proklamasi Teheran; h Piagam tentang Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Ekonomi Negara, 3281 XXIX; i Resolusi 150 3 XLVIII Prosedur untuk Menangani Surat Pengaduan tentang Pelanggaran Hak-hak Asasi Manusia; j Resolusi 1235 XLII Pelanggaran HAM dan Kebebasan Dasar, termasuk Kebijakan-kebijakan Diskriminasi Rasial dan Pemisahan Rasial dan Apartheid; k Piagam Afrika tentang HAM dan Hak-hak Rakyat; l Deklarasi Amerika tentang Hak-hak dan Kewajiban-kewajiban Manusia; m Konvensi Amerika tentang HAM; n Konvensi bagi Perlindungan HAM dan Kebebasan Dasar; dan o Piagam Sosial Eropa. Lihat http: www.ham.go.id peraturan_ instrumen .asp diakses pada 28 J anuari 20 0 8. 333 UU RI No. 11 Tahun 20 0 5 Tentang Pengesahan International Covenant on Social, Econom ic and Cultural Rights Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya. 334 UU RI No. 12 Tahun 20 0 5 Tentang Pengesahan International Covenant on Civil and Political Rights Kovenan Internasional Tentang Hak-hak Sipil dan Politik. 335 Pasal-pasal dimaksud sebagai berikut. Pasal 1: Hak bagi perlindungan diri. Pasal 3: Kesetaraan hak antara laki-laki dan perempuan. Pasal 6: Hak hidup. Pasal7: Bebas dari penyiksaan atau kekejaman, perlakuan tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya. Pasal 8: Bebas dari perbudakan. Pasal 9: Hak kebebasan dan keamanan personal. Pasal 10 : Hak memperoleh sistem penahanan yang ramah. Pasal 11: Bebas dari hukuman penjara karena kewajiban kontrak. Pasal 12: Hak untuk memperoleh kemerdekaan bergerak atau memilih tempat tinggal. Pasal 13: Bebas bagi orang asing dari pengusiran yang sewenang-wenang. Pasal 14: Hak memperoleh tatap muka yang adil dan memperoleh hak perlindungan pembelaan diri. Pasal 15: Bebas dari hukum kriminal yang berlaku surut. Pasal 16: Hak memperoleh pengakuan sebagai orang di depan hukum. Pasal 17: Hak memperoleh kesucian diri. Pasal 18: Hak kebebasan berpikir, berkeyakinan, dan beragama. Pasal 19: Hak untuk kebebasan berpendapat dan berekspresi. Pasal 20 : Perlindungan dari propaganda. Pasal 21: Hak memperoleh kebebasan berkumpul peaceful clxxxviii Dengan demikian, secara umum di dunia internasional pembidangan HAM mencakup hak-hak sipil dan politik hak sipol, hak-hak bidang ekonomi, sosial dan budaya hak ekosob, serta hak- hak atas pembangunan. Hak-hak tersebut bersifat individual dan kolektif. 337 Hak-hak sipol tersebut sering disebut ”hak asasi generasi pertama.” Ini merupakan hak-hak ”tradisional” yang berkaitan dengan kebebasan dan keadilan bagi setiap orang yang dapat diharapkan dari negara. Hak-hak ini merupakan favorit dari negara-negara Barat, bahkan ada yang beranggapan bahwa inilah satu-satunya HAM yang benar. Selain hak untuk menentukan nasib sendiri, hak-hak sipol ini lebih bersifat individual . Dewasa ini UU HAM internasioal menyediakan saluran untuk menyampai-kan tuntutan agar hak-hak ini terpenuhi. 338 Hak-hak ekosob sering disebut ”hak generasi kedua.” Ini adalah hak-hak yang mutlak diperlukan untuk menjaga kehormatan manusia, dan negara harus mengambil tindakan positif untuk memenuhinya. Meskipun mutlak diperlukan untuk kenikmatan dan kehormatan hidup manusia, hak-hak ekosob sering dianggap utopis dan tidak beralasan. Padahal HAM tidak ada artinya bila di dunia ini sebagian manusia hidup dalam kelebihan dan sebagian lain dalam assem bly . Pasal 22: Hak kebebasan berserikat. Pasal 23: Hak untuk kawin dan membangun keluarga. Pasal 24: Hak-hak anak. Pasal 25: Hak-hak politik. Pasal 26: Hak memperoleh kesetaraan di depan hukum. Pasal 27: Hak-hak bagi minoritas etnis, keagamaan, atau kebahasaan. Lihat dalam Baderin, International Hum an Rights, h. 49. 336 Pasal-pasal dimaksud sebagai berikut. Pasal 6: Hak memperoleh pekerjaan. Pasal 7: Hak memperoleh syarat-syarat pekerjaan yang adil dan baik. Pasal 8: Hak-hak serikat buruh. Pasal 9: Hak memperoleh keamanan sosial dan perlindungan sosial. Pasal 10 : Hak-hak keluarga. Pasal 11: Hak memperoleh standar hidup yang layak. Pasal 12: Hak memperoleh standar pelayanan terbaik bagi kesehatan fisik dan mental. Pasal 13-14: Hak memperoleh pendidikan. Pasal 15: Hak memperoleh kehidupan kebudayaan dan kemanfaatan dari kemajuan-kemajuan sains. Lihat dalam Mashood A. Baderin, International Hum an Rights and Islam ic Law New York: Oxford University Press, 20 0 3, h. 117. 337 Lihat h ttp: www.ham.go.id spt_ subtansi.asp?menu=0 2 diakses pada tanggal 28 J anuari 20 0 8. 338 Lihat dalam Baderin, International Hum an Rights, h. 21. clxxxix kekurangan. Sementara mereka yang kelebihan tidak merasa berkewajiban membantu mereka yang miskin. Keadilan dan hukum internasional mengharuskan negara kaya berbagi kekayaannya yang berlimpah dengan berjuta-juta manusia yang kelaparan dan kekurangan gizi di seluruh dunia. 339 Pembagian HAM menjadi generasi pertama dan kedua tersebut bisa disalahartikan m isleading, seolah-olah hak-hak ekosob tidak penting dan merupakan kelas dua. Karena itu banyak ahli menolak istilah ini. Promosi hak-hak sipol yang gencar dalam sistem hukum internasional demi alasan politis dan ideologis bukan berarti bahwa hak-hak ekosob kalah penting. 340 Selain hak-hak generasi pertama dan kedua, ada hak-hak generasi ketiga, yang merupakan hak-hak kolektif, bukan individual. Ini mencakup hak solidaritas antar manusia, yang lahir atas dasar persaudaraan antar manusia. Hak atas perkembangan atau pembangunan developm ent, hak atas kedamaian, hak atas lingkungan yang sehat dan seimbang, hak memperoleh perumahan yang layak, hak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai, merupakan bagian dari hak generasi ketiga ini. 341 HAM internasional tersebut sifatnya adalah universal. Meskipun demikian standar universalitas HAM dan persoalan pemberlakuannya masih diperdebatkan. 342 Hal ini karena adanya perbedaan kultur, khususnya agama, di mana setiap tradisi mempunyai sumber-sumbernya sendiri sebagai acuan kebenaran ajaran dan norma-normanya. Sungguhpun demikian, hal itu tidak berarti bahwa tidak ada standar yang universal dan mengikat, atau bahwa usaha-usaha penerapannya harus ditinggalkan. Posisi yang 339 Lihat dalam Baderin, International Hum an Rights, h. 21-22. 340 Lihat dalam Baderin, International Hum an Rights, h. 22. 341 Lihat dalam Baderin, International Hum an Rights, h. 22-23, dan http: www.ham. go. id spt_ subtansi.asp?menu=0 2 diakses pada tanggal 28 J anuari 20 0 8. 342 al-Na` im, Tow ard and Islam ic Reform ulation, h. 162. cxc dipegangi adalah bahwa tetap ada standar-standar universal tertentu yang mengikat berdasarkan hukum internasional, dan setiap usaha harus diupayakan untuk dapat memberlakukannya. Karena itulah, prinsip menghormati dan melindungi HAM digambarkan sebagai jus cogens , yakni semacam prinsip dasar hukum internasional yang tak boleh dilanggar oleh suatu negara. Penghormatan dan perlindungan HAM adalah benar secara prinsip. 343 Dalam konteks itulah, menurut al-Na` îm, universalitas HAM dapat ditopang dengan suatu prinsip umum yang dimiliki semua tradisi besar, jika dipahami dengan cara yang tercerahkan. Prinsip dimaksud adalah prinsip timbal-balik reciprocity , yaitu prinsip yang menyatakan bahwa seseorang harus memperlakukan orang lain sebagaimana ia ingin diperlakukan. 344 Dengan demikian, standar-standar universalitas HAM adalah standar-standar yang diterima oleh berbagai macam tradisi budaya karena menyangkut harkat dan martabat seluruh umat manusia, tanpa membedakan ras, jenis kelamin, bahasa, atau agama. 345 Pada intinya, HAM itu terletak pada keadilan, 346 sebagaimana tersebut dalam Pancasila. HAM yang ada pada pembukaan UUD 1945, telah mendahului HAM Internasional. Menurut Sulastomo, 347 para pendiri bangsa Indonesia, yang merumuskan Pembukaan UUD 1945, adalah kumpulan orang bijak, intelektual, pejuang yang paripurna. Mereka adalah the greatest generation dari bangsa ini. Menurutnya, falsafah dan pemikiran mereka tentang HAM, dan demokrasi, 343 al-Na` im, Tow ard and Islam ic Reform ulation, h. 162. 344 al-Na` im, Tow ard and Islam ic Reform ulation, h. 162-165. 345 al-Na` im, Tow ard and Islam ic Reform ulation, h. 164. 346 Persoalan keadilan ini, pada dasarnya, merupakan penghargaan pada nilai dan martabat manusia. Ini disebabkan karena manusia dinilai dari nilai kemanusiaannya yang tentu saja bermakna memanusiakan manusia. Itu pula sebabnya dalam konsep keadilan setidak- tidaknya mengandung pengertian seperti persamaan, keseimbangan, dan pemberian hak kepada orang yang memang berhak untuk menerimanya. 347 Sulastomo, ”Quo Vadis” Demokrasi Kita?”, artikel diakses pada 28 J anuari 20 0 8 dari http: www.kompascetak . com kompas-cetak 0 712 14 nasional 40 79683.htm cxci melampaui pemikiran Barat. Para pendiri bangsa itu telah menyatakan bahwa ”kemerdekaan adalah hak segala bangsa” ketika dunia Barat masih sebagai penjajah banyak negara berkembang. Para pendiri bangsa ini juga telah menyampaikan pesan ”perikemanusiaan yang adil dan beradab”, mendahului Piagam HAM PBB 1948. Dengan demikian, HAM, yang mencakup hak sipol, ekosop, dan hak pembangunan tersebut, menjadi salah satu acuan yang penting dalam kehidupan, baik kehidupan bermasyarakat, beragama, berbangsa, maupun bernegara. Hal ini karena sifat universalitas HAM, terutama pada prinsip perhormatan dan perlindungan HAM tersebut, yang tidak boleh dilanggar oleh suatu negara pun.

b. Makn a, Prin sip-prinsip, dan Deklarasi HAM dalam Islam