Faktor-faktor yang mempengaruhi forgiveness

26 motivations, revenge motivations, dan benevolence motivations. Peneliti menggunakan dimensi tersebut dikarenakan sesuai dengan definisi yang digunakan dan sesuai dengan skala yang ditemukan dan digunakan.

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi forgiveness

Berikut ini dijelaskan secara lebih rinci beberapa faktor yang berpengaruh terhadap forgiveness yang dikemukakan oleh McCullough dkk 1998, dalam Tri Faturrochman, 2009 yaitu: 1 Empati Empati adalah kemampuan seseorang untuk ikut merasakan perasaan atau pengalaman orang lain. Kemampuan untuk empati ini erat kaitannya dengan pengambilalihan peran. Melalui empati terhadap pihak yang menyakiti, seseorang dapat memahami perasaan pihak yang menyakiti merasa bersalah dan tertekan akibat perilaku yang menyakitkan. Dengan alasan itulah beberapa penelitian menunjukkan bahwa empati berpengaruh terhadap proses pemaafan. Empati juga menjelaskan variabel sosial psikologis yang mempengaruhi pemberian maaf yaitu permintaan maaf apologies dari pihak yang menyakiti. Ketika pelaku meminta maaf kepada pihak yang disakiti maka hal itu bisa membuat korban lebih berempati dan kemudian termotivasi untuk memaafkannya. 2 Karakteristik serangan Faktor ini berkaitan dengan persepsi dari kadar penderitaan yang dialami oleh orang yang disakiti serta konsekuensi yang menyertainya. Seseorang akan lebih sulit untuk memaafkan kejadian-kejadian yang dianggap penting dan 27 bermakna dalam hidupnya. Misalnya, seseorang akan sulit untuk memaafkan perilaku perselingkuhan yang dilakukan suaminya dibandingkan memaafkan perilaku orang lain yang tiba-tiba menyelinap antrian. Girard dkk dalam Tri Faturrochman, 2009 menyebutkan bahwa semakin penting dan bermakna suatu kejadian, maka akan semakin sulit bagi seseorang untuk memaafkan. 3 Tipe kepribadian Ciri dari tipe kepribadian tententu seperti ekstravert menggambarkan beberapa karakter seperti bersifat sosial, keterbukaan ekspresi, dan asertif. Karakter yang hangat, kooperatif, tidak mementingkan diri, menyenangkan, jujur, dermawan, sopan dan fleksibel juga cenderung menjadi empatik dan bersahabat. Karakter lain yang diduga berperan adalah dalam forgiveness cerdas, analitis, imajinatif, kreatif, bersahaja, dan sopan. Ciri-ciri tersebut memiliki kecenderungan invidu yang memiliki tipe kepribadian ekstravert cenderung dapat melakukan forgiveness terhadap pelaku yang menyakiti. 4 Kualitas hubungan dengan pelaku Berdasarkan penelitian yang ada, Nelson dkk dalam Worthington dkk, 1998 menemukan bahwa korban cenderung memaafkan apabila hubungan antara korban dan pelaku sebelum peristiwa menyakitkan terjadi, terdapat kepuasan, komitmen dalam hubungan tersebut. Seseorang yang memaafkan kesalahan pihak lain dapat dilandasi oleh komitmen yang tinggi pada relasi mereka. Ada empat alasan mengapa kualitas hubungan berpengaruh terhadap perilaku memaafkan dalam hubungan interpersonal. Pertama, pasangan yang mau memaafkan pada 28 dasarnya mempunyai motivasi yang tinggi untuk menjaga hubungan. Kedua, dalam hubungan yang erat ada orientasi jangka panjang dalam menlain hubungan di antara mereka. Ketiga, dalam kualitas hubungan yang tinggi kepentingan satu orang dan kepentingan pasangannya menyatu. Keempat, kualitas hubungan mempunyai orientasi kolektivitas yang menginginkan pihak-pihak yang terlibat untuk berperilaku yang memberikan keuntungan di antara mereka McCullough dkk., 1998. 5 Religiusitas Studi yang menunjukkan bahwa nilai dan praktek keagamaan berhubungan positif dengan sikap yang mendukung tindakan memaafkan Gorsuch Hao,1993. Studi lain yang dilakukan Wuthnow 2009 menunjukkan bahwa kegiatan kelompok agama yang bersifat tradisional seperti sharing dan doa bersama, terbukti membantu individu memaafkan orang lain.

2.1.5 Pengukuran forgiveness