42 yang dihayati sebagai yang paling maknawi ultimate meaning. Menurut Glock and
Stark 1974 ada lima macam dimensi keberagamaan, yaitu dimensi keyakinan, dimensi peribadatan atau praktek agama, dimensi pengalaman, dimensi pengetahuan
agama, dan dimensi pengamalan. Nashori 1997, dalam Risnawati Gufron, 2010 menjelaskan bahwa orang
religius akan mencoba selalu patuh terhadap ajaran-ajaran agamanya, selalu berusaha mempelajari pengetahuan agama, menjalankan ritual agama, meyakini doktrin-
doktrin agamanya, dan selanjutnya merasakan pengalaman-pengalaman beragama. Berdasarkan definisi-definisi tersebut terlihat adanya suatu kesamaan yaitu
perwujudan individu penganut agama dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari.
2.4.2 Dimensi-dimensi religiusitas
Glock Stark 1974 mengembangkan sebuah pembagian fase dimensi religiusitas, yaitu apa yang diyakini seseorang sebagai kebenaran religius, apa yang
seseorang lakukan sebagai bagian pengamalan keyakinan mereka, bagaimana mereka melibatkan emosi atau pengalaman sadar mereka dalam agama yang dianut, apa yang
diketahui tentang keyakinan mereka, dan bagaimana tingkah laku sehari-hari mereka dipengaruhi agama.
Menurut Glock Stark Robertson, 1988, dalam Ancok Suroso, 2004 dimensi-dimensi religiusitas terdiri dari lima macam yaitu:
43 1 Dimensi keyakinan
Dimensi ini terdiri dari pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran
ajaran-ajaran agama. Setiap agama mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharap untuk taat. Walaupun demikian, isi dan ruang
lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya di antara agama-agama, tetapi terdapat tradisi-tradisi dalam agama yang sama.
2 Dimensi praktek agama Dimensi ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang
dilakukan orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnya. Praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari dua hal yang penting
yaitu ritual dan ketaatan. Ritual seperti mengahdiri pengajian agama, sedangkan ketaatan seperti mengerjakan shalat.
3 Dimensi pengalaman keagamaan Dimensi ini berisikan dan memperhatikan fakta bahwa semua agama
mengandung pengharapan-pengharapan yang pasti, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama baik pada suatu saat akan mencapai
pengetahuan sebjektif dan langsung mengenai kenyataan bahwa seseorang akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural.
44 4 Dimensi pengetahuan keagamaan
Dimensi ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan,
ritual-ritual, kitab suci, dan tradisi-tradisi. 5 Dimensi konsekuensi keagamaan
Dimensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari.
Konsekuensi keagamaan tersebut di tiap komitmen agama berlainan. Maka dari itu, kita perlu suatu ketegasan secara komunal yang dapat diambil dari salah
satu hukum agama yang tertulis yang terdapat di dalam kitab agama masing- masing untuk mengantisipasi hal-hal yang dapat menjerumuskan kehidupan
bermasyarakat.
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi religiusitas