66
Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Forgiveness
No Koefisien
Standar error Nilai t
Signifikan 1
0.57 0.07
7.88 V
2 0.69
0.07 9.72
V 3
0.50 0.08
6.59 V
4 0.31
0.08 4.11
V 5
0.43 0.08
5.74 V
6 0.04
0.08 0.47
X 7
0.83 0.07
11.08 V
8 0.90
0.07 12.80
V 9
0.80 0.07
11.36 V
10 0.60
0.08 8.00
V
Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Dari tabel diatas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item nomor 6 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan.
Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negatif, maka diketahui tidak terdapat item yang muatan faktor nya negatif.
67
Tabel 3.6
Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran dari item Forgiveness
tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran item
Dari tabel 3.6 diatas, menunjukkan korelasi kesalahan dari faktor forgiveness. Diketahui hampir keseluruhan item saling berkorelasi, hanya item nomor 2 yang
tidak berkorelasi dan ini sangat baik. Pada model pengukuran ini terdapat beberapa kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing, dan tidak hanya mengukur apa yang seharusnya diukur, akan tetapi totalnya tidak
lebih dari tiga yang berkorelasi. Dengan demikian secara keseluruhan item yang akan
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
1 1
2 1
3 V
1 4
V 1
5 V
1 6
V 1
7 V
1 8
V V
V 1
9 V
1 10
V V
V 1
68 didrop adalah item nomor 6, sebab tidak signifikan, yang artinya item tersebut tidak
akan ikut dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
Langkah terakhir yaitu item – item forgiveness yang tidak didrop dihitung skor faktornya. Skor faktornya dihitung untuk menghindari estimasi bias dari
kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini tidak menjumlahkan item – item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor
faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan Adapun rumus T Score yaitu Umar, 2011 :
T
score
= 10 x skor faktor + 50.
Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat,
bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian ini.
3.5.2 Uji validitas konstruk tipe kepribadian
1. Ekstrovert
Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur tipe kepribadian ekstrovert. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square = 134.17 , df = 27 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 0.163. Oleh sebab itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi
– Square = 22.89 , df = 17 , P-value = 0.15285 , RMSEA = 0.048. Nilai Chi – Square
69 menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu
faktor unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu tipe kepribadian ekstrovert.
Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau
tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan
faktor, seperti pada tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7 Muatan Faktor Item Tipe Kepribadian
Ekstrovert No
Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
1
0. 09
0.09 1.10
X 2
0.41
0.09 4.79
V 3
0.66 0.10
6.31 V
4 0.06
0.08 0.74
X 5
0.76 0.08
9.84 V
6 0.89
0.07 12.21
V 7
0.47 0.08
5.89 V
8 -0.20
0.08 -2.37
V 9
0.55 0.08
6.95 V
Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
70 Pada tabel diatas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item nomor
1 dan 4 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan
negative, maka diketahui terdapat item yang muatan faktor nya negatif yaitu dari item nomor 8. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang
saling berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing, dan tidak hanya mengukur apa yang
seharusnya diukur. Pada pengujian ini, didapatkan bahwa korelasi kesalahan item dari tipe kepribadian ekstrovert cukup banyak, hampir seluruh item saling
berkorelasi. Dengan demikian secara keseluruhan item yang di drop adalah item nomor 1,
4, 8, meskipun memiliki nilai t 1,96 , item tersebut tetap akan didrop, sebab sifat koefisien pada item tersebut bermuatan negatif dan tidak signifikan. Artinya, item
nomor 8 tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
2. Introvert
Peneliti menguji apakah sembilan item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur tipe kepribadian introvert. Dari hasil analisis CFA
yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square = 60.42 , df = 27 , P-value = 0.00023 , RMSEA = 0.091. Oleh sebab itu, peneliti
melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi
– Square = 37.58 , df = 25 , P-value = 0.05081 , RMSEA = 0.058 Nilai Chi – Square
71 menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu
faktor unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu tipe kepribadian introvert.
Kemudian melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Pada tahap ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien
muatan faktor pada item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor dari item, seperti pada tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8 Muatan Faktor Tipe Kepribadian
Introvert No
Koefisien Standar error
Nilai t Signifikan
1 0.10
0.10 1.06
X 2