2.1.1. Jenis-Jenis Roti
Roti dapat dibedakan atas roti putih white bread dan roti whole wheat bread. Roti putih dibuat dari tepung terigu, sedangkan roti cokelat dibuat dari
tepung gandum utuh Mudjajanto, 2004. Proses pengolahan gandum menjadi terigu akan membuang bagian dedak yang kaya mineral dan serat pangan dietary fiber.
Namun saat ini, roti dari tepung gandum utuh dihargai lebih mahal karena kandungan gizi lebih banyak Kusmiati, 2005.
Menurut Kusumastuti 2006, Roti juga mempunyai beberapa variasi yang terbagi menjadi lima jenis roti, yaitu:
1. Bakery, jenis roti manis yang berbahan dasar tepung terigu, mentega, telur, susu, air, dan ragi yang dalamnya dapat diisi keju, coklat, atau yang lainnya.
2. Cake, jenis roti yang berasa manis dengan tambahan rasa sense rum, jeruk atau coklat dengan bahan dasar tepung terigu, mentega, dan telur tanpa menggunakan
isi. 3. Pastry, jenis roti kering yang bisa berupa sus dan croissant.
4. Donat, jenis roti tawar atau manis yang digoreng dan berlubang di tengahnya 5. Roti tawar, jenis roti yang berbahan dasar tepung terigu,susu, telur, mentega, ragi,
dan air tanpa menggunakan isi.
2.1.2. Roti Tawar Roti
memiliki banyak keunggulan selain mudah diperoleh, roti juga memiliki kandungan gizi yang bermanfaat. Peranan roti bisa tidak hanya menjadi menu
pengganti untuk sarapan, tetapi juga bisa dijadikan menu untuk makan siang maupun
Universitas Sumatera Utara
makan malam. Dibandingkan dengan 100 gram nasi putih atau mi basah, maka 100 gram roti memberikan energi, karbohidrat, protein, kalsium, fosfor dan besi yang
lebih banyak Astawan,2004. Roti tawar merupakan salah satu jenis makanan yang berbentuk sponge, yaitu
makanan yang sebagian besar volumenya tersusun dari gelembung - gelembung gas. Produk ini terdiri dari gas sebagai fase diskontinyu dan zat padat sebagai fase
kontinyu Astawan, 2006. Berdasarkan bahan pengembang yang digunakan, roti tawar termasuk dalam yeast raised goods, yaitu adonan yang mengembang karena
adanya karbondioksida yang dihasilkan dari proses fermentasi gula oleh yeast
Apriyantono, 2009.
Proses pembuatan roti tawar tersebut pada dasarnya sama saja. Perbedaannya, roti ditambahkan essens yang dilakukan pada saat pencampuran adonan. Banyaknya
penambahan essens untuk satu kg adonan sekitar seperempat sendok teh. Sementara perbedaan roti dengan atau tanpa kulit adalah proses yang dilakukan setelah roti
matang Mudjajanto dan Yulianti, 2004. Komposisi kimia roti tawar dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.1. Komposisi Zat Gizi Roti Tawar dalam 100 g Bahan No
Komposisi Zat Gizi Jumlah
1 2
Kalori Protein
40 g 8.0 g
3 Karbohidrat
50 g
4 Lemak
1.2 g
5 Air
40 g Sumber : Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2009
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Bahan-Bahan dalam Pembuatan Roti Tawar