M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
C. Pentingnya Implementasi Good Corporate Governance Bagi PTPN IV Persero
Implementasi tata kelola perusahaan yang baik pada PT Perkebunan Nusantara IV Persero sudah menjadi suatu keharusan, hal ini terlihat pada visi PT Perkebunan
Nusantara IV Persero yaitu untuk menjadi perusahaan Agro-Bisnis kelas dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola terbaik pada tahun 2008.
Disadari bahwa belum sepenuhnya praktik tata kelola perusahaan yang baik telah dilaksanakan di perusahaan, akan tetapi sebagian lainnya mungkin belum sepenuhnya
mengacu kepada standar best practices. Komitmen semata-mata tidaklah cukup untuk mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik, tetapi perlu diwujudkan dalam
rencana kerja yang sistematik dan terarah. Saat ini merupakan masa yang paling tepat bagi perusahaan untuk melakukan
pembenahan praktik tata kelola perusahaan yang baik seiring dengan pelaksanaan tahapan restrukturisasi internal dalam rencana jangka panjang perusahaan menjadi
perusahaan yang kokoh secara finansial. Dalam upaya menjalankan dan mengembangkan usaha secara menguntungkan
dengan membangun kompetensi inti yang tangguh, kepeloporan perusahaan dalam mengimplementasikan tata kelola perusahaan yang baik diharapakan dapat
mengembangakan PT Perkebunan Nusantara IV Persero menjadi industri hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan dan menghasilkan produk berkualitas untuk
pelanggan, meningkatkan peran dan potensi karyawan sebagai asset strategis, menjadi perusahaan terpilih yang memberikan “imbal hasil” terbaik bagi para investor untuk
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
beraliansi strategis, berpartisipasi aktif dalam mengembangkan komunitas dan melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan yang berwawasan lingkungan.
Proses implementasi praktik tata kelola perusahaan yang baik secara komprehensif dilakukan secara sistematis melalui 4 tahap pokok sebagai berikut:
Pada tahap pertama dilakukan proses pemetaan assessment terhadap praktik yang sudah dilakukan diperusahaan. Disadari bahwa sebagian praktik GCG telah
dilaksanakan di perusahaan, akan tetapi sebagian lainnya belum sepenuhnya mengacu kepada standart best practices yang berlaku. Oleh karena itu diperlukan proses
identifikasi dan evaluasi terhadap praktik telah dilaksanakan. Kesenjangan antara standart best practices dengan praktik yang ditemukan merupakan titik awal bagi
penyusunan kerangka kinerja implementasi GCG. Pada tahap kedua dilakukan pengembangan kerangka kerja implementasi GCG
yang juga mencakup proses formulasi panduan GCG dan sosialisasi panduan GCG tersebut. Untuk dapat mengimplementasikan secara efektif menjadi prasyarat bahwa
perusahaan memiliki panduan tertulis tentang praktik GCG yang menjadi acuan bagi semua pihak yang berkepentingan. Apabila tidak maka semua pihak terkait akan
melaksanakan praktik GCG sesuai dengan kepentingan mereka masing-masing. Pada tahap ketiga dilakukan implementasi praktik GCG berdasarkan hasil
identifikasi dengan mengacu kepada panduan GCG yang sudah disusun untuk perusahaan. Kedalaman tahap implementasi sangat tergantung dari tingkat kesenjangan
praktik GCG dan juga tergantung pada tingkat komitmen untuk mencapai sasaran pembenahan, disamping memperhatikan situasi dan tantangan yang dihadapi oleh
perusahaan. Untuk mencapai implementasi yang maksimal sangat diperlukan bahwa
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
perusahaan melakukan perbaikan yang berkelanjutan sesuai dengan tuntutan yang sah oleh stakeholder.
Pada tahap keempat dilakukan audit internal praktik GCG secara teratur dan berkesinambungan. Proses audit ini merupakan tahapan yang penting yang harus
dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan standar pencapaian praktik GCG. Salah satu momentum dalam mewujudkan tata kelola perusahaan yang sehat dan
menguntungkan di PTPN IV, maka dibentuklah Komite Audit pada awal tahun 2003. kemudian pada tanggal 19 Februari 2003 Komisaris menerbitkan SKPTS Nomor:
DK06KptsII2001, yang menetapkan salah satu anggota Dewan komisaris menjadi Ketua komite Audit PT Perkebunan Nusantara IV. Komite Audit dalam melaksanakan
tugasnya bersifat mandiri dan bertanggungjawab langsung kepada Komisaris. Tugas- tugas Komite Audit PT Perkebunan Nusantara IV antara lain:
1. Mencakup penilaian dan reviu mengenai kebijakan dan praktek pelaporan akuntasi dan keuangan termasuk adanya kemungkinan perubahan-perubahan yang
signifikan, dasar pertimbangan perlakuan akuntansi yang digunakan, standar pelaporan dan akuntansi, baik atas laporan tahunan maupun laporan
triwulananbulanan. 2. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen perusahaan dan manajemen risiko serta pelaksanaannya. 3. Mereviu secara berkala kesesuaian antara kebijakan yang diterbitkan oleh
perusahaan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 4. Melakukan evaluasi atas pengawasan manajemen terhadap penerapan Tata kelola
perusahaan yang baik.
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
5. Mengidentifikasi hal-hal tertentu yang perlu menjadi perhatian Komisaris atau tugas lainya yang diperintahkan Komisaris berdasarkan ketentuan yang berlaku..
Komite Audit dapat melakukan komunikasi langsung dengan Kepala Internal Auditor atau stafnya mauun dengan Direksi atau stafnya dan atau meminta laporan
khusus dari Kepala Internal Auditor untuk memastikan bahwa: a. Laporan yang disampaikan kepada pemegang saham telah dilakukan dengan benar
dan tepat waktu, b. Perusahaan mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
c. Manajemen menjamin Auditor Eksternal dan Internal Auditor dapat bekerja sesuai dengan standar auditing yang berlaku,
d. Manajemen telah menjalankan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsippengelolaan perusahaan yang sehat.
Dalam melaksanakan tugasnya Komite Audit berkewajiban: 1 Menjaga kerahasiaan perusahaan,
2 Meneliti obyektivitas dan independesi laporan Internal Auditor, 3 menyampaikan laporan secara berkala kepada komisaris mengenai hasil kerja
Komite Audit. Komite Audit wajib menyampaikan kepada komisaris:
a Laporan berkala yang berisi pokok-pokok hasil kerjanya berdasarkan penugasan
Komisaris, b
Laporan khusus yang berisi setiap temuan yang diperkirakan dapat mengganggu kegiatan perusahaan,
M. Ansyori Syabana R. : Penerapan Prinsip Good Corporate Governance GCG Pada BUMN Di PTP Nusantara IV Persero Medan, 2008.
USU Repository © 2009
c Laporan berkala sebagaimana dimaksud dalam butir 1 dilakukan minimal 3 tiga
bulan kecuali ditentukan lain oleh komisaris.
D. Pengaturan PrinsipGood Corporate Governance didalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007