83
1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan satu investasi yang sangat berguna bagi pertumbuhan ekonomi. Masyarakat atau individu yang
memperoleh pendidikan tinggi cenderung memperoleh pendapatan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan individu yang tidak
memiliki pendidikan tinggi. Hal tersebut dikarenakan individu yang memiliki pendidikan tinggi banyak di tempatkan pada sektor
formal yang cenderung memiliki upah lebih layak jika dibandingkan dengan pekerja di sektor non-formal. Dalam
penelitian ini tingkat pendidikan yang diteliti adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas menurut tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan yaitu pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA di Jawa Barat tahun 2010
– 2013. Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, pengaruh
tingkat pendidikan terhadap penyerapan tenaga kerja di KabupatenKota Provinsi Jawa Barat berpengaruh signifikan dan
positif. Hasil ini juga didukung oleh penelitian Si Kadek Bayu
Astawan 2015 dengan penelitiannya mengenai Analisis Pengaruh Tenaga Kerja, Tingkat Pendidikan, dan Investasi Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Timur Tahun 2009 - 2012 Studi Kasus di 38 KabupatenKota Provinsi Jawa Timur. Artinya,
jika terdapat kenaikan tingkat pendidikan sebesar 1 maka akan
84
mempengaruhi kenaikan penyerapan tenaga kerja sebesar
44.11200.
Penulis juga berpendapat bahwa mereka yang terdidik lebih cepat terserap ke dalam lapangan pekerjaan dari pada yang kurang
terdidik. Semakin bertambah banyaknya lulusan tingkat pendidikan tinggi dapat memberikan pengaruh positif atau bahkan memberikan
pengaruh negatif. Positif apabila bertambahnya lulusan pendidikan tinggi diimbangi dengan kesempatan kerja untuk mereka. Akan
menjadi negatif apabila yang bertambah hanya lulusannya saja, tetapi lapangan kerja untuk mereka tidak bertambah bahkan
berkurang.
2. Upah Minimum KabupatenKota Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja
Upah adalah pembayaran yang diberikan kepada karyawan produksi dengan lamanya jam kerja. Dalam meningkatkan
kesempatan kerja faktor yang paling penting adalah bagaimana pemerintah mampu untuk meningkatkan penanaman modal atau
investasi di daerahnya. Dalam penelitian ini penyerapan tenaga kerja yang diteliti adalah berdasarkan perkembangan besaran upah
minimum kabupatenkota di Jawa Barat yang berlaku periode 2010 - 2013.
85
Berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis, pengaruh upah minimum kabupatenkota terhadap penyerapan tenaga kerja
di KabupatenKota Provinsi Jawa Barat berpengaruh signifikan dan positif.
Hasil ini juga didukung oleh Andi Neno Ariani 2013 dengan penelitiannya mengenai
“Pengaruh Jumlah Usaha, Nilai Investasi, dan Upah Minimum Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Pada Industri Kecil dan Menengah Di Kabupaten Pinrang Tahun 2001
– 2011”. Artinya, jika terdapat kenaikan upah minimum kabupatenkota sebesar 1 maka akan mempengaruhi kenaikan
penyerapan tenaga kerja sebesar 0.371139. Penulis juga berpendapat bahwa permintaan tenaga kerja
dipengaruhi oleh perubahan tingkat upah. Semakin tinggi upah minimum akan memicu kenaikan penyerapan tenaga kerja. Oleh
karena hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan upah minimum kabupatenkota dengan penyerapan tenaga kerja
memiliki dua sisi, yaitu ketika terjadi peningkatan upah minimum kabupatenkota akan menyebabkan penurunan penyerapan tenaga
kerja. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan upah minimum kabupatenkota akan menaikkan jumlah penyerapan tenaga kerja.
86
Perubahan tingkat upah akan mempengaruhi tinggi rendahnya biaya produksi perusahaan. Apabila diasumsikan tingkat
upah naik, maka akan terjadi hal-hal sebagai berikut: a. Biaya produksi perusahaan meningkat dan meningkatkan
pula harga per unit barang yang diproduksi. Sehingga terjadi kenaikan harga barang yaitu dengan mengurangi
konsumsi bahkan tidak lagi membeli barang yang bersangkutan. Akibatnya banyak barang yang tidak
terjual dan produsen terpaksa menurunkan jumlah produksinya. Turunnya target produksi disebut dengan
efek skala produksi atau scale effect. b. Apabila upah naik asumsi harga dari barang-barang
lainnya tidak berubah maka pengusaha ada yang lebih suka menggunakan teknologi padat modal untuk proses
produksi dan menggantikan kebutuhan akan tenaga kerja dengan kebutuhan akan barang-barang modal seperti
mesin dan lainnya. Penurunan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan karena adanya penggantian atau penambahan
penggunaan mesin-mesin disebut juga efek subtitusi tenaga kerja atau substitution effect.
Menurut UU No.13 tahun 2003 bab X yang mengatur mengenai pengupahan. Dalam Pasal 89 ayat 1, mengatur tentang upah minimum
87
yang berdasarkan wilayah Provinsi atau KabupatenKota dan berdasarkan sektor pada wilayah Provinsi atau KabupatenKota. Pasal 90 ayat 1,
mengatur tentang pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari pada upah minimum.
Dalam Pasal 97 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dikatakan bahwa Pemerintah dalam hal ini adalah Gubernur dengan memperhatikan
rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi atau BupatiWalikota, menetapkan upah minimum berdasarkan Kebutuhan Hidup Layak KHL
dan dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Sedangkan ketentuan mengenai penghasilan yang layak, kebijakan
pengupahan, kebutuhan hidup layak dan perlindungan pengupahan, penetapan upah minimum dan pengenaan denda terhadap pekerja atau
buruh yang melakukan pelanggaran karena kesengajaan atau kelalaian diatur dengan peraturan pemerintah Hardijan Rusli, 2011: 91.
88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil analisa serta penelitian “Pengaruh Tingkat Pendidikan
dan Upah Minimum KabupatenKota Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2010
– 2013”, maka dapat diambil kesimpulan:
1. Berdasarkan hasil uji t secara parsial menyatakan bahwa variabel tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat. 2. Berdasarkan hasil uji t secara parsial menyatakan bahwa
variabel upah minimum kabupatenkota memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa
Barat. 3. Pada uji F secara simultan menjelaskan bahwa keseluruhan dari
variabel independen dalam penelitian ini, yaitu tingkat pendidikan dan upah minimum kabupatenkota memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu penyerapan tenaga kerja di Provinsi Jawa Barat.