22
Dari tabel 2.2 dapat ketahui bahwa IPM Jawa Barat mengalami peningkatan setiap tahun. Hal ini disebabkan karena terjadinya
peningkatan pada sektor pendidikan, tingkat harapan lamanya bersekolah, dan penurunan tingkat kemiskinan di Jawa Barat periode 2010 - 2013
BPS.
a. Angka Harapan Hidup
Angka harapan hidup menggambarkan usia harapan hidup panjang yang diharapkan oleh seseorang untuk bertahan hidup. Ada dua jenis data
yang digunakan dalam penghitungan angka harapan hidup yaitu anak lahir hidup dan anak masih hidup. Indikator dari harapan hidup diantaranya
adalah:
1. Angka kematian bayi 2. Penduduk yang diperkirakan tidak mencapai umur 40 tahun
3. Persentase penduduk dengan keluhan kesehatan 4. Persentase penduduk yang sakit
5. Rata-rata lamanya penduduk sakit 6. Persentase penduduk mengobati sendiri penyakitnya
7. Persentase kelahiran yang ditolong oleh tenaga medis 8. Persentase balita yang kurang gizi
9. Persentase rumah tangga yang memiliki akses ke sumber air
minum bersih 10. Persentase rumah tangga yang rumahnya berlantai tanah
23
11. Persentase penduduk tanpa adanya akses terhadap fasilitas
kesehatan 12. Persentase rumah tangga tanpa adanya akses terhadap sanitasi.
b. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan juga sebagai unsur yang mendasar dari pembangunan manusia yang digunakan untuk mengukur dimensi
pengetahuan penduduk. Indikator pendidikan yang digunakan diantaranya adalah rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Rata-rata lama
sekolah menggambarkan jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk usia 15 tahun ke atas dalam menjalani pendidikan formal, yaitu Angka
Partisipasi sekolah APS dan angka putus sekolah Drop Out. Sedangkan angka melek huruf adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang
dapat membaca dan menulis. Tingkat pendidikan masyarakat yang meningkat di suatu daerah akan meningkatkan pendapatan masyarakat di
daerah tersebut.
c. Daya Beli Masyarakat
Daya beli masyarakat atau standar hidup layak menggambarkan tingkat kesejahteraan penduduk sebagai dampak semakin membaiknya
ekonomi. Indikator standar hidup layak dilihat dari daya beli, diantaranya adalah:
24
1. Jumlah penduduk yang bekerja
2. Jumlah pengangguran terbuka
3. Jumlah dan persentase penduduk miskin
4. PDRB riil per kapita
Meningkatnya pendapatan masyarakat di suatu daerah akan mengakibatkan meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat di daerah
tersebut.
5. Teori Pertumbuhan Ekonomi
a. Teori Neo-Klasik Solow - Swan
Teori ini mengatakan pertumbuhan ekonomi tergantung kepada pertumbuhan penyediaan faktor-faktor produksi penduduk, tenaga kerja,
dan akumulasi modal dan tingkat kemajuan teknologi. Selanjutnya menurut teori ini, rasio modal-output capital-output ratio = COR bisa
berubah. Dengan kata lain, untuk menciptakan sejumlah output tertentu, bisa digunakan jumlah modal yang berbeda-beda dengan bantuan tenaga
kerja yang jumlahnya berbeda-beda pula, sesuai dengan yang dibutuhkan lebih sedikit. Jika lebih banyak modal yang digunakan, maka tenaga kerja
yang dibutuhkan lebih sedikit. Sebaliknya jika modal yang digunakan lebih sedikit, maka lebih banyak tenaga kerja yang digunakan. Dengan
adanya fleksibilitas ini suatu perekonomian mempunyai kebebasan yang tak terbatas dalam menentukan kombinasi modal dan tenaga kerja yang
akan digunakan untuk menghasilkan tingkat output tertentu.
25
b. Teori Keynes
Teori Keynes berbeda dengan teori klasik yang menganggap permintaan dan penawaran terhadap tenaga kerja selalu seimbang
equilibrium karena harga-harga fleksibel. Menurut Keynes pasar tenaga kerja jauh dari seimbang, karena upah tidak pernah fleksibel, sehingga
permintaan dan penawaran hampir tidak pernah seimbang sehingga pengangguran sering terjadi.
