Data sekunder Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

91 “sangat terjangkau karena letak rumah saya hanya beberapa kilometer dari Puskesmas”Kamis,28 April 2016 Hal senada juga di sampaikan oleh ibu Sumarni 46 tahun “terjangkau, dengan berjalan kaki juga bisa. Apalagi letaknya berada di pinggir jalan jadi bisa terlihat dengan mudah”.Rabu, 4 Mei 2016

4.4. Data sekunder

Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu data yang menunjang atau terkait dengan program Sistem Informasi Manajemen Puskemas SIMPUS yang sedang diteliti. Dalam pengumpulan data sekunder ini, peneliti secara bertahap mengumpulkannya. Diawali dengan pengumpulan berkas akan sejarah singkatDesa Dalu Sepuluh, gambaran umum Puskesmas Dalu Sepuluh, tugas pokok dan fungsi Pegawai Puskesmas dan struktur organisasiPuskesmas. Setelah mendapatkan beberapa data kepustakaan yang disebuatkan diatas, maka peneliti melakukan wawancara dan observasi di lokasi penelitian. Seiring dengan proses pengumpulan data tersebut, peneliti diberikan izin oleh pihak Puskesmas untuk dapat melihat dan memperoleh data dalam pelaksanaan program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS di Puskesmas Dalu Sepuluh dalam bentuk Profil Keehatan Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa, kartu Inventaris Barang KIB Puskesmas Dalu Sepuluh dan juga dokumen lain yang sekiranya perlu dilampirkan dalam hasil penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 92 Selain berkas-berkas dan juga observasi yang telah diuraikan diatas, peneliti juga memperoleh seperangkat Undang-undang dan peraturan yang menjadi dasar hukum dalam pelaksaan program SIMPUS ini, adapun peraturan yang dimaskud antara lain: Undang-Undang nomor 11 tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, KeputusanMenteri Kesehatan Nomor 932MenkesSKVIII2002 tentang PetunjukPelaksanaan Pengembangan Sistem Laporan Informasi Kesehatan Kabupaten atau Kota, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004MenkesSKI2003tentang Kebijakan Dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 128MenkesSKII2004 tentang kebijakan dasar pusat kesehatan masyarakat, Keputusan menteri kesehatan No 837 tahun 2007 tentang Pengembangan Jaringan Komputer Online Sistem Informasi Kesehatan Nasional SIKNAS Online, Peraturan Menteri Kesehatan Republik IndonesiaNomor 75 Tahun 2014TentangPusat Kesehatan Masyarakat. Universitas Sumatera Utara 93 BAB V ANALISIS DATA Dalam bab ini penulis akan melakukan analisis terhadap semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan dalam bab sebelumnya. Adapun analisa yang dilakukan adalah teknik analisa kualitatif dengan metode deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil interpretasi data dan informasi sesuai rumusan masalah dalam penelitian ini. 5.1. