belajar yang dipandu melalui LKS, namun karena keterbatasan waktu siswa tidak dapat menyelesaikan kegiatan belajar tersebut.
Beberapa siswa mengumpulkan LKS dengan keadaan belum menyelesaikan pertanyaan yang terdapat dalam LKS, serta belum
memberikan kesimpulan atas materi yang telah dipelajarinya melalui simulasi PhET.
2. Peneliti yang berlaku sebagai guru kurang mengeksplor
keterlibatan siswa khususnya dalam hal partipasi aktif siswa untuk menyampaikan hasil belajarnya menggunakan simulasi. Hal ini
ternyata memberikan
kesan yang
menimbulkan kurang
maksimalnya siswa dalam hal keterlibatan belajar siswa pada saat kegiatan pembelajaran yang berakibat pada kurang optimalnya
peningkatan minat belajar siswa. 3.
Kurang baiknya keadaan fasilitas belajar yaitu viewer menjadi salah satu keterbatasan penelitian ini. Karena dalam pelaksanaan
penelitian fasilitas ini penting untuk menunjang kelancaran pelaksaaan pembelajaran di kelas.
90
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penggunaan simulasi PhET dengan model pembelajaran problem solving
terhadap minat belajar siswa pada pokok bahasan Hukum Boyle-Gay Lussac di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Prambanan dan kelas XI IPA SMA Negeri 2
Klaten. Berdasarkan penelitian dan analisa data hasil penelitian, maka disimpulkan bahwa:
1. Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran
menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan berdasarkan
perhitungan statistic berturut-turut sebesar 24.15 dan 26.42 dari skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa
tabel 3.2, minat belajar siswa sebelum pembelajaran termasuk dalam kategori kurang berminat dan sesudah pembelajaran
termasuk kategori berminat. 2.
Minat belajar siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran menggunakan simulasi PhET dengan model problem solving untuk
siswa kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten berdasarkan perhitungan statistic berturut-turut sebesar 28.06 dan 28.88 dari
skor maksimum 40. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa tabel 3.2, minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
termasuk kategori berminat. 3.
Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Prambanan sesudah pembelajaran lebih tinggi daripada sebelum
pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen didapatkan hasil yang signifikan, yang berarti terdapat perbedaan
antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran atau terdapat peningkatan minat belajar siswa terhadap pembelajaran
fisika di kelas XI IPA 4. Berdasarkan homogenitas minat belajar tabel 3.2, minat belajar siswa meningkat dari kategori kurang
berminat menjadi berminat. 4.
Mean minat belajar siswa di kelas XI IPA 5 SMA Negeri 2 Klaten sesudah pembelajaran sama dengan minat belajar siswa sebelum
pembelajaran. Berdasarkan uji t-test untuk kelompok dependen didapatkan hasil yang tidak signifikan, yang berarti tidak terdapat
perbedaan antara minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran atau tidak terdapat peningkatan minat terhadap
pembelajaran fisika. Berdasarkan homogenitas minat belajar siswa tabel 3.2, minat belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran
tetap dalam kategori berminat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI