Analisis terhadap Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas

Analisis terhadap skor tiap indikator minat belajar dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang diberi treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.11 tersebut diketahui bahwa skor untuk indikator minat aspek perhatian dan keterlibatan siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek perasaan senang dan ketertarikan siswa kelas eksperimen lebih rendah jika dibandingkan dengan kelas kontrol. b. SMA Negeri 2 Klaten Tabel 4.10 Perbandingan Selisih Skor Tiap Indikator Minat Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol di SMA Negeri 2 Klaten Sebelum dan Sesudah Pembelajaran. Indikator Minat Belajar Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Perasaan Senang 0.75 0.06 Ketertarikan Siswa 0.48 0.17 Perhatian Siswa 0.30 -0.1 Keterlibatan Siswa -0.07 0.002 Gambar 4.12 Grafik perbandingan selisih skor tiap indikator minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran di kelas eksperimen dan kelas kontrol SMA Negeri 2 Klaten. Analisis terhadap selisih skor tiap indikator minat belajar dilakukan dalam penelitian ini untuk melihat minat belajar siswa yang diberi treatment dan tidak diberi treatment. Berdasarkan gambar 4.12 tersebut diketahui bahwa selisih skor indikator minat belajar awal dan akhir untuk aspek perasaan senang, ketertarikan siswa, dan perhatian siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Namun skor untuk indikator minat aspek keterlibatan siswa kelas eksperimen setelah pembelajaran mengalami penurunan jika dibandingkan dengan skor minat aspek keterlibatan siswa sebelum pembelajaran. -0,2 -0,1 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 Perasaan Senang Ketertarikan Siswa Perhatian Siswa Keterlibatan Siswa Grafik Perbandingan Selisih Skor tiap Indikator Minat Belajar Siswa kelas eksperimen dan kontrol di SMA Negeri 2 Klaten sebelum dan sesudah Pembelajaran Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

C. Pembahasan

Model pembelajaran problem solving termasuk model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru memberikan persoalan yang sesuai dengan topik pembelajaran dan siswa belajar dengan memecahkan persoalan tersebut. Dalam penelitian ini persoalan diberikan kepada siswa oleh guru, kemudian siswa dengan menggunakan simulasi PhET memecahkan persoalan tersebut secara berkelompok, dengan jumlah anggota perkelompok adalah 3 siswa. Penggunaan simulasi PhET ditentukan karena berdasarkan artikel penelitian yang berjudul a powerful tool for teaching science yang diterbitkan oleh jurnal Nature Physics diketahui bahwa simulasi PhET membantu siswa untuk berekspolari dalam belajar Perkins, dkk, 2006: 22. Dalam hal ini siswa dapat bereksplorasi menggunakan simulasi PhET untuk membantu memecahkan persoalan belajar fisika dengan topik Hukum Boyle-Gay Lussac. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui minat belajar awal siswa sebelum dan sesudah treatment beserta peningkatannnya, serta mengetahui minat belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika yang menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving dan minat belajar siswa yang belajar fisika menggunakan metode ceramah pada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

1. SMA Negeri 1 Prambanan

Berdasarkan analisa data skor minat belajar awal siswa, diperoleh bahwa mean skor minat belajar awal siswa kelas eksperimen sebesar 24.15. Nilai mean ini menunjukkan bahwa minat belajar awal siswa kelas eksperimen termasuk dalam kategori kurang berminat. Pada kelas eksperimen, berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal dengan minat belajar akhir diperoleh nilai | | , , dan | | untuk sehingga hasilnya signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar awal dan akhir siswa kelas eksperimen. Nilai mean skor minat belajar akhir siswa kelas eksperimen sebesar 26.42 dan termasuk dalam kategori berminat. Dengan melihat mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.15 maka diketahui bahwa minat belajar siswa setelah pemberian treatment lebih tinggi daripada sebelum pemberian treatment. Dengan kata lain siswa mengalami peningkatan minat belajar setelah mengikuti pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Berdasarkan tabel 3.2 minat belajar siswa kelas eksperimen meningkat dari kurang berminat menjadi berminat. Pada penelitian ini terdapat kelas kontrol yaitu kelas yang digunakan untuk melihat apakah treatment yang diberikan pada kelas eksperimen berhasil atau tidak dibandingkan dengan kelas yang tidak diberikan treatment Suparno, 2014: 120. Hasil analisa menunjukkan bahwa pada kelas kontrol diperoleh mean skor minat belajar awal siswa sebesar 24.74. Berdasarkan analisa data hasil perbandingan skor minat belajar awal siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

9 52 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

14 81 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

0 6 154

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MINAT BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

3 34 216

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PALEMBANG

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI DI SMA BATIK 2 SURAKARTA

0 0 16