Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Kerja di Area Central Gas

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan Kerja di Area Central Gas

Turbine Menurut Soedirman 1996 untuk mengetahui seberapa berat pemajanan tenaga kerja terhadap berbagai faktor bahaya lingkungan kerja di sektor-sektor kegiatan ekonomi, perlu dilaksanakan penilaian lingkungan. Penilaian dimaksud untuk memperoleh hasil yang representatif mencerminkan tingkat keterpajanan. Untuk itu terlebih dahulu harus dilakukan identifikasi faktor-faktor bahaya lingkungan guna mengetahui lokasi keberadaannya dari jenis faktor bahaya yang memapar tenaga kerja. Penilaian lingkungan dilaksanakan dengan pengukuran, pengambilan contoh uji dan analisis laboratorium menggunakan peralatan spesifik. Penilaian lingkungan dalam higiene perusahaan meliputi faktor bahaya fisik seperti panas, bising, sinar ultraviolet, sinar infra merah, radio aktif, gelombang elektromagnetik, gelombang pendek, laser dan sebagainya, serta faktor bahaya kimiawi seperti gas, uap, debu, dan sebagainya. Didalam pelaksanaan pemantauan lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area PT. Taka Turbomachinery Indonesia Duri Riau telah menerapkan program pemantauan lingkungan kerja yaitu dengan menyediakan alat-alat tertentu untuk pendeteksian potensi-potensi bahaya fisik terkait dengan lingkungan kerja di Central Gas Turbine Area seperti tersedianya ambient untuk mengetahui tingkat suhu, kemudian sound level meter untuk mengetahui tingkat kebisingan, serta melakukan pengambilan Universitas Sumatera Utara sampel bahan kimia dalam kurun waktu sebulan sekali yang dilakukan oleh pekerja dari PT. Taka bagian operation seperti pengambilan sampel air untuk mengetahui apakah air tersebut memiliki kadar toksik yang tinggi, kemudian mengambil sampel uap yang mana sampel uap tersebut untuk diketahui apakah kualitas uap tersebut sangat bagus atau tidak, pengambilan sampel bahan kimia nalcool dan lube oil, yang mana sampel bahan kimia tersebut akan dibawa ke laboratorium milik PT. Chevron Pacific Indonesia di Duri Riau untuk dilakukan pemeriksaan secara spesifik oleh pihak laboratorium Chevron. Menurut Suma‟mur 2013 koreksi cara, tempat dan lingkungan kerja terutama dimaksudkan agar intensitas atau kadar faktor penyebab penyakit dalam hubungan ini penyebab fisis dan kimiawi dalam udara tempat kerja diupayakan senantiasa berada dibawah NAB-nya. Tindakan korektif terhadap cara kerja tempat dan lingkungan kerja diselenggarakan atas dasar hasil pengukuran dan evaluasinya sehingga segala tindakan higiene industri benar-benar obyektif. Koreksi tersebut mungkin atas dasar telah terjadi peristiwa keracunan, gangguan kesehatan, penyakit akibat kerja, atau kecelakaan. Tapi mungkin pula atas dasar preventif agar faktor fisis dan kimiawi di tempat kerja tidak mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan.

5.2 Alat Bantu di Dalam Menunjang Pelaksanaan Pemantauan Lingkungan