Ketersediaan MSDS Pada Penggunaan Bahan Kimia Didalam Proses

pajanan formaldehid atau biji-bijian. 3. Teratogenesis. 4. Efek sistemik: pajanan zat kimia yang ditransportasikan oleh aliran darah ke seluruh tubuh, jauh dari tempat pajanan terjadi, sehingga efek toksik tidak hanya terlokalisasi di suatu tempat tetapi juga dapat menyebar ke bagian lain sistem tubuh, dapat mengakibatkan terjadinya efek sistemik umum, narcosis, asfiksian, mutagenic, karsinogenik. Berdasarkan hasil wawancara dengan para informan mengenai dampak penggunaan bahan kimia bagi keselamatan dan kesehatan pekerja di Central Gas Turbine Area dapat diketahui bahwa setiap para karyawan telah mengetahui dampak dari penggunaan bahan kimia terhadap keselamatan dan kesehatannya yaitu melalui pengarahan langsung dari pihak manajemen PT. Taka sendiri yang diadakan pada saat tail gate meeting berlangsung mengenai tentang bagaimana cara penggunaan bahan kimia yang benar sesuai dengan MSDS dan SOP yang ada dan memeriksa kelengkapan karyawan sebelum memulai pekerjaan dari segi keselamatan yaitu telah menggunakan APD dan adanya surat izin bekerja. Setiap pekerja yang menggunakan bahan kimia harus mentaati cara bekerja berdasarkan prosedur yang ada. Dan dilakukan pemantaun langsung oleh pihak HSE PT. Taka dan juga dari pihak Chevron.

5.16 Ketersediaan MSDS Pada Penggunaan Bahan Kimia Didalam Proses

Produksi di Central Gas Turbine Area Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001 tentang pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, untuk mencegah terjadinya dampak yang Universitas Sumatera Utara dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya diperlukan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun secara terpadu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pasal 1 tentang Ketentuan Umum pada poin kedua dijelaskan bahwa pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan dan atau membuang B3. Kemudian Pasal 4 juga menjelaskan setiap orang yang melakukan kegiatan pengelolaan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan hidup. Berikutnya tentang Tata Laksana dan Pengelolaan B3, Pasal 11 yang menyatakan setiap orang yang memproduksi B3 wajib membuat lembaran data keselamatan bahan Material Safety Data Sheet. Kemudian Pasal 12 yang berbunyi setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan, dan pengedaran B3 wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan bahan Material Safety Data Sheet sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 11. Berdasarkan penjelasan di atas sangat jelas bahwa setiap perusahaan yang menggunakan bahan kimia di dalam proses produksi, wajib menggunakan bahan kimia yang menyediakan lembaran data keselamatan bahan Material Safety Data Sheet. Tidak terkecuali PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau selaku perusahaan yang menggunakan bahan kimia di dalam proses produksi juga menggunakan bahan kimia yang turut melampirkan MSDS. Karena MSDS sangat diperlukan dalam upaya keselamatan dan kesehatan pekerja yang menggunakan bahan kimia tertentu di dalam proses produksi. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan pernyataan informan dapat diketahui, bahwa PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau di dalam penggunaan bahan kimia untuk proses produksi di Central Gas Turbine Area turut serta menggunakan bahan kimia yang memiliki MSDS dalam upaya keselamatan dan kesehatan pekerja di dalam penggunaan bahan kimia. Berdasarkan data MSDS yang peneliti dapat selama di penelitian, MSDS tersebut berisi konten tentang produk dan identitas perusahaan, pengenalan bahaya, tipikal komposisi, informasi kesehatan dan psikologi, langkah-langkah pertolongan pertama dan keadaan darurat, tata cara penanggulangan tumpahan dan kebocoran, penanganan dan penyimpanan, pertimbangan-pertimbangan pembuangan, informasi peraturan, informasi perlindungan khusus, informasi perlindungan terhadap kebakaran, data reaktifitas, perlindungan terhadap lingkungan, peringatan khusus, dan ciri-ciri fisik. Menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 187Men1999, MSDS harus berisi hal-hal sebagai berikut: 1. Identitas bahan dan perusahaan. 2. Komposisi bahan. 3. Identifikasi bahaya. 4. Tindakan P3K. 5. Tindakan penanggulangan kebakaran. 6. Tindakan terhadap tumpahan dan kebocoran. 7. Penyimpanan dan penanganan bahan. 8. Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri. Universitas Sumatera Utara 9. Sifat-sifat fisika dan kimia. 10. Reaktifitas dan stabilitas. 11. Informasi toksikologi. 12. Informasi ekologi. 13. Pembuangan limbah. 14. Pengangkutan. 15. Peraturan dan peundang-undangan. 16. Informasi lain yang dibutuhkan. Selain MSDS, Keputusan Menteri tersebut juga mensyaratkan adanya Label yang memberi keterangan sebagai berikut: 1. Nama produk. 2. Identifikasi bahaya. 3. Tanda bahaya dan artinya. 4. Uraian risiko dan penanggulangannya. 5. Tindakan pencegahan. 6. Instruksi dalam hal terkena atau terpapar. 7. Instruksi kebakaran. 8. Instruksi tumpahan atau kebocoran. 9. Instruksi pengisian dan penyimpanan. 10. Referensi. 11. Nama, alamat, dan nomor telepon pabrik pembuat atau distributor. Universitas Sumatera Utara

5.17 Upaya Keselamatan Dalam Rangka Melindungi Pekerja Terhadap