sedangkan pengaruh itu sendiri dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif. Menurut Anoraga dan Widiyanti 2001 kondisi lingkungan kerja fisik meliputi
aspek-aspek sebagai berikut 1.
Pertukaran udara, yaitu agar setiap ruang diberi ventilasi yang cukup supaya karyawan merasa nyaman saat bekerja.
2. Penerangan yang cukup, untuk pekerjaan yang memerlukan ketelitian maka
diperlukan penerangan yang cukup dan tidak menyilaukan. 3.
Penerangan atau pencahayaan, fasilitas penerangan dalam ruangan yang cukup memadai akan mendukung kelancaran dalam bekerja.
4. Kebisingan atau suara gaduh, bising yang ada dalam lingkungan kerja akan
mengganggu konsentrasi. 5.
Tata ruang kerja, penataan, pewarnaan dan kebersihan setiap ruangan akan berpengaruh terhadap karyawan pada saat melakukan pekerjaan.
Menurut As‟ad 1999 lingkungan fisik merupakan jenis lingkungan yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja :
1. Tempat kerja di dalam atau di luar, jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja dan
waktu istirahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, serta suhu. 2.
Kondisi – kondisi penerangan.
3. Kondisi
– kondisi ventilasi. 4.
Kondisi – kondisi keriuhan suara.
5. Segi
– segi berbahaya dan tak sehat.
A. Suhu Ekstrim
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soeripto 2008 yang dimaksud dengan suhu ekstrim adalah suhu tinggi lingkungan tempat kerja panas atau juga suhu rendah lingkungan tempat
kerja yang dingin. Thermal comfort Zone, Moore 1999 adalah kombinasi dari temperature
udara, kelembaban, radiant temperature, arus udara, dan hal yang berpengaruh di dalam comfort zone adalah temperatur udara dan kelembaban.
Menurut American Society for Heating, refrigerating and air conditioning engineers ASHRAE Standard 55-56. Thermal comfort-that conditioning of mind which
expresses satisfaction with the thermal environment. Comfort Zone tidak absolut tetapi tergantung dari kultur, musim, kesehatan, lapisan lemak seseorang, tebalnya
baju pakaian, kegiatan fisik. Kalau banyak kegiatan fisik maka comfort zone turun kearah bawah.
B. Kebisingan
Kebisingan Noise adalah suara yang tidak dikehendaki. Menurut Wall 1979, kebisingan adalah suara yang mengganggu. Sedangkan menurut Kep.Men
48MEN.LH111996, kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan
gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan kerja Subaris dan Haryono, 2008.
Suara bising yang keras, tajam dan tidak terduga adalah penyebab gangguan yang kerap dialami pekerja tulis menulis. Gangguan ini seringkali didiamkan saja
walaupun tindakan perbaikan yang sederhana dapat dilakukan apabila waktu dan pikiran diluangkan untuk masalah itu. Budiyanto, 1991. Sebagian besar dari
Universitas Sumatera Utara
pekerjaan kantor merupakan pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi pikiran, oleh karena itu diusahakan agar jangan banyak terjadi suara-suara gaduh. Suara yang
gaduh menyebabkan kesulitan memusatkan fikiran, dalam menggunakan telepon dan dalam melaksanakan pekerjaan kantor dengan baik. Seorang mungkin tidak
menyadari pengaruh kegaduhan suara, tetapi setelah beberapa waktu orang akan menjadi sangat lelah dan lekas marah sebagai pengaruh suara yang gaduh. Pengaruh
suara yang gaduh adalah : 1.
Gangguan mental dan syaraf pekerja. 2.
Kesulitan mengadakan konsentrasi. 3.
Kelelahan yang bertambah dan semangat kerja yang berkurang Moekijat, 2002.
Banyak sumber suara terdapat dalam kantor antara lain percakapan, gesekan kursi-kursi pada lantai, dan mesin mesin kantor yang mengeluarkan suara. Kondisi
suara yang baik adalah kondisi suara yang tidak gaduh atau tenang, tidak terganggu dari alat-alat kantor itu sendiri maupun dari luar kantor sehingga pekerja dapat
bekerja sebaik mungkin. Kebisingan dapat dikurangi dengan pengaturan maupun pengendalian sumber suara, isolasi dari suara, penggunaan peredam suara,
penggunaan sistem akuistik dan pemakaian alat pelindung telinga. Bunyi mempunyai definisi:
1. Secara fisis, bunyi adalah penyimpangan tekanan, pergeseran partikel dalam
medium elastic seperti udara. Ini adalah bunyi objektif. 2.