Teori pasar tenaga kerja Keynesian cukup relevan dalam konteks pasar tenaga kerja. Harga-harga barang dan upah buruh tidak fleksibel
kebawah. Ketika harga naik tanpa sebab yang jelas dan apabila sudah naik kemungkinan kecil untuk bisa turun. Upah buruh minimum juga berperan
dalam mempertahankan harga yang tinggi sehingga permintaan terhadap tenaga kerja tidak naik dan menambah pengangguran. Sempitnya lapangan
kerja merupakan faktor terpenting yang menyebabkan jumlah
pengangguran tinggi. Karena terbatasnya permintaan tenaga kerja akibat sektor produksi tidak tumbuh tinggi maka banyak tenaga kerja yang
menawarkan tenaganya.
6. Tingkat Pendidikan
Pada hakikatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai fungsi sebagai pemersatu bangsa, penyamaan kesempatan,
pengembangan potensi diri. Menurut Nuansa Aulia 2008: 127 pendidikan diharapkan dapat memperkuat keutuhan bangsa dalam NKRI,
memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk
26
berpartisipasi dalam pembangunan, dan memungkinkan setiap warga negara untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal.
Salah satu permasalahan dalam pendidikan adalah prestasi kerja pendidik yang rendah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tentunya
seorang pendidik dituntut untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam mengajar dan memberikan materi ajar. Oleh karena itu, tentunya pendidik
dapat melihat kondisi peserta didiknya sehingga dapat menciptakan kegiatan belajar mengajar yang aktif, agar dalam penyelenggaraannya
dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas. Memasuki era globalisasi yang semakin meluas, pendidikan
dituntut untuk dapat meghasilkan para peserta didik yang dapat bersaing dalam dunia kerja, serta memiliki pengetahuan dan kemampuan yang
dapat diaplikasikan dalam dunia kerja. Dalam dunia pendidikan kualitas sumber daya manusia juga sangat menentukan tingkat keberhasilan dalam
mencapai tujuan sekolah. Namun pada kenyataannya apabila dilihat dari segi kualitas, pendidikan saat ini masih jauh dari yang diharapkan, karena
belum meratanya mutu pendidikan yang baik di Indonesia. Pendidikan mencerminkan tingkat kepandaian kualitas atau
pencapaian pendidikan formal dari penduduk suatu negara. Semakin tinggi tamatan pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan kerja
the working capacity atau produktivitas seseorang dalam bekerja. Pendidikan formal merupakan persyaratan teknis yang sangat berpengaruh
27
terhadap pencapaian kesempatan kerja. Semakin tinggi tingkat upah maka semakin tinggi pula kemampuan untuk meningkatkan kualitas seseorang.
Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tamatan pendidikan dan tingkat upah diharapkan dapat mengurangi jumlah
pengangguran, dengan asumsi tersedianya lapangan pekerjaan formal. Hal ini dikarenakan semakin tinggi kualitas seseorang tenaga kerja maka
peluang untuk bekerja semakin luas. Pada umumnya untuk bekerja di bidang atau pekerjaan yang
bergengsi membutuhkan orang-orang tenaga kerja berkualitas, profesional dan sehat agar mampu melaksanakan tugasnya secara efektif
dan efisien. Jumlah tamatan pendidikan penduduk menggambarkan tingkat
ketersediaan tenaga terdidik atau sumber daya manusia pada daerah tersebut. Semakin tinggi tamatan pendidikan maka semakin tinggi pula
keinginan untuk bekerja. Dengan kata lain, semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan semakin tinggi pula Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja TPAK.
a. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme merupakan aliran filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita merupakan hasil
konstruksi kita sendiri dan banyak mempengaruhi konsep ilmu pengetahuan, teori belajar dan pembelajaran Ashari, 2008: 14.
28
Bagi aliran konstruktivisme, guru tidak lagi menduduki tempat sebagai pemberi ilmu. Tidak lagi sebagai satu-satunya
sumber belajar. Namun guru lebih diposisikan sebagai fasilitator yang memfasilitasi siswa untuk dapat belajar dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri Nuansa Aulia, 2008: 37. Aliran ini lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru
mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap
kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa.
