BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Roti Tawar yang Dihasilkan
Dari hasil penelitian, roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap perlakuan. Karakteristik roti tawar
tepung jagung kentang A
1
berwarna kuning tua, beraroma khas tepung jagung, rasanya khas roti dan teksturnya lembek. Roti tawar tepung jagung kentang A
2
berwarna kuning kecoklatan, rasanya khas roti, beraroma khas tepung jagung dan kentang, dan teksturnya sedikit lembut lembut. roti tawar tepung jagung kentang A
3
berwarna kuning muda, beraroma khas kentang, rasanya khas kentang, dan memiliki tekstur yang lembut.
5.2. Daya Terima terhadap Rasa Roti Tawar dengan Berbagai Variasi Penambahan Tepung Jagung dan Kentang
Berdasarkan nilai skor tertinggi yaitu 98 81,6, pengujian organoleptik terhadap rasa menunjukkan bahwa roti tawar tepung jagung kentang A
3
paling disukai oleh panelis. Roti tawar tepung jagung kentang A
3
lebih disukai oleh panelis karena memiliki rasa yang paling enak dengan rasa khas kentang dibandingkan roti tawar
tepung jagung kentang A
2
dan A
3
dapat dilihat pada tabel 4.6. Berdasarkan hasil analisis sidik ragam terhadap rasa dari ketiga perlakuan roti
tawar tepung jagung kentang diperoleh F
Hitung
5,8 F
Tabel
3,11 yang bermakna bahwa penambahan tepung jagung dan kentang dengan berbagai variasi memberi
pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap rasa roti tawar tepung jagung kentang A
3
berbeda dengan kedua perlakuanlainnya. Namun roti tawar A
2
sama dengan roti tawar A
1
. Dapat dilihat juga bahwa rasa roti tawar tepung jagung kentang A
3
lebih disukai daripada rasa roti tawar tepung jagung kentang A
1
dan A
2.
Ini dapat dilihat berdasarkan hasil penilaian karena rasa roti tawar tepung jagung kentang A
3
mempunyai nilai skor paling tinggi yaitu 98 81,6.
Rasa roti tawar tepung jagung kentang pada penelitian ini dipengaruhi terutama oleh tepung jagung dan kentang yang kuat dan juga dengan peningkatan
persentase penambahan tepung jagung dan kentang. Penambahan tepung jagung dan kentang dalam pembuatan roti tawar akan mengubah rasa roti tawar yang dihasilkan.
Penambahan tepung jagung yang sedikit dan penambahan kentang yang banyak dalam pembuatan roti tawar semakin meningkatkan tingkat kesukaan panelis,
sementara penambahan tepung jagung lebih banyak semakin menurunkan tingkat kesukaan panelis.
Rasa lebih banyak melibatkan panca indera yaitu lidah, agar suatu senyawa dapat dikenali rasanya, senyawa tersebut harus dapat mengadakan hubungan dengan
mikrovilus dan impuls yang terbentuk yang dikirim melalui syaraf ke pusat susunan syaraf. Rasa suatu bahan makanan dipengaruhi oleh senyawa kimia, suhu, konsentrasi
dan interaksi dengan komponen rasa yang lain. Setiap orang mempunyai batas konsentrasi terendah terhadap suatu rasa agar masih bisa dirasakan threshold. Batas
ini tidak sama pada tiap-tiap orang dan threshold seseorang terhadap rasa yang berbeda juga tidak sama. Akibat yang ditimbulkan mungkin peningkatan intensitas
Universitas Sumatera Utara
rasa atau penurunan intensitas rasa Winarno 1997. Hal ini juga yang memberikan perbedaan terhadap penilaian yang diberikan oleh panelis sehingga berbagai variasi
penambahan tepung jagung dan kentang memberi perbedaan rasa roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan.
5.3. Daya Terima terhadap Aroma Roti Tawar dengan Berbagai Variasi Penambahan Tepung Jagung dan Kentang
Pengujian organoleptik terhadap aroma oleh panelis menunjukan bahwa panelis menyukai aroma roti tawar tepung jagung kentang A
3
dengan skor tertinggi yaitu 92 76,6 sedangkan aroma roti tawar tepung jagung kentang A
1
mendapatkan skor terendah yaitu 74 61,6.
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam terhadap aroma dari ketiga perlakuan pada Pembuatan roti tawar dengan penambahan tepung jagung dan kentang dengan
nilai F
Hitung
8,76 ternyata lebih besar dari F
Tabel
3,11 bermakna bahwa penambahan tepung jagung dan kentang dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda
nyata terhadap aroma roti tawar tepung jagung kentang yang dihasilkan. Berdasarkan Uji Duncan dapat disimpulkan bahwa tingkat kesukaan panelis
terhadap aroma roti tawar tepung jagung kentang A
1
dan A
2
ternyata sama. Namun pada roti tawar A
3
berbeda dengan kedua perlakuan roti tawar yang lainnya. Dapat dilihat juga bahwa aroma roti tawar tepung jagung kentang A
3
lebih disukai daripada rasa roti tawar tepung jagung kentang A
1
dan A
2
karena aroma roti tawar tepung jagung kentang A
3
mempunyai nilai skor yang paling tinggi yaitu 92 76,8. Munculnya aroma pada roti tawar tepung jagung kentang disebabkan karena
bahan-bahan yang digunakan yaitu tepung jagung dan kentang masing-masing
Universitas Sumatera Utara
mempunyai aroma yang khas. Menurut Kartika 1988, aroma yaitu bau yang sukar diukur sehingga biasanya menimbulkan pendapat yang berlainan dalam menilai
kualitas aromanya. Perbedaan pendapat disebabkan setiap orang memiliki perbedaan penciuman, meskipun mereka dapat membedakan aroma namun setiap orang
mempunyai kesukaan yang berlainan. Indera penciuman sangat sensitif terhadap bau dan kecepatan timbulnya bau
lebih kurang 0,8 detik. Kepekaan indera penciuman diperkirakan berkurang setiap bertambahnya umur satu tahun. Penerimaan indera penciuman akan berkurang oleh
adanya senyawa-senyawa tertentu seperti misalnya formaldehida. Kelelahan daya penciuman terhadap bau dapat terjadi dengan cepat Winarno, 1997.
5.4. Daya Terima terhadap Warna Roti Tawar Tepung Jagung Kentang dengan