terhadap sinar ultra ungu dari pijar listrik, harus menggunakan alat pelindung termasuk goggles berwarna dan topeng muka dan penuh gelombang atau pakaian dari
kulit yang akan melindungi dari pajanan yang berlebihan. Berdasarkan hasil wawancara terhadap para informan dapat diketahui bahwa upaya
keselamatan dalam pengendalian bahaya radiasi di Central Gas Turbine Area, PT. Taka Turbomachinery Duri Riau melakukan upaya, seperti menyediakan alat
pelindung diri untuk kegiatan kerja pengelasan dengan menyediakan face shield, kaca mata hitam, sarung tangan karet dan untuk bahaya radiasi yang berasal dari matahari
seluruh pekerja PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau diwajibkan mengenakan baju lengan panjang, sarung tangan, helm keselamatan, kaca mata dan
safety shoes. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mulya 2008 yang menyatakan untuk
pengendalian risiko terkena percikan api las pekerja harus berhati-hati dengan mengatur jarak aman seperti melawan arah mata angin dan sebaiknya pekerja
pengelasan menggunakan alat pelindung diri seperti wear pack yang terbuat dari bahan katun, pada saat pengelasan juga leher baju harus dikancingkan, selalu
menggunakan safety googles, sarung tangan, face shield kedok las, dan apron kulit.
5.14 Penggunaan Bahan Kimia Dalam Proses Produksi di Central Gas
Turbine Area
Menurut Susanto 2009 penggunaan bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja terutama bagi industri yang menggunakan bahan kimia sebagai
Universitas Sumatera Utara
bahan pembantu proses, diantaranya industri tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik, pengilahan logam, obat-obatan dan lain-lain.
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun menyatakan, bahwa dengan meningkatnya
kegiatan pembangunan di berbagai bidang terutama bidang industri dan perdagangan, terdapat kecendrungan semakin meningkat pula penggunaan bahan berbahaya dan
beracun. Berdasarkan pernyataan para informan dapat diketahui bahwa PT. Taka
Turbomachinery Indonesia Duri Riau di dalam proses produksi menggunakan bahan kimia, adapun bahan kimia yang sering digunakan adalah asetilin yang digunakan
untuk proses pengelasan dan pemotongan logam, lube oil atau oli yang digunakan untuk sebagai bahan pelumas agar mesin berjalan mulus dan bebas gangguan
sekaligus berfungsi sebagai pendingin dan penyekat, dan solar yang digunakan untuk sebagai bahan bakar mesin turbin dan sebagai bahan untuk servis reparasi pada
bidang mekanikal.
5.15 Dampak Penggunaan Bahan Kimia Bagi Keselamatan dan Kesehatan Pekerja di Central Gas Turbine Area
Menurut Harrianto 2008 efek toksik zat kimia yang berbahaya, bila masuk kedalam tubuh, bergantung pada sifat fisik zat kimia tersebut dan sifat dasar patofisiologis
organ tubuh terhadap pajanan tersebut. Zat kimia dapat mengalami beberapa kemungkinan proses didalam tubuh, antara lain: 1. Disimpan di beberapa jaringan
Universitas Sumatera Utara
dan organ tubuh, dengan sebagian kecil diekskresi. 2. Diubah menjadi zat kimia lain yang lebih larut dalam air sehingga dapat dikeluarkan melalui urine. 3. Dikeluarkan
melalui pernapasan dan urine tanpa diubah lagi. Beberapa zat kimia dapat mengakibatkan kerusakan jaringanorgan tubuh. Detoksifikasi dan proses
metabolisme zat kimia ini terjadi di hati, sehingga menghasilkan senyawa baru yang sering kali lebih berbahaya dari senyawa aslinya. Berdasarkan dosis dan lamanya
pajanan yang terjadi efek toksik yang terjadi dapat berbentuk; 1. Reaksi akut terjadi setelah pajanan, misalnya iritasi pada mata, kulit, atau saluran pernapasan oleh
larutan asam atau basa, kabut, debu, atau uap zat kimia organik. 2. Reaksi menahun. Gangguan kesehatan berkembang secara bertahap setelah terjadinya dermatitis
setelah seorang pekerja terpajan oleh suatu larutan bahan kimia tertentu dalam beberapa minggu.
Berdasarkan cara pajanan terjadi dan sifat dasar patofisiologis organ tubuh terhadap pajanan, efek toksik suatu bahan kimia dapat berbentuk: 1. Reaksi dalam bentuk
iritasi atau luka bakar yang terjadi karena kontak langsung zat kimia dengan bagian tubuh kulit, mata, dan saluran pernapasan. Cedera langsung terjadi di tempat
pajanan, misalnya luka bakar akibat kontak dengan bahan kimia yang korosif. 2. Reaksi alergi dapat terjadi pada kulit dan saluran penapasan. Alergi pada kulit disebut
dermatitis alergi. Reaksi alergi tidak hanya tampak pada tempat kontak, tetapi juga dapat terjadi di bagian tubuh mana saja, misalnya reaksi akibat epoksi resin, derivate
tar batu bara, dan asam kromat. Sensitisasi pada saluran pernapasan akan mengakibatkan terjadinya asma akibat kerja occupational asthma, misalnya karena
Universitas Sumatera Utara
pajanan formaldehid atau biji-bijian. 3. Teratogenesis. 4. Efek sistemik: pajanan zat kimia yang ditransportasikan oleh aliran darah ke seluruh tubuh, jauh dari tempat
pajanan terjadi, sehingga efek toksik tidak hanya terlokalisasi di suatu tempat tetapi juga dapat menyebar ke bagian lain sistem tubuh, dapat mengakibatkan terjadinya
efek sistemik umum, narcosis, asfiksian, mutagenic, karsinogenik. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan mengenai dampak penggunaan
bahan kimia bagi keselamatan dan kesehatan pekerja di Central Gas Turbine Area dapat diketahui bahwa setiap para karyawan telah mengetahui dampak dari
penggunaan bahan kimia terhadap keselamatan dan kesehatannya yaitu melalui pengarahan langsung dari pihak manajemen PT. Taka sendiri yang diadakan pada
saat tail gate meeting berlangsung mengenai tentang bagaimana cara penggunaan bahan kimia yang benar sesuai dengan MSDS dan SOP yang ada dan memeriksa
kelengkapan karyawan sebelum memulai pekerjaan dari segi keselamatan yaitu telah menggunakan APD dan adanya surat izin bekerja. Setiap pekerja yang menggunakan
bahan kimia harus mentaati cara bekerja berdasarkan prosedur yang ada. Dan dilakukan pemantaun langsung oleh pihak HSE PT. Taka dan juga dari pihak
Chevron.
5.16 Ketersediaan MSDS Pada Penggunaan Bahan Kimia Didalam Proses