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat di Puskesmas Dalu Sepuluh Dalam pelaksanaannya agar pelayanan di bidang kesehatan dapat lebihbaik, maka Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS merupakansalah satu solusi yang diberikan oleh aparat birokrasi dalam upaya peningkatankualitas dan kuantitas pelayanan kepada masyarakat. Penyelengaraan pelayananmerupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah, pelayanan yang diberikankepada semua masyarakat tanpa terkecuali. Bila layanan yang diterima olehmasyarakat sesuai yang diharapkan, maka kualitas layanan yang diberikan itumemuaskan dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Sebaliknya bila jasalayananyang diterima oleh masyarakat rendah dari yang diharapkan, maka kualitaspelayanan akan buruk tidak sesuai tujuan yang diharakan. Dengan demikian baikatau buruknya kualitas jasalayanan tergantung Universitas Sumatera Utara 94 kepada kemampuan penyediajasa dalam memenuhi harapan masyarakat secara konsisten. Masalah yang terjadi di atas, dalam hal ini pemerintah telah melakukanupaya yang maksimal dalam memberikan pelayanan terbaik dalam halmeningkatkan kesehatan masyarakat. Upaya tersebut adalah melalui ProgramSIMPUS yang merupakan suatu sistem database yang dimana data-datamasyarakat yang pernah berobat di Puskesmas Dalu Sepuluh tersebut bisa dimasukkaninput, diperbaruiupdate, dan dibagikanshare sehingga terbangun suatu sistem informasi manajemen secaraonline. Adapun tujuan dalam penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmasdi tingkat daerah sampai ke tingkat Pusat adalah suatu sistem informasi yang dapatmenampung, mengelola, menyimpan dan menentukan kembali sertamendestribusikan jenis data laporan kunjungan pasien sampai kepada 10 penyakitterbesar untuk dapat mengambil keputusan. Adapun yang menjadi 10 penyakit terbesar di Puskesmas Dalu Sepuluh yakni: Universitas Sumatera Utara 95 Tabel 5.1. sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Dalu Sepuluh No Nama Penyakit Jumlah Kasus 1 ISPA bagian atas 7656 2 ISPA bagian bawah 7437 3 Penyakit pada sistem otot dan jaringan 4117 4 Diare termasuk Kolera 1112 5 Penyakit tekanan darah tinggi 886 6 Karies gigi 678 7 Tonsilitas 82 8 Infeksi kulit alergi 72 9 Infeksi kulit 44 10 Infeksi penyakit usus lain 36 Sumber data : Puskesmas Dalu Sepuluh 2014 Tabel di atas menunjukan bahwa adanya wabah penyakit yang terjadi di daerah tersebut, yang paling besar penyakit yang sering di alami oleh masyarakat adalah Infeksi Saluran Pernapasan ISPA bagian atas. Walaupun penyakit ini tidak berbahaya bagi setiap orang, maka jarang sosialisasi secara rutin yang diberikan Puskesmas, akan tetapi aparat Puskesmas Dalu Sepuluh tetap memberikan pelayanan cepat tanggap terhadap penyakit yang diderita masyarakat. Sistem informasi Manajemen Puskesmas yang terbaru up to datesangatdibutuhkan pada suatu Dinas Kesehatan maupun Puskesmas, selama inipengumpulan data-data pasien dari tiap poli hanya memakai kertas Universitas Sumatera Utara 96 sehinggamemperlambat proses pelayanan masyarakat, dalam hal ini dirasakan tidakmemadai di era globalisasi ini, sehingga diperlukan standarisasi pengolahan data-data informasi pasien yang terpadu baik ditingkat Pusat maupun Daerah.Diadakannya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas SIMPUS yangmengatur semua laporan-laporan pasien dalam meningkatkan pelayanankesehatan masyarakat. Pada penelitian ini, peneliti melihat implementasi dari Sistem InformasiPuskesmas yang terletak di Puskesmas Dalu Sepuuh dapatdi analisa melalui dari setiap data dan fakta yang didapatkanberdasarkan variabel operasional penelitian, dan juga penguraian masalah-masalah yang terjadi, yaitu :

