Bahaya Fisik Radiasi di Central Gas Turbine Area Dampak Bahaya Fisik Radiasi Terhadap Pekerja di Central Gas Turbine

b. Tes pendengaran periodik Pada pekerja yang bekerja di lingkungan dengan bising ≥85 dBA, harus dilaksanakan tes audiometrik berkala setiap tahun. Berdasarkan pernyataan dari para informan dapat diketahui bahwa untuk upaya keselamatan pada kondisi kebisingan di Central Gas Turbine Area dapat diketahui PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau menyediakan Personal Protective Equipment atau PPE yang sesuai berdasarkan tingkat kebisingannya yaitu dengan menyediakan ear plug atau penutup telinga yang terbuat dari bahan karet dan juga ear muff pada saat bekerja. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saputra 2007 yang menyatakan peralatan alat pelindung diri yang dipergunakan untuk melindungi pekerja pabrik mempunyai jenis dan spesifikasi tertentu berdasarkan tingkat kebisingan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur, karyawan di lindungi dengan alat pelindung telinga ear plug untuk tingkat kebisingan antara 85-95 dBA dan ear muff untuk tingkat kebisingan lebih dari 95 dBA.

5.11 Bahaya Fisik Radiasi di Central Gas Turbine Area

Menurut Soeripto 2008 pemajanan radiasi sinar ultra ungu dapat terjadi dari alam maupun dari sumber buatan manusia. Sinar matahari adalah suatu pajanan penting bagi tenaga kerja yang bekerja di luar gedung. Proses industri seperti pengelasan dan beberapa pekerjaan logam panaspijar menghasilkan radiasi ultra ungu. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil pengamatan peneliti selama terjun di lapangan, bahaya radiasi yang terdapat di Central Gas Turbine Area yaitu terdapat pada proses pekerjaan pengelasan dan juga melalui terik sinar matahari. Berdasarkan hasil wawancara terhadap para informan diketahui bahwa bahaya radiasi yang terdapat di Central Gas Turbine Area, sumbernya berasal dari proses pekerjaan pengelasan, dan melalui terik sinar matahari dan ada sebagian pekerja yang terkena dampak dari radiasi pengelasan tersebut seperti penglihatan mata yang agak kabur dan juga pedih setelah melakukan pengelasan. Menurut Subaris dan Haryono 2008 sumber radiasi berasal dari radiasi alam dan non alami. Radiasi yang berasal dari alam disebut radiasi alam seperti sinar matahari ultra violet, infra red. Dan radiasi buatan berasal dari penggunaan alat elektronik dan radiasi yang dihasilkan dari pengelasan atau las listrik.

5.12 Dampak Bahaya Fisik Radiasi Terhadap Pekerja di Central Gas Turbine

Area Menurut Subaris dan Haryono 2008 dampak radiasi terhadap kesehatan manusia dapat bersifat somatik dan degeneratif baik oleh radiasi pengion maupun non pengion. Dampak radiasi sinar ultra violet pengelasan suhu tinggi, lampu pijar dan sinar matahari menyebabkan konjungtivitas foto elektrika dan pada kulit sinar ultra violet dapat menyebabkan erythema yaitu bercak merah abnormal pada kulit. Menurut Harrianto 2009 radiasi tampak merupakan gelombang elektromagnetik yang terletak diantara radiasi gelombang infra merah dan ultraviolet. Pekerja menjadi Universitas Sumatera Utara berisiko jika terpajan secara berulang-ulang dalam jangka waktu yang lam terhadap sumber cahaya, seperti lampu dengan intensitas yang tinggi, flashbulb, dan spotlight. Sinar matahari termasuk dalam kelompok ini. Seperti radiasi tanpa ionisasi lainnya, efek klinis juga merupakan induksi termal pada lokasi pajanan. Oleh karena itu organ yang paling sensitif untuk terkena radiasi ini adalah mata. Untuk jenis panjang gelombang ini retina merupakan bagian mata yang paling sensitif sehingga dapat mengakibatkan terjadinya destruksi fotokimia pada retina yang disebut solar retinitis eclipse blindness. Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti dapat dari para informan diketahui bahwa dampak bahaya fisik radiasi bagi pekerja yang bekerja di Central Gas Turbine Area yaitu dampak tersebut sangat berpengaruh terhadap pekerja hal tersebut dapat diketahui berdasarkan pernyataan informan yang mengatakan ada sebagian pekerja yang terkena dari dampak radiasi tersebut pada saat sehabis melakukan pengelasan penglihatan mata pekerja tersebut agak kabur dan merasakan iritasi pada mata. Menurut Soeripto 2008 absorpsi ultra ungu dapat menghasilkan reaksi photo kimia dan menyebabkan pengaruh yang mencakup protein- “DNA cross linking”. Beberapa pengaruh pemajanan ultra ungu termasuk photokeratitis dan conjunctivitis, terutama setelah terpapar kepada ultra ungu dengan panjang gelombang 270-280 nm. Tanda-tanda termasuk: nyeri, keluar air mata, tidak toleran terhadap sinar, kulit terbakar juga dihubungkan dengan pemajanan ultra ungu yang berada pada di dalam tangga 300 nm, penglihatan kabur dan suatu perasaan ada pasir di dalam mata welder flash. Katarak juga dihasilkan oleh pemaparan yang berlebihan terhadap Universitas Sumatera Utara sinar ultra ungu di dalam daerah 295-310 nm, terpapar dengan panjang gelombang 297 nm berpengaruh dengan efektivitas yang maksimum. Menurut Suma‟mur 2013 sinar laser adalah emisi energi tinggi, sinar ini digunakan untuk banyak keperluan dan pemakaiannya luas seperti pada pengelasan, pemotongan, dan pelapisan logam. Efek utama paparan sinar laser kepada tenaga kerja adalah terhadap mata dan kulit. Kerusakan mata merupakan akibat efek termis sinar laser kepada retina, sehingga terjadi kerusakan retina dan kebutaan. Sinar ultra ungu dihasilkan oleh pengelasan yang menggunakan suhu tinggi, benda pijar yang suhunya tinggi, lampu pijar dan lainnya. Sinar matahari mengandung pula sinar ultra ungu. Pada mata sinar tersebut dapat mengakibatkan konjungtivitis foto elektrika.

5.13 Upaya Keselamatan Terhadap Bahaya Fisik Radiasi di Central Gas