Analisis Minat Belajar Siswa

Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, seperti yang telah disebutkan di atas peneliti memberikan angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran. Pemberian angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol. Statistik yang digunakan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving adalah memakai uji t-test. Di bawah ini adalah uji t-test yang digunakan dalam menganalisis angket minat belajar siswa. 1. Uji t-test untuk dua kelompok yang independen, digunakan untuk: a Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. b Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. c Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah. d Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah. Adapun rumus perhitungannya yaitu: ̅̅̅ ̅̅̅ √[ ] [ ] Dengan, ̅̅̅ = skor minat rata-rata kelas eksperimen ̅̅̅ = skor minat rata-rata kelas kontrol = jumlah siswa kelas eksperimen = jumlah siswa kelas kontrol = standard deviasi kelas eksperimen = standard deviasi kelas kontrol diperoleh dari tabel nilai untuk dua ekor dengan level signifikan = 0,05. Jika | | | | maka signifikan, berarti ada perbedaan minat belajar siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Jika | | | | maka tidak signifikan, berarti tidak ada perbedaan minat belajar siswa baik sebelum maupun sesudah treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, serta minat belajar siswa kelas eksperimen tidak lebih baik dari kelas kontrol. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Uji t-test untuk kelompok dependen. Penggunaan uji ini adalah untuk: a Menguji apakah minat belajar siswa kelas eksperimen sebelum dan sesudah treatment meningkat atau tidak pada masing- masing sekolah. b Menguji apakah minat belajar siswa kelas kontrol sebelum dan sesudah treatment meningkat atau tidak pada masing-masing sekolah. Uji t-test kelompok dependen ini digunakan karena dalam pelaksanaanya satu kelompok yang sama diuji sebanyak dua kali. Adapun rumus perhitungannya adalah: ̅̅̅ ̅̅̅ √ Dengan, ̅̅̅ = skor pre-test ̅̅̅ = skor post-test = perbedaan antara skor tiap subjek = ̅̅̅ ̅̅̅ = jumlah pasangan skor = derajat kebebasan = diperoleh dari tabel nilai untuk dua ekor dengan level signifikan = 0,05. Jika | | | | maka signifikan, berarti ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Jika | | | | maka tidak signifikan, berarti tidak ada peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran fisika menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving. Dengan menggunakan uji t-test seperti di atas, maka peneliti dapat mengetahui apakah penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving sungguh-sungguh dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap fisika. Dalam perhitungannya peneliti menggunakan bantuan SPSS. Dengan catatan uji t-test dapat digunakan jika keadaan awal subyek adalah sama. Jika keadaan awal subyek berbeda maka analisis yang digunakan adalah analisis terhadap beda skor awal dan akhir atau sering disebut dengan uji gain score. 32

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten. Di masing-masing sekolah peneliti menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol. Di SMA Negeri 1 Prambanan digunakan kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk kelas kontrol digunakan kelas XI IPA 1 dengan jumlah siswa 31 siswa. Di SMA Negeri 2 Klaten digunakan kelas XI IPA 5 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 33. Sedangkan untuk kelas kontrol digunakan kelas XI IPA 6 dengan jumlah siswa 30. Jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 dan 4.2 di bawah ini. Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 1 Prambanan Kelas Waktu Penelitian Kegiatan Alokasi Waktu XI IPA 4 Kamis, 3 Maret 2016 Perkenalan dan info tentang penggunaan laptop oleh siswa dalam pelaksanaan penelitian 1 x 45 menit Jumat, 4 Maret 2016 Install simulasi PhET di laptop siswa 2 x 45 menit Kamis, 10 Maret 2016 Coaching atau pelatihan pengisian LKS dan pengggunaan simulasi PhET 1 x 45 menit Jumat, 11 Maret 2016 Pengisian soal pre-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum treatment, pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving, pengisian post-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment. 2 x 45 menit XI IPA 1 Senin, 7 Maret 2016 Perkenalan 1 x 45 menit Kamis, 10 Maret 2016 Pengisian soal pre-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum treatment, pembelajaran menggunakan metode ceramah, pengisian post-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah setelah treatment. 2 x 45 menit Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian di SMA Negeri 2 Klaten Kelas Waktu Penelitian Kegiatan Alokasi Waktu XI IPA 5 Senin, 14 Maret 2016 Perkenalan, install simulasi PhET di laptop siswa, Coaching atau pelatihan pengisian LKS dan pengggunaan simulasi PhET 2 x 45 menit Senin, 28 Maret 2016 Pengisian soal pre-test, angket minat belajar siswa dan sikap ilmiah sebelum treatment, pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model 2 x 45 menit

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

9 52 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

14 81 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

0 6 154

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MINAT BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

3 34 216

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PALEMBANG

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI DI SMA BATIK 2 SURAKARTA

0 0 16