44
BAB III DESKRIPSI LOKASI
3.1. Sejarah Singkat Desa Dalu Sepuluh
Menurut penuturan beberapa orang pemuka masyarakat, Desa Dalu Sepuluh merupakan satu wilayah dengan desa yang bernama Kampung Buluh. Kata kampung
untuk kondisi sekarang ini sama artinya dengan desa. Kampung Buluh ini sendiri ini merupakan wilayah kekuasaan dari Kerajaan Negeri Serdang. Penduduk yang
mendiami Kampung Buluh ini adalah etnis Melayu. Ketika Belanda membuat perkebunan tembakau terkenal dengan Tembakau
Deli yang mereka pasarkan ke Amsterdam dan setelah kemerdekaan Indonesia Belanda memasarkannya ke BremenJerman Timur, sebagai pekerjaburuh di
perkebunan tembakau ini, Belanda mendatangkan buruh waktu itu lebih dikenal dengan istilah kuli kontrak dari Pulau Jawa. Buruh di perkebunan tembakau ini
dikontrak oleh Belanda selama tiga tahun dengan biaya transportasi ditanggung oleh Belanda. Tetapi para kuli kontrak ini sering terlibat perjudian, sehingga kehabisan
uang dan tidak berani lagi pulang ke Jawa karena merasa malu jika pulang merantau tidak membawa perolehan hasil apapun.
Sarana transportasi masyarakat desa ini dahulunya lebih sering menggunakan sungai dengan menggunakan perahu. Para buruh perkebunan pada siang hari atau
sore menjelang pulang ke rumah selepas bekerja sering beristirahat di bawah pohon yang bernama Dalu dan tubuhnya berjajar sebanyak sepuluh pohon di pinggiran
Sungai Belumai. Dahulunya yang diperbolehkan mempunyai tanah di wilayah
Universitas Sumatera Utara
45
Kerajaan Serdang ini hanya kaum pribumi. Maka para pensiunan perkebunan Tembakau yang berasal dari Pulau Jawa membeli tanah di bagian utara Kampung
Buluh dan menetap di wilayah ini. Mereka menempati wilayah ini sudah ada sejak tahun 1908. Jumlah mereka yang tidak lebih dari 10 kepala keluarga, hingga akhirnya
jumlah mereka bertambah banyak. Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Kampung Buluh diberi nama oleh
masyarakat Kampung Dalu Sepuluh diilhami dari jumlah pohon Dalu sebanyak sepuluh pohon. Seiring dengan perkembangan penduduk yang mendiami wilayah
bagian utara Kampung Dalu Sepuluh ini maka secara demografis dibagi dua. Wilayah yang dihuni oleh etnis Melayu diberi nama Kampung Dalu Sepuluh A dan yang
dihuni oleh etnis Jawa diberi nama Dalu Sepuluh B. Setelah pemerintahan Orde Baru, nama kampung diganti dengan desa. Maka jadilah Desa Dalu Sepuluh A dan Desa
Dalu Sepuluh B.
3.2. Gambaran Umum Puskesmas Dalu Sepuluh