93 Berikutnya yang terakhir akan dijelaskan gambaran subjek berdasarkan
tingkatan forgiveness terhadap pelaku yaitu suaminya. Tiga tingkatan forgiveness dari subjek dapat dilihat dalam tabel 4.2 di bawah ini
Tabel 4.2 Tingkatan
Forgiveness
Rentangan Jumlah
Persentase Tinggi
98 65,3
Sedang 43
28,7 Rendah
9 6
Total 150
100
Dari tabel 4.2 di atas diketahui bahwa tingkatan forgiveness yang terjadi dan dilakukan oleh istri korban KDRT terhadap suami dengan jumlah persentase 65,3.
4.2 Uji Hipotesis Penelitian
4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunakan software SPSS 16. Seperti yang sudah disebutkan
pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square untuk mengetahui berapa persen varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua
94 apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan terhadap DV, kemudian
terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing – masing IV. Langkah pertama peneliti melihat besaran R square untuk mengetahui berapa
persen varians DV yang dijelaskan oleh IV. Selanjutnya untuk tabel R square, dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3 Tabel Rsquare
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa perolehan R square sebesar 0.462 atau 46,2. Artinya proporsi varians dari forgiveness yang dijelaskan oleh semua
independen variabel adalah sebesar 46,2, sedangkan 53,8 sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian ini.
Langkah kedua peneliti menganalisis dampak dari seluruh independent variabel terhadap forgiveness. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .680
a
.462 .431
6.93242 a. Predictors: Constant, Konsekuensi, extrovert, Pengalaman,
KualitasHubungan, Introvert, Keyakinan, Pengetahuan, PraktekAgama
95
Tabel 4.4 Tabel Anova
Jika melihat kolom ke 6 dari kiri diketahui bahwa p 0.05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan dari seluruh independen
variabel terhadap forgiveness ditolak. Artinya, ada pengaruh yang signifikan dari tipe kepribadian ekstrovert, introvert, kualitas hubungan, religiusitas keyakinan, praktek
agama, pengalaman keagamaan, pengetahuan keagamaan, dan konsekuensi keagamaan terhadap forgiveness.
Langkah terakhir adalah melihat koefisien regresi tiap independen variabel. Jika nilai t 1,96 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti bahwa IV
tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap forgiveness. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel 4.5 berikut.
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
5813.697 8
726.712 15.121
.000
a
Residual 6776.232
141 48.058
Total 12589.929
149 a. Predictors: Constant, Konsekuensi, extrovert, Pengalaman, KualitasHubungan, Introvert, Keyakinan,
Pengetahuan, PraktekAgama b. Dependent Variable: Forgiveness
96
Tabel 4.5 Koefisien Regresi
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.5 Dapat disampaikan persamaan regresi sebagai berikut: signifikan
Forgiveness = 16.816 - 0.014extrovert - 0.118introvert + 0.500kualitashubungan + 0.130keyakinan +
0.02praktekagama - 0.78pengalaman + 0.003pengetahuan + 0.219konsekuensi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 16.816
8.176 2.057
.042 Extrovert
-.014 .075
-.013 -.189
.851 Introvert
-.118 .082
-.103 -1.430
.155 KualitasHubungan
.500 .064
.529 7.764
.000 Keyakinan
.130 .114
.132 1.141
.256 PraktekAgama
.022 .117
.022 .188
.851 Pengalaman
-.078 .068
-.085 -1.151
.252 Pengetahuan
.003 .109
.002 .025
.980 Konsekuensi
.219 .080
.183 2.750
.007 a. Dependent Variable: Forgiveness
97 Dari tabel 4.5, untuk melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi yang
dihasilkan, kita cukup melihat nilai sig pada kolom yang paling kanan kolom ke-6, jika P 0.05, maka koefisien regresi yang dihasilkan, signifikan pengaruhnya
terhadap forgiveness dan sebaliknya. Dari hasil diatas hanya koefisien regresi kualitas hubungan dan religiusitas konsekuensi yang signifikan, sedangkan sisa
lainnya tidak. Hal ini berarti bahwa dari 8 hipotesis minor hanya terdapat dua yang signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing
IV adalah sebagai berikut:
1. Variabel tipe kepribadian ekstrovert: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar - 0.014 p 0.05, yang berarti bahwa variabel tipe kepribadian ekstrovert secara
negatif mempengaruhi forgiveness tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi tipe kepribadian ekstrovert maka semakin rendah forgiveness, walaupun secara
statistik tidak signifikan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, tipe kepribadian ekstrovert didapatkan berhubungan dengan forgiveness walau tidak
signifikan secara statistik, termasuk dalam penelitian ini. Menurut peneliti, hal tersebut dikarenakan tipe kepribadian ekstrovert termasuk orang yang
dipengaruhi oleh dunia obyektif yaitu dunia di luar dirinya sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab kajian teori, tipe kepribadian ekstrovert
tertuju ke luar; pikiran, perasaan,, serta tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya.