Teori ini mencerminkan siswa memiliki kebebasan berfikir yang bersifat elektrik, artinya siswa dapat memanfaatkan teknik belajar
apapun asal tujuan belajar dapat tercapai.
b. Teori Humanistik
Teori psikologi humanistik sangat memperhatikan tentang dimensi manusia dalam berhubungan dengan lingkungannya secara
manusiawi dengan menitik beratkan pada kebebasan individu untuk mengungkapkan pendapat dan menentukan pilihannya, nilai-
nilai, tanggung jawab personal, otonomi, tujuan dan pemaknaan. Dalam hal ini, James Bugental mengemukakan tentang
lima dalil utama dari psikologi humanistik, yaitu keberadaan manusia tidak dapat direduksi ke dalam komponen-komponen,
manusia memiliki keunikan tersendiri dalam berhubungan dengan
29
manusia lainnya, manusia memiliki kesadaran akan dirinya dalam mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia memiliki
pilihan-pilihan dan dapat bertanggung jawab atas pilihan- pilihannya, manusia memiliki kesadaran sengaja untuk mencari
makna, nilai dan kreativitas Hasbulloh, 2006: 26. Aliran humanistik mempunyai hubungan erat dengan aliran
eksistensialisme. Bertentangan dengan pandangan lain, aliran humanistik menyetujui sebuah konsep yang jauh lebih positif
mengenai hakekat manusia, yakni memandang hakekat manusia itu pada dasarnya baik. Perbuatan-perbuatan manusia yang kejam dan
mementingkan diri sendiri dipandang sebagai tingkah laku patologik yang disebabkan oleh penolakan dan frustasi dari sifat
yang pada dasarnya baik. Seorang manusia tidak dipandang sebagai mesin otomatis yang pasif, tetapi sebagai peserta yang aktif
yang mempunyai kemerdekaan memilih untuk menentukan nasibnya sendiri dan nasib orang lain.
c. Aliran Konvergensi
Ashari 2008: 79 mengatakan bahwa perkembangan anak tergantung dari pembawaan dari lingkungan yang keduanya
merupakan sebagaimana dua garis yang bertemu atau menuju pada satu titik yang disebut konvergensi. Pembawaan yang
dibawa anak pada waktu lahir tidak akan bisa berkembang
30
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai dengan pembawaan tersebut.
Teori konvergensi dapat diterima sesuai kenyataan, bahwa tidak mengekstrimkan faktor pembawaan, faktor lingkungan atau
alamiah yang mempengaruhi terhadap perkembangan anak, melainkan semuanya dari faktor-faktor tersebut mempengaruhi
terhadap perkembangan anak.
d. Hubungan Tingkat Pendidikan Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja
Semua tingkat pendidikan di Jawa Barat mengalami peningkatan yang signifikan terutama pada tingkat SMA.
Peningkatan yang terjadi cukup besar dengan persentase laki-laki lebih tinggi dibanding persentase perempuan. Tenaga kerja lulusan
SMA lebih fleksibel karena bisa terserap di sektor industri, perdagangan, dan jasa dengan komposisi yang cukup besar. Dalam
penelitian ini tingkat pendidikan yang diukur adalah jumlah penduduk dengan pendidikan tertinggi yang ditamatkan yaitu
SMA. Hubungan tingkat pendidikan terhadap penyerapan tenaga
kerja adalah semakin tinggi jenjang atau tingkat pendidikan yang ditamatkan, akan semakin tinggi pula standar pekerjaan yang
diinginkan tenaga kerja.
31
Standar pekerjaan yang dimaksud adalah berupa pilihan pada pekerjaan-pekerjaan yang notabene kemampuan skill dan
keterampilan tinggi pada umumnya. Jumlah tamatan pendidikan atau jenis pendidikan diduga dapat mempengaruhi keengganan
terhadap para pekerja tertentu.
7. Upah Mininum KabupatenKota UMK
Upah minimum kabupatenkota adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk
memberikan upah kepada pegawai, karyawan atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Batas standar upah minimum
kabupatenkota akan mempengaruhi jumlah orang untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja. Penetapan upah minimum kabupatenkota memiliki
tujuan agar pekerja memperoleh penghasilan yang layak sebagai balas jasa tenaga kerja yang diberikan kepada pihak yang menggunakan.
Perbedaan tingkat upah terletak pada kualitas yang sangat berbeda diantara tenaga kerja Samuelson, 2001: 11. Perbedaan kualitas ini
disebabkan oleh pembawaan mental, kemampuan fisik, jumlah tamatan pendidikan
dan pelatihan
serta pengalaman.
Penyebab yang
paling berpengaruh yaitu tamatan pendidikan dan pelatihan serta pengalaman seseorang. Semakin tinggi kualitas seseorang maka akan
semakin besar kontribusinya bagi perusahaan, sehingga upah yang diterima juga semakin besar.
32
8. Dasar Hukum Upah Minimum