Teknik dan Alat Pengumpulan Data

106 Keterangan: R : Random E : Kelompok eksperimen K : Kelompok kontrol X : Perlakuan T 1 : Hasil post-test kelompok eksperimen T 2 : Hasil post-test kelompok kontrol Rancangan ini terdiri atas dua kelompok, satu kelompok eksperimen diberikan perlakuan dan satu kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan. Pada keduanya dilakukan pasca-uji dan hasilnya dibandingkan. 50

C. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik cluster random sampling . Untuk menemukan kelas eksperimen adalah sebagai berikut: 1. Populasi target Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 16, Jl. Belibis terusan No.16 Palmerah Jakarta Barat. 2. Populasi terjangkau Populasi terjangkau pada penelitian ini di ambil secara random dari enam kelas X semester 1 tahun ajaran 20092010. 3. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah 30 orang siswa kelas X-3 dan 30 orang siswa kelas X-4 semester 1 Tahun Ajaran 20092010.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dari hasil tes kedua kelompok sampel dengan pemberian tes koneksi matematika yang sama, yang dilakukan pada akhir pokok bahasan materi yang telah dipelajari dan disusun berdasarkan silabus. 50 Ibid 107 Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut: 1 Variabel yang diteliti Strategi pembelajaran PQ4R dan kemampuan koneksi matematika 2 Sumber data Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel penelitian dan guru mata pelajaran matematika. 3 Instrumen penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes koneksi matematika. Soal tes untuk mengukur koneksi matematika siswa disusun dalam bentuk uraian. Soal yang diberikan disusun berdasarkan perumusan dua jenis koneksi matematika, yaitu koneksi antar topik matematika yang terdiri dari tiga jenis satu permasalahan yang diselesaikan dengan dua cara yang berbeda, koneksi bebas, dan koneksi terikat dan koneksi di luar topik matematika. 4 Uji coba instrumen tes penelitian Untuk mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes koneksi matematika digunakan korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut: 51 [ ] [ ] − − − = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N r xy Keterangan N : Jumlah responden X : Skor item Y : Skor total Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan diperoleh 7 butir soal yang valid dari 8 soal yang diajukan. Selain dihitung dengan menggunakan korelasi product moment, digunakan pula uji validitas logis, yaitu validitas isi.Validitas isi content validity secara mendasar adalah 51 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. VI, h. 72. 108 merupakan suatu pendapat, baik pendapat sendiri ataupun pendapat orang lain. Tiap-tiap item atau soal dalam ujian perlu dipelajari dengan seksama, dan kemudian dipertimbangkan tentang representatif tidaknya isi yang akan diuji. 52 . Secara teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen lihat lampiran 5. Sedangkan, untuk mengukur reliabilitas instrumen tes koneksi matematika digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu: 53 − − = 2 2 11 1 1 t i k k r σ σ Keterangan r 11 : reliabilitas instrumen k : banyaknya butir pernyataan yang valid 2 i σ : jumlah varians skor tiap-tiap item 2 t σ : varians total Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada 7 bitir soal yang valid diperoleh nilai reliabilitas soal sebesar 0,43. Untuk menghitung indeks kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut: 54 JS B P = Keterangan: B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes P = Indeks kesukaran butir soal Klasifikasi indeks kesukaran IK yang paling banyak digunakan adalah: 55 IK = 0,00 soal terlalu sukar 0,00 IK ≤ 0,30 soal sukar 52 Moh. Nazir, Op.cit, h.146. 53 Suharsimi Arikunto, Op.cit, h. 109. 54 Subana dan Sudrajat, Op.Cit, h. 133. 55 Ibid, h.134. 109 0,30 IK ≤ 0,70 soal sedang 0,70 IK 1,00 soal mudah IK =1,00 soal terlalu mudah Dari perhitungan uji taraf kesukaran butir soal yang valid diperoleh 2 soal dengan kriteria sedang dan 5 butir soal dengan kriteria sukar. Untuk mengetahui daya pembeda soal, digunakan rumus: 56 JB BB JA BA DP − = Keterangan: BA = Jumlah skor kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Jumlah skor kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar JA = Jumlah siswa kelompok atas JB = Jumlah siswa kelompok bawah DP = daya pembeda Kriteria daya pembeda yaitu: DP ≤ 0,00 sangat jelek 0,00 IK ≤ 0,20 jelek 0,20 IK ≤ 0,40 cukup 0,40 IK ≤ 0,70 baik 0,70 IK ≤ 1,00 sangat baik Dari perhitungan uji daya pembeda butir soal yang valid diperoleh 1 butir soal dengan kriteria baik, 3 butir soal dengan kriteria cukup, dan 3 butir soal dengan kriteria jelek.

E. Teknik Analisis Data