1. Sumber Daya

Berdasarkan data-data atau fakta di lapangan serta dari hasil wawancaradengan informan penelitian, dapat disimpulkan bahwa SIMPUS di PuskesmasDalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa menjadi tanggung jawab satiap aparaturkesehatan dan juga dapat terlihat dari struktur organisasinya. Setiap aparaturkesehatan yang ada di PuskesmasDalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa memilikitanggung jawabnya masing-masing. Sumber Daya manusia yang dimiliki mendapat perhatian dalam penelitianini. Sumber Daya Manusia yang di maksud disini menyangkut ketersediaanpegawai pelaksana, dan kemampuan atau keahlian yang dimiliki pegawai dalammengoperasikan komputerisasi. Dalam hal ini pegawai yang bertanggung Universitas Sumatera Utara 97 jawabpada tiap-tiap bidang sudah tersedia, namun jumlah yang tersedia khususnyapada pegawai yang bertanggung jawab dalam membuat laporan- laporandirasakan masih kurang. Kemampuan atau keahlian yang dimiliki aparatur kesehatan yang adadirasakan masih belum memenuhi sesuai kebutuhan dalam mengoperasikankomputer karena rata-rata aparatur kesehatan yang ada disini berlatarbelakangkan akademis kesehatan. Adapun pegawai yang memiliki kemampuanatau keahlian dalam menggunakan komputer hanya beberapa saja, tetapi dalamhal ini adanya pelatihan baru mau berjalan pada setahun belakangan ini. Seteah sumber daya manusia, Sumber daya selanjutnya adalah informasi. Informasi ialah sekumpulan data atau fakta yang terdapat didalam organisasi, karena informasi pun memberikan arti bagi penerimanya yaitu memberikan keterangan dan pengetahuan. Seperti halnya didalam penerapan SIMPUS ini membuat informasi yang dihasilkan olehPuskesmas Dalu Sepuluh tersebut menjadi lebih mudah didapatkan dan juga transparan, sehingga hal ini juga membuat masyarakat menjadi mudah untuk mendapatkan informasi yang diperlukan. Sumberdaya selanjutnya adalah berdasarkan pada wewenang. Kewenangan yang terjalin di Puskesmas Dalu Sepuluh ialah kewenangan yang sifatnya formal, kewenangan berarti legitimasi bagi para pelaksana atau para pegawai dalam melaksanakan sistem SIMPUS tersebut dalam memberikan pelayanan, karena bila Universitas Sumatera Utara 98 legitimasi tersebut tidak ada, maka dipastikan dapat terjadinya kegagalan terhadap penerapan sistem SIMPUS tersebut. Pada hasil yang didapatkan peneliti dilapangan bahwa kewenangan yang ada di Puskesmas Dalu Sepuluh berjalan dengan baik dan efektif, karena kewenangan yang ada di Puskesmas tersebut terarah, dalam artian Kepala Puskesmas yang memiliki kewenangan tertinggi, baru diikuti oleh sub bagian bidang masing-masing dan kemudian ke seluruh pegawainya. Hal ini didukung oleh data yang peneliti dapatkan dilapangan bahwa jelasnya tugas dan fungsi dari masing-masing para pegawai tersebut menandakan terarah dan terstrukturnya sistem kerja mereka dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Diihat dari segi fasilitas yang dimiliki seperti unitkomputer dan jaringan network sangat penting dalam implementasi SIMPUS.Jumlah unit komputer yang ada di tiap-tiap poli dirasa kurang cukup sehinggamasih adanya poli-poli yang belum menggunakan komputer, pada jaringannetwork masih menjadi kendala dikarenakan jaringan yang tersedia di PusekesmasDalu Sepuluh sering lambat. 2. Komunikasi Sebelum sebuah kebijakan diimplementasikan, pelaksana kebijakan harusmenyadari bahwa suatu keputusan yang telah dibuat dan perintah untukmelaksanakannya telah dikeluarkan, sehingga aparat kesehatan bekerja denganmemiliki wewenang masing-masing. Universitas Sumatera Utara 99 Komunikasi dalam penerapan sistem SIMPUS bila dilihat berdasarkan variabel transmisi bahwa proses penyaluran komunikasi yang terjalin sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar, karena didalam organisasi tersebut para pelaksana saling memberikan informasi, dan masukkan kepada program SIMPUS dalam memberikan pelayanan kepada masyakarat. Dengan diterapkannya sistem ini, maka semakin mudah proses komunikasi yang terjalin antara Puskesmas Dalu Sepuluh denganDinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, karena proses penyaluran komunikasinya sudah dengan elektronik, yang memungkinkan untuk lebih meminimalisir terjadinya suatu kesalahan atau miskomunikasi didalam proses komunikasinya. Dari hasil wawancara yang dilakukandengan informan, pegawai pelaksana SIMPUS yang ada di Puskesmas Dalu Sepuluhmulai dari seksi pembuat laporan sampai operator registrai pasien cukup mengertiakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam pelaksanaan tersebut aparat kesehatanselalu mengacu kepada peraturan- peraturan yang berlaku, mulai dari peraturan-peraturan petunjuk pelaksanaan sampai kepada petunjuk teknisnya. Sosialisasi danpembangunan sarana prasaranan pendukung SIMPUS yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan sudah dikatakan baik, walaupun pelaksanaannya belum maksimal danmasih dalam proses. Adapun peran komunikasi sangat penting untuk mensinergikan setiapaktivitas. Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi yang akurat,jelas, konsisten, menyeluruh. Kemudian agar implementasi menjadi efektif, makamereka yang tanggung jawabnya adalah untuk mengimplementasikan sebuahprogram mesti tahu apa yang seharusnya mereka kerjakan. Komunikasi dalamimplementasi SIMPUS Universitas Sumatera Utara 100 meliputi komunikasi internal pelaksana dan komunikasieksternal dalam hal ini sosialisasi kepada masyarakat dan hubungan dengan Dinas Kesehatan atau instansi lain. Komunikasi antar pelaksana implementasi SIMPUS dapat dilihat daribagaimana koordinasi dan juga kerjasama antar pelaksana. Dan secara komunikasiantar pelaksana dapat dikatakan sudah cukup baik dan berjalan dengan lancar.Dimana antar pihak saling memberikan informasi, masukan, dan juga seringterlibat dalam pembahasan permasalahan yang menyangkut pada SP2TP atauSIMPUS. Sedangkan komunikasi eksternal yaitu koordinasi dan sosialisasi denganmasyarakat. Komunikasi eksternal yang dibangun antar para pelaksana denganmasyarakat sudah ada dan berjalan dengan baik. Seperti halnya sosialisasi dalambentuk penyuluhan bagi masyarakat. 3. Sikap dan Komitmen dari Pelaksana Program Disposition Dari hasil data-data dilapangan dari penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan dari implementasi SIMPUS di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa kurang terlaksana dengan baik, dikarenakan penerapan SIMPUS yang berbasis online masih dalam proses penerapan, sehingga penerapan SIMPUS online yang terintegrasi dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan ini masih dilakukan secara manual, dimana proses pelaporannya harus diberikan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang setiap awal bulan. Universitas Sumatera Utara 101 Selain itu masih minimnya anggaran yang di berikan Dinas Kesehatan sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk diterapkannya SIMPUS online ini. Memang ada anggaran yang di berikan kepada pihak Puskesmas agar program ini berjalan dengan lancar, tapi pada kenyataan nya anggaran tersebut masih dirasa kurang untuk menjalan kan program ini dengan lebih baik, tapi sudah cukup untuk menunjang pelayanan kepada masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu diharapkan program ini dapat memberikan dampak signifikan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya berbicara dengan implementasi program SIMPUS, kecakapan saja tidak cukup tanpa kesediaan dan komitmen untuk melaksanakan dan menjalankan sistem tersebut, karena kunci dari keberhasilan program atau implementasi ini adalah sikap pekerja terhadap penerimaan dan dukungan atas kebijakan atau dukungan yang telah ditetapkan. Di Puskesmas Dalu Sepuluh, sikap dan komitmen dari para pegawainya dapat dikatakan baik, seperti sikap keramahan pegawai dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, tanggung jawab mereka kepada masyarakat, serta kesigapan para pegawai dalam memperbaiki bilamana terjadi suatu kesalahan. Apabila masyarakat mengalami kesulitan dan memberikan keluhan kepada pegawai Puskesmas, maka pegawai Puskesmas dengan cepat dan tanggap membantu masyarakat menyelesaikan masalahnya. Hal ini pun sesuai dengan apa yang diutarakan oleh para masyarakat yang merasa bahwa rasa pertanggungjawaban para pegawai cukup baik bila terjadi kesalahan, tidak berbelit-belit, dalam artian para Universitas Sumatera Utara 102 pegawai langsung sigap dan sesegera mungkin untuk langsung memperbaiki kesalahan yang terjadi. Tidak heran melihat sikap pelayanan yang berikan oleh para pegawai Pegawai Puskesmas Dalu Sepuluh tersebut sudah membuat masyarakat merasa puas atas kinerja mereka dalam memberikan pelayanan, yang berarti dengan adanya sistem ini pun membuat terjadinya peningkatan pelayanan kepada masyarakat, karena dengan adanya sistem ini pun membuat para pegawai menjadi lebih mudah untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi, dan juga membuat para pegawai menjadi lebih kompeten dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Struktur birokrasi Berkenaan dengan kesesuaian organisasi birokrasi yang menjadi penyelenggara implementas publik. Struktur birokrasi digunakan untuk dapat menjelaskan tentang susunan tugas dan fungsi dari para pelaksana kebijakan, memecahkannya dalam rincian tugas serta menetapkan prosedur standar operasi. Dalam Puskesmas Dalu Sepuluh pun, terdapat struktur organisasi yang menjelaskan tentang susunan tugas dan fungsi dari para pegawainya, mulai