Penelitian Yang Relevan Kerangka Berpikir

102 dikaitkan dengan pengalaman hidup sehari-hari dan bidang lain yang kemudian dipertajam dengan mengerjakan soal-soal koneksi yang disiapkan oleh guru, recite yaitu merepresentasikan keseluruhan yang mereka pelajari dengan bahasa mereka sehingga lebih mudah mudah mereka pahami 3. Pada tahap penutup, guru dan siswa melakukan review. Pada tahap ini siswa diminta untuk membuat rangkuman atau intisari yang merupakan rekapitulasi dari proses. Setelah satu pokok bahasan selesai, guru melakukan evaluasi berupa tes. 3. Pada tahap penutup, guru memberikan tugas latihan kepada siswa. Setelah satu pokok bahasan selesai, guru melakukan evaluasi berupa tes.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang dilakukan didukung oleh hasil penelitian sebelumnya, yaitu penelitian Ruspiani 2000 yang berjudul Kemampuan Siswa Dalam Melakukan Koneksi Matematika, menyimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematika dalam melakukan koneksi matematika tergolong rendah. Untuk koneksi dengan dunia nyata, 24 siswa termasuk kelompok tinggi, 12 siswa termasuk kelompok sedang, dan 33 siswa termasuk kelompok rendah. Untuk koneksi dengan disiplin ilmu yang lain, 3 siswa termasuk kelompok tinggi, 7 siswa termasuk kelompok sedang, dan 59 siswa termasuk kelompok rendah. Sedangkan untuk koneksi antar topik matematika, 4 siswa termasuk kelompok tinggi, 3 siswa termasuk kelompok sedang, dan 62 siswa termasuk kelompok 103 rendah. 46 Penelitian mengenai PQ4R juga telah dilakukan oleh Gst Ayu Mahayukti, I Gusti Ngurah Pujawan, serta Ahmad Yani dan Zubaidah. Ketiga penelitian ini menyimpulkan bahwa PQ4R dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika yang meliputi penurunan miskonsepsi siswa, peningkatan hasil belajar, peningkatan motivasi, dan prestasi belajar matematika.

C. Kerangka Berpikir

Jika kita lihat langkah keempat pada strategi PQ4R yaitu langkah reflect, siswa tidak hanya cukup mengingat atau menghafal saat membaca, akan tetapi mereka mencoba memahami apa yang sudah dibacanya dengan cara: “1 Menghubungkan apa yang sudah dibaca dengan hal-hal yang telah diketahui sebelumnya; 2 Mengaitkan subtopik di dalam teks dengan konsep- konsep; dan 3 Mengaitkan hal yang dibacanya dengan kenyataan yang dihadapinya”. 47 Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut maka dapat kita ketahui bahwa ketiga cara yang dilakukan pada langkah ini merupakan suatu koneksi matematika. Cara pertama dan kedua yang dilakukan merupakan jenis koneksi antar topik matematika sedangkan cara ketiga merupakan jenis koneksi diluar topik matematika. Kemudian pada langkah kelima yaitu recite, siswa diminta untuk merenungkan atau mengingat kembali informasi yang telah dipelajarinya. Yang terpenting dalam membawakan kembali apa yang telah dibaca dan dipahami oleh peserta didik adalah mereka mampu merumuskan konsep- konsep, menjelaskan hubungan antar konsep tersebut, dan mengartikulasikan pokok-pokok penting yang telah dibacanya dengan redaksinya sendiri. Dilangkah kelima ini terjadi lagi penguatan pada koneksi matematika sehingga siswa dapat menjelaskan hubungan antar konsep dengan bahasanya 46 Ruspiani, Op.cit, h. ix. 47 Agus Suprijono, Op.cit, h.104 104 sendiri. Sehingga dapat kita katakan bahwa strategi pembelajaran PQ4R memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematika mereka. Hal ini dapat direpresentasikan melalui gambar berikut: Gambar 4 Proses Koneksi Matematika yang terdapat pada PQ4R

D. Hipotesis Penelitian