Tipe kepribadian ekstrovert ditandai dengan sikap positif dengan
sekitar, yang seharusnya mengakibatkan dapat melakukan forgiveness dengan
98 apa adanya. Akan tetapi dari hasil yang ada diketahui tipe kepribadian ekstrovert
tidak dapat melakukan forgiveness dengan baik. 2. Variabel tipe kepribadian introvert: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -
0.118 p 0.05, yang berarti bahwa variabel tipe kepribadian introvert secara negatif mempengaruhi forgiveness tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
tipe kepribadian introvert maka semakin rendah forgiveness, walaupun secara statistik tidak signifikan. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, tipe
kepribadian introvert didapatkan selalu berhubungan negatif dengan forgiveness walau tidak signifikan secara statistik, termasuk dalam penelitian ini. Menurut
peneliti, hal tersebut dikarenakan tipe kepribadian introvert termasuk orang yang dipengaruhi oleh dunia subyektif yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Seperti
yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab kajian teori, tipe kepribadian introvert tertuju ke dalam; pikiran, perasaan,, serta tindakannya terutama
ditentukan oleh faktor-faktor subyektif. Tipe kepribadian introvert
ditandai dengan penyesuaian diri yang kurang baik dengan sekitar sehingga dapat
mengakibatkan tidak dapat melakukan forgiveness dengan apa adanya. 3. Variabel kualitas hubungan : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.500 p
0.05, yang berarti bahwa variabel kualitas hubungan secara positif mempengaruhi forgiveness dan signifikan. Jadi, semakin tinggi kualitas
hubungan maka semakin tinggi pula forgiveness, dan dalam hal ini secara statistik signifikan. kualitas hubungan berpengaruh signifikan terhadap
forgiveness. Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya, kualitas hubungan didapatkan selalu berhubungan positif dengan forgiveness, termasuk dalam
99 penelitian ini. Menurut peneliti, hal tersebut dikarenakan dalam kualitas
hubungan korban cenderung memaafkan apabila hubungan antara korban dan pelaku sebelum peristiwa menyakitkan terjadi terdapat kepuasan, komitmen
dalam hubungan tersebut. Selanjutnya kualitas hubungan termasuk kedalam faktor yang melatar belakangi keberhasilan maupun kegagalan dalam suatu
hubungan antar pasangan. Hal tersebut seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab kajian teori pada kualitas hubungan. Semakin tinggi kualitas hubungan
antar pasangan maka semakin tinggi pula keinginan dalam untuk melakukan forgiveness terhadapa pasangan.
4. Variabel religiusitas keyakinan : Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.130 p 0.05, yang berarti bahwa variabel religiusitas keyakinan secara positif
mempengaruhi forgiveness, tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi religiusitas keyakinan maka semakin tinggi pula forgiveness. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, religiusitas keyakinan didapatkan selalu berhubungan positif secara signifikan dengan forgiveness, termasuk dalam
penelitian ini. Menurut peneliti, hal tersebut dikarenakan religiusitas keyakinan termasuk kedalam ideologis dari seseorang. Seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya pada bab kajian teori, ideologis mengarah pada sikap berpegang teguh pada pandangan teologis tertentu. Religiusitas keyakinan ditandai dengan
mempertahankan seperangkat kepercayaan dimana para penganut diharap untuk taat. Maka dengan menjalani dan menaati sesuai dengan ajaran kepercayaan
secara baik, forgiveness pun akan meningkat.
