b. Psikis mengganggu konsentrasi dan kelancaran komunikasi
Saat situasi tersebut terjadi, status suara berubah menjadi polutan dan identitas suara berubah menjadi kebisingan noise. Kebisingan noise di tempat kerja menjadi
bahaya kerja bagi sistem penginderaan manusia occupational hazard, dalam hal ini bagi sistem pendengaran hearing loss.
5.10 Upaya Keselamatan Pada Kondisi Kebisingan di Central Gas Turbine
Area Menurut Harrianto 2010 bila pajanan bising tidak dapat dihindari, penerima bising
harus menggunakan alat pelindung diri. Alat pelindung diri cukup efektif untuk mengurangi intensitas bising yang diterima oleh telinga. Alat pelindung diri
dibedakan atas beberapa jenis, berikut ini. 1.
Sumbat telinga aural insert protector Sumbat telinga atau ear plug dibedakan atas:
a. Sumbat  telinga  sekali  pakai.  Dibuat  dari  bahan  yang  lunak,  sehingga
ukuran  dapat  berubah  untuk  menyesuaikan  bentuk  liang  telinga.  Agar tidak  menyebabkan  timbulnya  infeksi,  bahannya  harus  berongga  untuk
dapat menyerap udara dan uap air. Selain itu, sumbat jenis ini juga harus dibuat dari bahan yang tidak menimbulkan reaksi alergi.
b. Sumbat  telinga  yang  dipakai  berulang.  Dibuat  dari  bahan  karet  silikon
lunak  agar  dapat  disterilisasi  dengan  alkohol  atau  dengan  pemanasan. Karena ukurannya tetap, maka harus tersedia dalam berbagai ukuran.
Universitas Sumatera Utara
c. Sumbat telinga ketat. Sumbat telinga yang dibuat dari bahan yang seperti
karet,  difiksasi  dengan  pita  penutup  yang  dilekatkan  dengan  ketat  untuk menambah daya pengurangan intensitas bising.
2. Penutup telinga circum aural protector
Biasanya  disebut  ear  muff,  yang  terdiri  dari  dua  buah  mangkok  yang dihubungkan dengan tangkai penghubung untuk menempel dengan ketat pada
telinga  pemakai.  Bantalan  mangkok  penutup  harus  diganti  secara  teratur setiap  3-6  bulan  sekali  untuk  menjamin  penutupan  telinga  yang  ketat  dan
nyaman.  Pemilihan  masing-masing  jenis  alat  pelindung  diri  tergantung  dari karakteristik bising yang dihasilkan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor
kemudahan,  cara  pemakaian,  dan  efektivitas  pengurangan  intensitas  bising. Sumbat  telinga  lebih  efektif  pada  bising  dengan  frekuensi  rendah,  dan  lebih
praktis  untuk  pajanan  bising  yang  mengalir  terus-menerus.  Sedangkan penutup  telinga  lebih  efektif  untuk  pajanan  bising  dengan  frekuensi  tinggi,
dan  lebih  praktis  digunakan  pada  aliran  bising  yang  terputus-putus,  karena lebih mudah dibuka. Bila pajanan bising lebih dari 110 dBA, perlu digunakan
kombinasi  alat  pelindung  diri  terhadap  bising,  biasanya  sumbat  telinga  dan penutup telinga, untuk menjamin proteksi yang lebih memadai.
3. Tes pendengaran
a. Tes pendengaran awal
Tes  audiometrik  awal  dilaksanakan  pada  semua  pekerja  dalam  6  bulan pertama  pajanan  bising.  Gambaran  audiogram  pekerja  harus  sudah
diperoleh paling sedikit 14 jam sebelum terpajan bising terus-menerus.
Universitas Sumatera Utara
b. Tes pendengaran periodik
Pada pekerja  yang bekerja di lingkungan dengan bising ≥85 dBA, harus dilaksanakan tes audiometrik berkala setiap tahun.
Berdasarkan pernyataan dari para informan dapat diketahui bahwa untuk upaya keselamatan pada kondisi kebisingan di Central Gas Turbine Area dapat diketahui
PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau menyediakan Personal Protective Equipment atau PPE yang sesuai berdasarkan tingkat kebisingannya yaitu dengan
menyediakan ear plug atau penutup telinga yang terbuat dari bahan karet dan juga ear muff pada saat bekerja.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Saputra 2007 yang menyatakan peralatan alat pelindung diri yang dipergunakan untuk melindungi pekerja pabrik mempunyai jenis
dan spesifikasi tertentu berdasarkan tingkat kebisingan di lingkungan pabrik PT. Pupuk Kalimantan Timur, karyawan di lindungi dengan alat pelindung telinga ear
plug untuk tingkat kebisingan antara 85-95 dBA dan ear muff  untuk tingkat kebisingan lebih dari 95 dBA.
5.11 Bahaya Fisik Radiasi di Central Gas Turbine Area