4.3. Deskriptif Panelis
Panelis adalah 40 orang siswa SD Negeri No. 066653 Medan yang duduk di kelas VI. Panelis terdiri dari 24 orang laki-laki dan 16 orang perempuan. Umur
panelis berkisar antara 10-11 tahun. Pada saat diminta tanggapan penilaiannya, secara visual panelis tidak dalam keadaan sakit, dan tidak mengalami cacat fisik pada
organ yang dipakai untuk menilai.
4.4. Analisis Organoleptik Aroma Roti Tawar dengan Berbagai Variasi Penambahan Tepung Jagung dan Kentang
Hasil analisis organoleptik aroma roti tawar dengan modifikasi tepung jagung dan kentang dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3. Hasil Analisis Organoleptik Aroma Roti Tawar Modifikasi Tepung Jagung dan Kentang
Aroma Roti Tawar Tepung Jagung dan Kentang
Kriteri a
A
1
A
2
A
3
Paneli s
Skor Panelis
Sko r
Paneli s
Sko r
Suka 9
27 22,5
10 30
25 16
48 40
Kurang Suka
16 32
26,6 18
36 30
20 40
33,3 Tidak
Suka 15
15 12,5
12 12
10 4
4 3,33
Total 40
74 61,6
6 40
78 65
40 92 76,6
Berdasarkan tabel 4.3, dapat dilihat dari total skor ketiga perlakuan dalam uji
organoleptik terhadap aroma, roti tawar tepung jagung dan kentang A
3
memiliki skor tertinggi yaitu 92 76,6 dengan kriteria kesukaan adalah suka, roti tawar tepung
jagung kentang A
2
memiliki skor 78 65 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah roti tawar tepung jagung dan
Universitas Sumatera Utara
kentang A
1
yaitu 74 61,66 dengan kriteria kesukaan kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai aroma roti tawar kentang
dengan perbandingan tepung terigu, tepung jagung, dan kentang 5:1:4 Hasil analisa sidik ragam terhadap aroma roti tawar kentang dapat dilihat pada
tabel 4.4 berikut ini.
Tabel 4.4. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Aroma Sumber
Keragaman db
JK KT
F
Hitung
F
Tabel
Keterangan 0,05
Perlakuan
2 4,6
2,3 8,76
3,11 Ada
Perbedaan Galat
117 61,4 0,5
Total 119 66
Berdasarkan analisa sidik ragam seperti terlihat pada tabel 4.4 bahwa ada
perbedaan hasil penilaian terhadap aroma roti tawar modifikasi tepung jagung dan kentang A
1
, A
2
, da A
3
dengan nilai F
Hitung
8,76 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan tepung jagung dan kentang pada roti tawar
dengan berbagai variasi memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap aroma roti tawar yang dihasilkan. Karena ada perbedaan antara ketiga perlakuan maka
dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan dan didapatkan hasilnya yaitu:
Tabel 4.5. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Aroma Perlakuan
A
3
A
2
A
1
Rata-rata A
2
– A
1
= 1,95 – 1,85 = 0,1 0,319 A
3
– A
2
= 2,3 – 1,95 = 0,35 0,336 A
3
– A
1
= 2,3 – 1,85 = 0,45 0,319 2,3 1,95 1,85
Jadi A
2=
A
1
Jadi A
3
≠ A
2
Jadi A
3
≠ A
1
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesukaan panelis terhadap aroma roti tawar tepung jagung kentang A
2
5:2,5:2,5 tidak berbeda dengan aroma roti tawar tepung jagung kentang A
1
5:2:3.
Universitas Sumatera Utara
Namun tingkat kesukaan panelis terhadap aroma roti tawar tepung jagung kentang A
3
5:1:4 berbeda dengan kedua perlakuan roti tawar tepung jagung kentang lainnya.
4.5. Analisis Organoleptik Rasa Roti Tawar dengan Berbagai Variasi Penambahan Tepung Jagung dan Kentang
Hasil analisa organoleptik rasa roti tawar dengan modifikasi tepung jagung dan kentang dengan skala hedonik dapat dilihat pada tabel 4.6 di bawah ini:
Tabel 4.6. Hasil Analisa Organoleptik Rasa Roti Tawar Modifikasi Tepung Jagung dan Kentang
Rasa Roti Tawar Tepung Jagung dan Kentang
Kriteria A
1
A
2
A
3
Panel is
Sko r
Panel is
Sko r
Panel is
Sko r
Suka 10
30 25
14 42
35 22
66 55
Kurang Suka
16 32
26, 6
19 38
31, 6
14 28
23,3 Tidak
Suka 14
14 11,
6 7
7 5,8
4 4
3,3 Total
40 76
63, 2
40 87
72, 4
40 98
81,6
Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat dilihat hasil analisa organoleptik rasa dari ketiga roti tawar dengan penambahan tepung jagung dan kentang. Skor untuk roti
tawar tepung jagung dan kentang A
3
memiliki total skor tertinggi yaitu 98 81,6 dengan kriteria kesukaan adalah suka, roti tawar kentang tepung jagung A
2
memperoleh skor sebesar 87 72,4 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka, sedangkan yang memiliki skor terendah adalah roti tawar tepung jagung kentang A
1
yaitu 76 63,2 dengan kriteria kesukaan adalah kurang suka. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar panelis menyukai rasa roti tawar tepung jagung kentang
dengan perbandingan tepung terigu, tepung jagung, dan kentang 5:1:4.
Universitas Sumatera Utara
Hasil analisa sidik ragam terhadap rasa roti tawar tepung jagung dan kentang dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7. Hasil Analisa Sidik Ragam terhadap Rasa Sumber
Keragaman db
JK KT
F
Hitung
F
Tabel
Keterangan 0,05
Perlakuan 2
6,05 3,02
5,8 3,11
Ada Perbedaan
Galat
117 61,3 0,5
Total 119
67,3
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai F
Hitung
5,8 ternyata lebih besar dari Ftabel 3,11. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan antara modifikasi tepung jagung dan kentang terhadap rasa roti tawar dan
modifikasi tepung jagung dan kentang dengan berbagai variasi tersebut memberi pengaruh yang berbeda nyata terhadap rasa roti tawar yang dihasilkan. Oleh karena
adanya perbedaan antara modifikasi tepung jagung dan kentang terhadap rasa, maka dilanjutkan dengan Uji Ganda Duncan untuk mengetahui perlakuan mana yang sama
dan didapatkan hasilnya seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.8. Hasil Uji Ganda Duncan terhadap Rasa Perlakuan
A
3
A
2
A
1
Rata-rata A
2
– A
1
= 2,2 – 1,9 = 0,3 0,319 A
3
– A
2
= 2,4 – 1,2 = 1,2 0,336 A
3
– A
1
= 2,4 – 1,9 = 0,5 0,319 2,4 2,2 1,9
Jadi A
2=
A
1
Jadi A
3
≠ A
2
Jadi A
3
≠ A
1
Berdasarkan Uji Duncan seperti hasil tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa
tingkat kesukaan panelis terhadap rasa roti tawar tepung jagung kentang A
2
5:2,5:2,5 tidak berbeda dengan rasa roti tawar tepung jagung kentang A
1
5:2:3. Namun tingkat kesukaan panelis terhadap rasa roti tawar tepung jagung kentang A
3
5:1:4 berbeda dengan kedua perlakuan roti tawar tepung jagung kentang lainnya.
Universitas Sumatera Utara
4.6. Analisis Organoleptik Warna Roti Tawar dengan Berbagai Variasi