dari tugas dan fungsi Kepala Puskesmas sampai kepada tugas dan fungsi dari masing-masing Pegawainya. Seperti data yang peneliti dapatkan di lapangan bahwa tugas dari Kepala Puskesmas Dalu Sepuluh yaitu bertanggung jawab penuh terhadap seluruh pelaksanaan kerja di Puskesmas Dalu Sepuluh, dan yang menjadi tugas dari Subbagian Tata Usaha adalah memberikan pelayanan administratif kepada semua Universitas Sumatera Utara 103 satuan organisasi Puskesmas, dan lain sebagainya sampai kepada semua tugas dan fungsi para Pegawai Puskesmas. Dengan adanya struktur organisasi ini pun, semakin membuat terarahnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, karena dari begitu banyaknya jumlah pelayanan kesehatan yang ada, membuat masyarakat tidak sulit untuk mendapatkan pelayanan, karena pelayanan yang dibutuhkan sesuai dengan keinginan masyarakat telah diatur juga dalam struktur organisasi yang ada, serta ditambah lagi dengan diterapkannya Sistem Informasi Manajemen Puskesmas ini, semakin membuat cepatnya pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Dalam kaitannya struktur organisasi di Puskesmas Dalu Sepuluhberkaitan juga dengan Standar Operasional Prosedur SOP, kegunaan SOP ini didalam Puskesmas Dalu Sepuluh ialah sebagai prosedur kerja untuk menanggulangi keadaan-keadaan umum diberbagai bidang, karena dengan menggunakan SOP, para pegawai ini pun dapat lebih mengoptimalkan waktu yang tersedia dan dapat juga untuk menyeragamkan tindakan-tindakan pegawai dengan pegawai lainnya, sehingga dapat menghasilkan fleksibilitas yang besar dan kesamaan yang besar dalam penerapan SIMPUS tersebut. Standar Operasional Prosedur SOP di Puskesmas Dalu Sepuluh adalah berkaitan dengan lama pelayanan d tiap poli, jam buka Puskesmas dan sebagainya yang menunjang terlaksananya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik. Universitas Sumatera Utara 104 Sedangkan penyebaran tanggungjawab yang ada di Puskesmas Dalu Sepuluh pun dapat dikatakan baik, karena sesuai dengan struktur organisasi. Pada umumnya penyebaran tanggungjawab telah di koordinasikan dengan baik. Penyebaran tanggungjawab yang ada di Puskesmas Dalu Sepuluh seperti Kepala Puskesmas menyerahkan tanggungjawab kepada sub bagian masing-masing, dan pegawai Puskesmas. Penyebaran tanggungjawab ini pun saling terkoordinasi, seperti bila terjadi kesalahan di jenjang atas maka akan berdampak ke jenjang bawahnya, begitu juga sebaliknya. Pada berikutnya, peneliti juga melihat sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat dalam menerima pelayanan jika di lihat dari segi kualitas pelayanan kesehatan yang di berikan aparat kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa. Melalui hal ini indikator yang dapat di analisis melalui aspek Berwujud, Kehandalan dan Daya Tanggap, Aspek jaminan dan Empati. a. Aspek Berwujud Aspek ini dapat di lihat melalui penampakan bentuk fisik pelayanan atau keberadaan peralatan, informasi yang di dapat dan fasilitas fasilitas yang tersedia di Puskesmas dalu Sepuluh. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan oleh masyarakat yang berobat di Puskesmas Dalu Sepuluh dapat disimpulkan bahwa masyarakat yang berobat disana melihat adanya fasilitas- fasilitas yang tersedia dan keberadaan peralatan pendukung pelayanan seperti Universitas Sumatera Utara 105 komputer, ruang tunggu, toilet, maupun tempat parkir dirasa sudah cukup dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Adapun bentuk informasi-informasi dalam pelayanan kepada masyarakat sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga memberikan dampak positif dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Selain itu fasilitas sarana dan prasaranan yang dimiliki Puskesmas Dalu Sepuluh sudah dibilang mencukupi dalam proses pelayanan kepada masyarakat. b. Aspek Kehandalan dan Daya Tanggap Aspek ini dapat dilihat kemampuan aparatur kesehatan melalui keahlian, sosialisai, dan kesigapan aparat kesehatan dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang berobat di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa. Aspek ini salah satu yang paling diharapkan masyarakat, petugas yang ramah akan menjadi salah satu faktor pendukung bagi pengguna layanan untuk memberikan penilaian yang baik atas pelayanan yang disajikan. Dari data-data di lapangan dapat disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat yang berobat merasakan kesigapan aparat kesehatan dalam menangani pasien-pasien yang berobat. Dlihat dari keahlian aparat kesehatan masyarakat yang berobat merasakan kesesuaian aparat kesehatan dalam menggunakan peralatan-peralatan yang ada akan tetapi masih minimnya alat sarana dan prasarana yang ada di Puskesmas Dalu Sepuluh seperti komputer dan lainnya dan juga masih