Kerangka Berfikir Faktor-faktor psikologis mempengaruhi forgivenness pada istri korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT)

47

2.5 Kerangka Berfikir

Dalam menjalani hidup, setiap orang tidak akan pernah terlepas dari masalah, baik itu permasalahan pribadi maupun masalah sosial yang dapat mempengaruhi kehidupannya. Dari bermacam-macam permasalahan yang mucul dengan ragam latar belakang memunculkan perasaan negatif yaitu tidak suka, tidak terima, dan atau rasa permusuhan. Jalan keluar yang baik untuk menghilangkan segala perasaan negatif tersebut ialah dengan saling memaafkan forgiveness antara korban dengan pelaku yanng menyakiti. Forgiveness adalah rendahnya dorongan seseorang untuk menghindar, untuk membalas dendam, dan bertambahnya dorongan dari diri untuk membina hubungan kembali. Tipe kepribadian disini ialah tipe ekstrovert dan tipe introvert. Pada individu yang introvers dipengaruhi oleh dunia subyektif yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasi utama tertuju ke dalam; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Penyesuaian dengan dunia luar pada tipe introvers ini kurang baik, sebaliknya mempunyai penyesuaian yang baik dengan dirinya sendiri. Sedangkan, individu yang ekstravers dipengaruhi oleh dunia obyektif yaitu dunia di luar dirinya. Orientasi utama tertuju keluar; pikiran, perasaan, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non-sosial. Individu ekstravers ini mempunyai sikap yang positif terhadap masyarakat. Bagaimana dengan individu yang dapat melakukan forgiveness pada pelaku yang telah menyakiti dirinya. Sebelumnya telah diadakan penelitian oleh 48 Wang 2008 telah melakukan penelitian antara tipe kepribadian dan forgiveness. Akan tetapi tipe kepribadian yang diteliti disini mengenai kepribadian big five dengan forgiveness dalam dua jurnal penelitian, yang hasilnya pertama menyatakan bahwa antara kepribadian big five dengan forgiveness menghasilkan signifikansi positif pada agreeableness dan signifikansi negatif pada neuroticism, dan tidak terdapat signifikansi pada counsciousness, extraversion, dan openness. Maka diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepribadian big five dengan forgiveness. Kemudian, McCullough dkk 2001 mengatakan bahwa ciri dari tipe kepribadian tertentu seperti ekstravert menggambarkan beberapa karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter-karakter tersebut dirasa dapat dengan kuat menjadi pemicu bagi seorang individu yaitu korban untuk dapat melakukan forgiveness pada pelaku yang menyakiti. Maka, dapat diketahui dengan jelas bahwa terdapat hubungan antara kepribadian, tepatnya tipe kepribadian ekstravert dengan forgiveness. Kualitas hubungan adalah keadaan seberapa baik sebuah interaksi yang mendalam yang dilakukan individu dalam hubungannya dilihat dari dimensi-dimensi yang menentukan. Berdasarkan penelitian yang ada dari Nelson dkk dalam Worthington dkk, 1998 menemukan bahwa korban cenderung memaafkan apabila hubungan antara korban dan pelaku sebelum peristiwa menyakitkan terjadi, terdapat kepuasan, komitmen dalam hubungan tersebut. Kemudian, menurut Pierce dkk 1997, keberhasilan maupun kegagalan dalam suatu hubungan dapat ditentukan oleh kualitas hubungan yang dimiliki oleh pasangan. 49 Religiusitas adalah perwujudan individu penganut agama dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam religiusitas terdapat beberapa dimensi yang akan diteliti juga dalam penelitian ini, yaitu dimensi-dimensi menurut Glock Stark, terdiri dari lima macam yaitu pertama, dimensi keyakinan terdiri dari pengharapan-pengharapan dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu, dan mengakui kebenaran ajaran-ajaran agama. Kedua, dimensi praktek agama ini mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang dianutnya. Ketiga, dimensi pengalaman di dalamnya memperhatikan fakta bahwa semua agama mengandung pengharapan-pengharapan yang pasti, meski tidak tepat jika dikatakan bahwa seseorang yang beragama baik pada suatu saat akan mencapai pengetahuan sebjektif dan langsung mengenai kenyataan bahwa seseorang akan mencapai suatu kontak dengan kekuatan supernatural. Keempat, dimensi pengetahuan agama ini mengacu kepada harapan bahwa orang-orang yang beragama paling tidak memiliki minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab suci, dan tradisi- tradisi. Kelima, dimensi konsekuensi ini mengacu kepada identifikasi akibat-akibat hasil dari keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Selain itu, terdapat background individu yaitu, usia pernikahan yang dapat mempengaruhi forgiveness. Faktor ini dipilih menjadi moderator variabel karena berdasarkan teori, usia pernikahan dapat menentukan besaran forgiveness. 50 Dalam penelitian lainnya yang mendukung usia pernikahan yaitu penelitian mengenai kualitas hubungan suami dan istri, Fincham dkk 2009 memperlihatkan bahwa dengan melakukan forgiveness memunculkan dampak yang positif atau keuntungan dengan timbulnya kesejahteraan suatu hubungan, hal ini diperkuat oleh kenyataan yaitu rata-rata suami istri yang mementingkan, mencoba, dan menyetujui forgiveness terjadi pada usia yang pernikahannya lebih lama, dan dengan melakukan forgiveness pernikahannya lebih berumur panjang, serta dirasa memuaskan. Pembahasan di atas ialah berbagai faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan forgiveness pada situasi normal yang dapat terjadi pada siapapun. Selanjutnya, peneliti ingin meneliti apakah faktor tipe kepribadian, kualitas hubungan, dan lima dimensi religiusitas serta usia pernikahan memiliki pengaruh terhadap forgiveness dan faktor mana yang memiliki pengaruh paling besar yang memunculkan forgiveness pada istri korban kekerasan dalam rumah tangga KDRT di LBH APIK. Jika di gambarkan maka akan menjadi seperti pada gambar 2.1. 51 Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Berpikir Ekstrovert Introvert Forgiveness Keyakinan Praktek Agama Pengalaman Pengetahuan Konsekuensi Tipe Kepribadian Kualitas Hubungan Religiusitas Usia Pernikahan 52

2.6 Hipotesis