Daya Terima terhadap Warna Roti Tawar Tepung Jagung Kentang dengan

mempunyai aroma yang khas. Menurut Kartika 1988, aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai kualitas aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang mempunyai kesukaan yang berlainan. Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 1997.

5.4. Daya Terima terhadap Warna Roti Tawar Tepung Jagung Kentang dengan

Berbagai Variasi Penambahan Tepung Jagung dan Kentang Pengujian organoleptik terhadap warna oleh panelis menunjukkan bahwa panelis menyukai warna roti tawar tepung jagung kentang A 3 dengan nilai skor tertinggi yaitu 93 77,5. Roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan berwarna kuning sehingga terlihat lebih menarik. Sedangkan warna roti tawar tepung jagung kentang A 2 mendapatkan nilai skor terendah yaitu 72 60 , karena penambahan tepung jagung dan kentang dengan jumlah yang sama menyebabkan warna roti tawar tepung jagung kentang menjadi kuning kecoklatan dan itu akan menurunkan nilai kesukaan panelis. Jika dilihat dari roti tawar tepung jagung kentang dengan berbagai variasi penambahan tepung jagung dan kentang tersebut, memang dapat dilihat bahwa roti tawar tepung jagung kentang A 3 memiliki warna yang lebih menarik dari kedua roti Universitas Sumatera Utara tawar tepung jagung kentang lainnya. Warna kuning muda pada roti tawar tepung jagung kentang akan kelihatan lebih menarik daripada warna roti tawar tepung jagung kentang yang kuning tua atau kuning kecoklatan. Penampakan warna suatu bahan pangan merupakan faktor pertama yang dinilai sebelum pertimbangan lain seperti rasa dan nilai gizi. Menurut Winarno 1997, suatu bahan yang dinilai bergizi, enak, dan teksturnya sangat baik tidak akan dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya. Warna makanan yang menarik dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa. Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap warna dari ketiga perlakuan pada roti tawar tepung jagung kentang diperoleh F Hitung 3,61 F Tabel 3,11 yang bermakna bahwa penambahan tepung jagung dan kentang dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap warna roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap warna roti tawar tepung jagung kentang A 3 berbeda dengan kedua perlakuan roti tawar yang lainnya. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap warna roti tawar tepung jagung kentang A 2 dan A 1 adalah sama. Dapat dilihat juga bahwa warna roti tawar tepung jagung kentang A 3 lebih disukai daripada rasa roti tawar tepung jagung kentang A 2 dan A 3 karena warna roti tawar tepung jagung kentang A 3 mempunyai nilai skor yang paling tinggi yaitu 93 77,5. Tanggapan panelis terhadap warna roti tawar tepung jagung kentang memperlihatkan bahwa roti tawar tepung jagung kentang A 2 adalah roti tawar tepung Universitas Sumatera Utara jagung kentang yang paling tidak disukai dari segi warnanya. Hal ini disebabkan oleh jumlah tepung jagung dan kentang yang digunakan dalam pembuatan roti tawar sama membuat warna roti tawar tepung jagung kentang ini menjadi berwarna kuning kecoklatan dibanding roti tawar tepung jagung kentang yang lain. Warna makanan yang menarik dapat memengaruhi selera konsumen dan membangkitkan selera makan, bahkan dapat menjadi petunjuk bagi kualitas makanan yang dihasilkan. Warna mempunyai peran dan arti yang sangat penting pada komoditas pangan, karena memengaruhi konsumen terhadap komoditas tersebut.

5.5. Daya Terima terhadap Tekstur Roti Tawar Tepung Jagung Kentang

Dokumen yang terkait

Daya Terima Biskuit dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah dan Tepung Pisang serta Kontribusinya terhadap Kecukupan Energi, Protein dan Zat Besi Remaja

12 121 120

Tingkat Pengembangan Dan Daya Terima Roti Tawar Dari Tepung Jagung Dengan Konsentrasi Emulsifier Yang Berbeda

0 3 6

OPTIMASI KONSENTRASI EMULSIFIER TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR Optimasi Konsentrasi Pengemulsi Terhadap Tingkat Pengembangan dan Daya Terima Roti Tawar Berbahan Dasar Tepung Singkong.

0 2 10

OPTIMASI KONSENTRASI PENGEMULSI TERHADAP TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA ROTI TAWAR BERBAHAN DASAR Optimasi Konsentrasi Pengemulsi Terhadap Tingkat Pengembangan dan Daya Terima Roti Tawar Berbahan Dasar Tepung Singkong.

0 2 15

Daya Terima Biskuit dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah dan Tepung Pisang serta Kontribusinya terhadap Kecukupan Energi, Protein dan Zat Besi Remaja

1 2 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biskuit - Daya Terima Biskuit dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah dan Tepung Pisang serta Kontribusinya terhadap Kecukupan Energi, Protein dan Zat Besi Remaja

0 1 24

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Daya Terima Biskuit dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah dan Tepung Pisang serta Kontribusinya terhadap Kecukupan Energi, Protein dan Zat Besi Remaja

0 0 10

Daya Terima Biskuit dengan Modifikasi Tepung Biji Nangka, Tepung Kacang Merah dan Tepung Pisang serta Kontribusinya terhadap Kecukupan Energi, Protein dan Zat Besi Remaja

0 1 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti - Uji Daya Terima Roti Tawar Dengan Modifikasi Tepung Jagung dan Kentang dan Kontribusinya Terhadap Kecukupan Energi Pada Anak SD

0 0 29

UJI DAYA TERIMA ROTI TAWAR DENGAN MODIFIKASI TEPUNG JAGUNG DAN KENTANG DAN KONTRIBUSINYA DALAM PEMENUHAN KECUKUPAN ENERGI PADA ANAK SD SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

0 0 15