Instrumen Pengumpula Data Instrumen

Pembuatan angket ini didasarkan pada indikator minat yang terdapat pada landasan teori. Indikator tersebut meliputi: perasaan senang siswa, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan. Adapun kisi-kisi angket minat belajar siswa dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah ini: Tabel 3.1 Kisi-kisi angket minat belajar siswa Yang diukur Indikator Minat PertanyaanPernyataan No. Soal Minat Belajar Perasaan senang saat mengikuti pelajaran fisika Siswa merasa senang saat pembelajaran fisika berlangsung. 1 Siswa senang mempelajari ilmu fisika. 2 Ketertarikan siswa Siswa terlebih dahulu mempelajari materi fisika yang akan diajarkan. 3 Siswa berinisiatif mengerjakan soal. 4 Siswa rajin mengerjakan soal atau tugas dari guru. 5 Dengan metode yang digunakan guru, siswa dapat dengan mudah memahami materi yang disampaikan. 6 Siswa merasa jam pembelajaran fisika di kelas 7 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sangatlah kurang. Perhatian siswa Siswa merasa konsentrasi saat mengikuti pembelajaran fisika. 8 Keterlibatan siswa Siswa aktif saat mengikuti pembelajaran fisika. 9 Siswa sering mengajukan pertanyaan ketika belum paham dengan penjelasan guru. 10 b Validitas Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Validitas isi mengukur apakah isi dari intrumen yang digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang akan diukur. Apakah item tes sungguh mempresentasikan isi yang mau dites Suparno, 2014: 65. Validitas isi instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara membuat kisi-kisi yang menunjukkan bahwa instrumen yang dibuat memang memuat semua isi yang mau diteskan, bukan hanya sebagian saja. Selanjutnya dilakukan penilaian oleh ahli, apakah memang instrumen tersebut sungguh sesuai dengan isi yang mau dites. Lembar validitas angket minat belajar siswa ini terlampir dalam lampiran 10.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa terhadap mata pelajaran fisika diukur menggunakan angket. Angket minat belajar siswa yang digunakan dalam penelitian terdiri dari sepuluh pernyataan. Pada setiap pernyataan terdapat empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban beserta skornya adalah seperti berikut: Tidak Pernah TP = 1, jarang JR = 2, sering SR = 3, dan sangat sering SS = 4. Skor minimal yang didapat siswa adalah 10 1 x 10 dan skor maksimalnya adalah 40 4 x 10 dengan range skornya adalah 40 – 10 = 30. Rentang skor minimal dan maksimal ini ditafsirkan menggunakan skala Likert dengan rentang 1 – 4 Jihad dan Haris, 2012: 88. Lebar interval yang digunakan adalah 30 : 4 = 7,5 yang dibulatkan menjadi 8. Berikut adalah tabel kategori minat belajar siswa: Tabel 3.2 Kategori minat belajar siswa No Interval Kategori 1 10 – 17 Tidak Berminat 2 18 – 25 Kurang Berminat 3 26 – 33 Berminat 4 34 – 40 Sangat Berminat Tabel di atas bertujuan untuk mengetahui kategori-kategori minat belajar siswa sebelum dan sesudah treatment. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa, seperti yang telah disebutkan di atas peneliti memberikan angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran. Pemberian angket minat sebelum dan sesudah pembelajaran ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kontrol. Statistik yang digunakan untuk mengetahui peningkatan minat belajar siswa terhadap penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving adalah memakai uji t-test. Di bawah ini adalah uji t-test yang digunakan dalam menganalisis angket minat belajar siswa. 1. Uji t-test untuk dua kelompok yang independen, digunakan untuk: a Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. b Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda dengan kelas kontrol pada masing-masing sekolah. c Menguji apakah minat belajar siswa sebelum pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah. d Menguji apakah minat belajar siswa setelah pembelajaran di kelas eksperimen sama atau berbeda di dua sekolah.

Dokumen yang terkait

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

9 52 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DOUBLE LOOP PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 6 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2015/2016.

14 81 30

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM KOLOID KELAS XI SMA NEGERI SMA 1 AEK NATAS.

0 2 15

Proses belajar metode problem solving berbantuan simulasi PhET: studi kasus siswa kelas XI IPA di SMA N 1 Prambanan dan SMA N 2 Klaten materi hukum Boyle dan hukum Gay-Lussac.

0 6 154

Pengaruh penggunaan media simulasi phet dengan metode pembelajaran problem solving terhadap peningkatan pemahaman konsep fisika siswa pada pokok bahasan hukum-hukum tentang gas ideal di SMA Negeri 2 Klaten dan SMA Negeri 1 Prambanan kelas XI.

1 5 166

Pengaruh pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan metode problem solving terhadap sikap ilmiah siswa kelas XI SMA Negeri 1 Prambanan dan SMA Negeri 2 Klaten.

2 9 158

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI KREATIVITAS SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA KELAS XI SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 18

PENGARUH MINAT BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 PRAMBANAN KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

3 34 216

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA KELAS X SMA NEGERI 13 PALEMBANG

0 0 7

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKONOMI DI SMA BATIK 2 SURAKARTA

0 0 16