100 5. Variabel religiusitas praktek agama: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.022 p 0.05, yang berarti bahwa variabel religiusitas praktek agama secara positif mempengaruhi forgiveness, tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi
religiusitas praktek agama maka semakin tinggi pula forgiveness. religiusitas praktek agama tidak berpengaruh signifikan terhadap forgiveness. Berdasarkan
penelitian-penelitian sebelumnya, religiusitas praktek agama didapatkan berhubungan positif dengan forgiveness walau tidak signifikan secara statistik,
termasuk dalam penelitian ini. Menurut peneliti, hal tersebut dikarenakan responden penelitian yang digunakan ialah responden beragam agama dan dalam
penelitian-penelitian sebelumnya tidak dijabarkan dengan jelas dimensi tertentu yang besar pengaruhnya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya pada bab
kajian teori, praktek-praktek keagamaan ini terdiri dari ritual, ketaatan, dan hal- hal yang dilakukan orang untuk menunjukan komitmennya terhadap agama yang
dianutnya. Semakin tinggi praktek agama yang ditaati atau dilakukan semakin tinggi forgiveness yang akan dilakukan.
6. Variabel religiusitas pengalaman: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,78 p 0.05, yang berarti bahwa variabel religiusitas pengalaman secara negatif
mempengaruhi forgiveness tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi religiusitas pengalaman maka semakin rendah forgiveness, walaupun secara
statistik tidak signifikan. Dari beberapa teori dan penelitian yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa seseorang dengan religiusitas pengalaman tinggi dicirikan
dengan sikap berfikir panjang dan lebih memaknai hal-hal yang terjadi dalam hubungan untuk mempertahankan hubungan tersebut. Seseorang yang memiliki
101 religiusitas pengalaman yang tinggi tentunya akan berusaha memaknai dengan
positif untuk mempertahankan hubungan dengan pasangan melalui melakukan forgiveness dengan baik.
7. Variabel religiusitas pengetahuan: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0.003 p 0.05, yang berarti bahwa variabel religiusitas pengetahuan secara
positif mempengaruhi forgiveness tetapi tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi religiusitas pengetahuan maka semakin tinggi pula forgiveness, walaupun secara
statistik tidak signifikan. Dari beberapa teori dan penelitian yang ada, peneliti menyimpulkan bahwa seseorang dengan religiusitas pengetahuan yang tinggi
dicirikan dengan memiliki pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual- ritual, kitab suci, dan tradisi-tradisi. Seseorang yang memiliki karakteristik
religiusitas pengetahuan yang tinggi tentunya akan selalu dapat menyikapi permasalahan dengan baik. Hal yang demikian tentunya akan menimbulkan
keinginan untuk melakukan forgiveness terhadap pelaku pasangannya. 8. Variabel religiusitas konsekuensi: Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar
0.219 p 0.05, yang berarti bahwa variabel religiusitas konsekuensi secara positif mempengaruhi forgiveness serta signifikan. Jadi, semakin tinggi
religiusitas konsekuensi maka semakin tinggi pula forgiveness yang dilakukan, dan secara statistik signifikan. Dari beberapa teori dan penelitian yang ada,
peneliti menyimpulkan bahwa seseorang dengan religiusitas konsekuensi yang tinggi mengacu pada akibat-akibat hasil keyakinan keagamaan, praktek,
pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari sehingga mempengaruhi keinginan dalam forgiveness. Dapat diartikan individu tersebut
102 dapat mudah melakukan forgiveness karena berdasarkan latar belakang yang
dimiliki. Pada tabel 4.4 koefisien regresi diatas, dari dua IV yang berpengaruh
signifikan terhadap DV dapat diketahui mana yang memiliki pengaruh lebih besar. Untuk melihat perbandingan besar kecilnya pengaruh antara tiap IV terhadap DV
dapat diketahui dengan dua cara, yaitu melihat nilai signifikansinya p dan melihat Standardized coefficients beta Umar, 2011. Maka dari tabel diatas dapat diketahui
perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh terbesar adalah sebagai berikut:
1. Kualitas hubungan dengan beta = 0.529 2. Religiusitas konsekuensi dengan beta = 0.183
4.2.2 Pengujian proporsi varians masing–masing independent variabel