minimnya Sumber Daya Manusia dalam Universitas Sumatera Utara 106 mengoperasikan alat bantu seperti komputer yang dapat memperlambat proses pendataan pasien. Dapat dilihat keahlian aparat kesehatan kebanyakan berlatarbelakangkan akademis kebidanan, jadi dalam hal mengoperasikan komputer harus adanya pelatihan khusus bagi setiap aparat kesehatan. c. Aspek Jaminan dan Empati Aspek ini dapat dilihat melalui informasi yang jelas dan di mengerti, kemampuan pegawai atas setiap informasi yang telah diberikan terhadap masyarakat dan kenyamanan masyarakat yang berobat di Puskesmas Dalu Sepuluh. Dari data-data di lapangan dapat disimpulkan bahwa kebanyakan masyarakat yang berobat mendapatkan kenyamanan dari aparat kesehatan, dan juga keramahan setiap aparat kesehatan membuat masyarakat yang berobat merasa nyaman. Informasi yang diberikan aparat kepada masyarakat sudah cukup jelas, sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat yang berobat. Seperti pada saat pasien meregistrasi atau mendaftar maka secara langsung aparat kesehatan memberikan pelayanan ataupun informasi-informasi kepada pasien tersebut. Dan juga tidak ada tindakan diskriminatif atau membeda-bedakan dari pegawai. Semua dilayani sesuai dengan standar pelayanan dari Puskesmas. 5.2. Hambatan-Hambatan Dalam Penerapan SIMPUS Universitas Sumatera Utara 107 Implementasi SIMPUS di Puskesmas Dalu Sepuluh ini tidak atau dapat dikatakan belum sempurna secara keseluruhan ini dikarenakan adanya hambatan- hambatan yang ditemui. Hambatan-hambatan tersebut diantaranya: 1. Masih lemahnya Sumber Daya Manusia dalam pengelolaan data laporan, yang SDM tersebut hanya satu orang saja yang menanganinya. 2. Masih kurangnya pemahaman terhadap SIMPUS yang berbasis komputerisasi sehingga pengelolaan data dan pelaporan dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kabupaten Deli Serdang masih bersifat manual. 3. Diperlukan anggaran yang besar dalam penyediaan perangkat pendukung SIMPUS. 4. Belum adanya Peraturan Daerah sebagai acuan peraturan yang digunakan dalam implementasi SIMPUS. 5. Masih kurangnya sosialisasi antara Dinas Kesehatan kepada Puskesmas dalam implementasi SIMPUS. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa masih minimnya sarana dan prasarana menunjang pelayanan masyarakat seperti ruang tunggu, komputer dan sebagainya, dikarenakan ketika masyarakat yang datang ke Puskesmas dalam satu hari lebih dari 50 orang maka akan memperlama pelayanan, sebaliknya jika masyarakat yang datang berobat dibawah 50 orang maka pelayanan bisa lebih cepat. Tetapi pada kenyataan disana setiap harinya kunjungan pasien yang berobat disana semakin meningkat, lain halnya pada akhir pekan kunjungan masyarakat yang berobat tidak terlalu banyak. Disini diperlukannya penambahan sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang pelayanan masyarakat seperti dapat kita lihat pada gambar Universitas Sumatera Utara 108 sebelah kiri atas, kurangnya komputer dalam pendataan pasien sehingga beberapa pegawai lainnya masih menggunakan cara manual dan menyebabkan antrian yang agak begitu lama. Dari uraian di atas terlihat bahwa hambatan yang terjadi di Puskesmas lebih ke arah sarana dan prasarana Puskesmas yang masih kurang karena masyarakat yang berobat ke Puskesmas sangat banyak. Hambatan lainnya adalah adalah hambatan teknis terkait dengan pengoperasian program SIMPUS lewat komputer. Komputer yang digunakan untuk penginput-an data pasien terkadang mengalami kerusakan, dan juga internet nya juga terkadang menjadi lambat. Universitas Sumatera Utara 109 BAB VI PENUTUP Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis kemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis mencoba mengambil beberapa kesimpulan dan memeberikan saran sebagai langkah terakhir dalam penulisan hasil penelitian.

6.1. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) Dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Masyarakat

43 308 101

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

0 0 11

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

0 1 1

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

0 1 38

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

0 0 5

Implementasi Program Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) dalam Meningkatkan Pelayanan Kesehatan kepada Masyarakat (Studi PadaPuskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa)

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 16

Analisis Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 2

Analisis Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 9

Analisis Pelaksanaan Program Promotif dan Preventif di Puskesmas Dalu Sepuluh Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2016

0 0 28