Uji Normalitas Uji Multikolinieritas

57 Sebagai dasar penolakan hipotesa nol adalah dengan menggunakan pertimbangan probabilitas cross section random. Jika nilai probabilitas cross section random α = 5 maka Ho diterima model yang digunakan adalah REM, sedangkan jika nilai probabilitas cross section random α = 5 maka Ho ditolak model yang digunakan adalah FEM.

F. Uji Asumsi Klasik

Persamaan yang diperoleh dari sebuah estimasi dapat dioperasikan secara statistik jika memenuhi asumsi klasik yaitu bebas multikolinieritas, heteroskedastisitas, autokorelasi, serta disturbance term terdistribusi secara normal.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang digunakan mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau mendekati normal. Uji Normalitas juga bisa dilakukan dengan cara melihat nilai probability dari Jarque Berra. Jika nilai probability dari Jarque Berra α = 5 maka dapat dikatakan data tidak terdistribusi normal. Apabila nilai probability dari Jarque Berra α = 5 maka dapat dikatakan data terdistribusi normal. 58

2. Uji Multikolinieritas

Multikolinearitas adalah terdapat korelasi yang signifikan diantara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Karena melibatkan beberapa variabel bebas, maka gejala multikolineritas hanya dapat terjadi dalam persamaan regresi berganda. Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen. Pengujian ada tidaknya multikolinieritas ini dilakukan dengan cara melihat nilai probabilitas uji koefisien korelasi setiap variabel. Ada beberapa cara untuk menghilangkan multikolinieritas dalam menghadapi masalah multikolinieritas: a. Biarkan saja apabila terjadi multikolinieritas, karena estimator masih dapat bersifat BLUE dan tidak terpengaruh oleh ada tidaknya korelasi antarvariabel independen. Namun harus diketahui bahwa multikolinieritas akan menyebabkan standard error yang besar. b. Tambahkan data bila perlu atau teruskan dengan model yang sedang digunakan. Karena masalah multikolinieritas biasanya muncul karena jumlah observasi sedikit. 59 c. Hilangkan salah satu variabel independen, terutama yang memiliki hubungan linier kuat dengan variabel lain. Namun apabila menurut teori variabel independen tersebut tidak mungkin dihilangkan, berarti harus tetap dipakai. d. Transformasikan salah satu atau beberapa variabel, termasuk misalnya dengan melakukan diferensiasi. Uji Multikoliniearitas juga dapat dilakukan dengan cara melihat nilai dari korelasi yang dimiliki antara masing-masing variabel independen. Apabila nilai korelasi 0,8 maka terdapat adanya indikasi multikolinearitas, sedangkan apabila nilai korelasi 0,8 maka dapat dikatakan tidak terdapat indikasi multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi