M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
BAB III TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK
GOOD CORPORATE GOVERNANCE
A. Pengertian Good Corporate Governance
Corporate Governance menjadi suatu topik ataupun isu dalam dunia bisnis yang sedang hangat dibicarakan diseluruh dunia pada penghujung abad 20 dan awal abad 21
ini. Tidak kurang dari badan-badan organisasi duani seperti World Bank dan The Organization for Economic Cooperation and Development OECD ikut merintis konsep-
konsep corporate governance. Namun demikian esensi dari corporate governance itu sendiri belum banyak diketahui oleh kebanyakan orang maupun para pelaku bisnis di
Indonesia. Bahkan di negara kita, istilah governance itu sendiri belum memiliki padanan yang tepat dalam bahasa Indonesia. Istilah yang saat ini dianggap mewakili adalah “Tata
Kelola”
25
Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-117M-MBU2002 merumuskan pengertian corporate governance merupakan suatu proses dan struktur yang
yang masih harus dibedakan dengan istilah “manajemen”. Istilah corporate sendiri telah lebih dahulu diadaptasi dalam bahasa Indonesia sebagai korporasi.
Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dasar yang terkandung dalam tata kelola perusahaan yang baik GCG merupakan esensi yang mendasar. Melalui pemahaman dan
penerapan prinsip-prinsip dasar tersebut diharapkan GCG dapat tercapai, baik oleh pemerintah selaku pembuat kebijakan maupun oleh para pelaku usaha sebagai pihak yang
melaksanakan kebijakan tersebut.
25
Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance, Pedoman Corporate Governance, 2000.
48
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap
memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika.
The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG mendefenisikan corporate governance sebagai proses dan struktur yang diterapkan dalam menjalankan
perusahaan dengan tujuan utama meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders yang lain.
Amin Wijaya menyebutkan “Tata kelola perusahaan merupakan sistem yang mengatur ke arah mana kegiatan usaha akan dilaksanakan, termasuk membuat sasaran
yang akan dicapai, untuk apa sasaran tersebut perlu dicapai, serta ukuran keberhasilannya”.
26
Dengan demikian, corporate governance berarti seperangakat aturan yang dijadikan acuan manajemen perusahaan dalam mengelola perusahaan secara baik, benar,
dan penuh integritas, serta membina hubungan dengan para stakeholders, guna Sedangkan Forum for Corporate Governance in Indonesia FCGI mendefenisikan
corporate governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus pengelola perusahaan, pihak kreditur, pemerintah,
karyawan, serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur
dan mengendalikan perusahaan.
26
Amin Wijaya Tunggal, Komite Audit Audit Committee, Jakarta, Harvarindo, 2003, Hal. 9.
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran perusahaan yang telah ditetapkan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Sebagian defenisi GCG sebagaimana diuraikan di atas, kecuali dari FCGI, terasa sangat teknis dan administratif. Hal tersebut dapat dilihat dari pengertian corporate
governance yang dilihat dari perspektif mikro perusahaan yang menuntut adanya mekanisme hubungan antar berbagai pihak yang mengurus korporasi, yaitu antara
Direksi, Manajemen perusahaan, KomisarisPengawas, Pemegang Saham, dan kelompok- kelompok lain yang berkepentingan. Tata hubungan itu pada gilirannya dimanifestasikan
dalam berbagai aturan hard factors dengan memperhatikan aspek-aspek prinsipGCG itu sendiri. Pengertian administratif-mekanistis demikian dapat disebut sebagai pendekatan
“hard defenition”. Dengan mendasarkan hanya pada pengertian “hard defenition” tersebut
penggunaanpenerapannya dapat dengan mudah membawa kepada suatu pemahaman mengenai GCG hanya sebagai pengaturan, cara, sistem, dan mekanisme secara fisik, serta
melupakan “ruh” dari GCG.
Sebenarnya dalam perspektif yang luas GCG perlu didefenisikan dalam kaitannya
dengan kemauan untuk melakukan bisnis secara jujur dan terbuka dari para pelaku CG.
Untuk itu, tampaknya perlu diajukan suatu “soft defenition” sehingga pemahaman mengenai GCG lebih mudah dicerna, sekalipun oleh orang awam. GCG tidak lain sebagai
komitmen, aturan main serta praktek penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika. Dengan “soft defenition” tersebut, pemahaman terhadap GCG lebih bersifat dinamis
karena melibatkan karakter pengurus perusahaan yang harus menunjukkan kesadaran dan
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
komitmennya untuk melakukan yang terbaik bagi perusahaan dan para stakeholder-nya. Dalam hal ini yang dimaksud dengan usaha yang sehat dan beretika adalah usaha yang
mampu mewujudkan kinerja optimal, berkelanjutan sustainable, dan memiliki keseimbangan internal maupun eksternal.
Dari uraian tadi terlihat keunggulan soft defenition dalam memberikan pemahaman mengenai esensi makna Tata kelola perusahaan yang baik. Namun demikian
upaya menjelaskan lebih lanjut soft defenition tersebut tidaklah selalu mudah karena menyangkut hal-hal yang sukar terukur disebabkan terkait dengan sifat-sifat atau
karakteristik kebaikan manusia pada umumnya, seperti komitmen, perilaku Fair adilwajar, sikap transparan, integritas dan lain sebagainya yang hendak dilihat di dalam
suatu organisasi.
B. Dasar Hukum Penerapan Good Corporate Governance