Secara fisiologis, bunyi adalah sensasi pendengaran yang disebabkan
penyimpangan fisis yang digambarkan di atas. Ini adalah bunyi subjektif.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Doelle 1998 Bunyi dapat dihasilkan : 1. Di udara airborne sound, misalnya suara manusia bercakap atau bernyanyi.
2. Karena benturantumbukan impact sound atau bunyi struktur structure sound. 3. Karena getaran mesin.
Telinga normal tanggap terhadap bunyi diantara jangkauan frekuensi audio sekitar 20 sampai 20.000 Hz. Gelombang bunyi yang merambat dari sumbernya
dengan muka gelombang berbentuk bola yang terus-menerus membesar, segera melemah bila jarak dari sumbernya bertambah. Sebagian energinya akan dipantulkan,
diserap, disebarkan, dibelokkan atau ditransmisikan ke ruang yang berdampingan, tergantung pada sifat akustik dindingnya.
Bising adalah semua bunyi yang mengalihkan perhatian, mengganggu atau berbahaya bagi kegiatan sehari-hari. Dengan kata lain tiap bunyi yang tidak
diinginkan oleh penerima dianggap sebagai bising. Jadi pembicaraan atau musik dianggap sebagai bising bila mereka tidak diinginkan. Seseorang cenderung
mengabaikan bising bila bising itu secara wajar menyertai pekerjaan, seperti mesin ketik atau mesin di pabrik. Sumber bising dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1 bising interior bisa dari alat-alat seperti mobil, motor, kipas angin, AC, televisi, radio, penghisap debu, mesin bor, dan 2 outdoor, seperti bunyi air hujan, angin, air
mengalir. Bising berfrekuensi tinggi lebih mengganggu dari pada bising frekuensi rendah. Secara umum bising bias menghasilkan gangguan yang jauh lebih besar pada
malam hari dari pada siang hari. Sebuah rumah sakit adalah jenis bangunan yang penghuninya sangat
dipengaruhi oleh bising. Karena itu pemilihan lokasi yang sesuai harus
Universitas Sumatera Utara
dipertimbangkan agar dapat mengurangi bising outdoor. Sedangkan bising interior dalam rumah sakit disebabkan oleh:
1. Peralatan mekanik mesin diesel, kompresor, AC, elevator.
2. Fasilitas operasional unit pipa ledeng, mesin cuci, mesin cetak, fasilitas masuk.
3. Fasilitas pelayanan pasien tangki oksigen, trolley, alat-alat kesehatan.
4. Kegiatan karyawan dan pasien pembicaraan, langkah orang berjalan.
Menurut Doelle 1998, bising yang cukup keras di atas 70 dB dapat menyebabkan kegelisahan nervousness, kurang enak badan, kejenuhan mendengar,
sakit lambung dan masalah peredaran darah. Bising yang sangat keras, di atas 85 dB dapat menyebabkan kemunduran yang serius pada kondisi kesehatan seseorang pada
Pengaruh bising dapat menurunkan produktivitas dari pekerja. Hal ini telah dibuktikan dalam bidang industri, produksi akan turun dan pekerja-pekerja akan
membuat lebih banyak kesalahan. Bila dipengaruhi oleh bising di atas 80 dB untuk waktu yang lama. Sebaliknya, juga terbukti bahwa hal yang sama dapat terjadi bila
pekerja bekerja di tempat yang terlalu sunyi. Ini dibuktikan bahwa bising dalam jumlah tertentu dapat ditolerir dan sebenarnya sejumlah bising dibutuhkan untuk
mempertahankan kesehatan jiwa. Bising buatan disebut acoustical deodorant. Misalnya musik latar belakang yang dipilih secara tepat dan didistribusikan dengan
baik, seperti di ruang tunggu, hotel dan restoran. Untuk mengendalikan bising yang disebabkan bantingan pintu dapat dihindari
dengan menggunakan penahan pintu karet. Lantai dapat ditutup dengan penutup elastic tegel karet, tegel gabus, tegel vinyl atau linoleum untuk mengurangi bising
Universitas Sumatera Utara
benturan. Selain itu petugas rumah sakit juga dilatih untuk berbicara dengan sopan dan menghargai orang lain, seperti tidak berbicara atau tertawa keras-keras.
C. Radiasi