Pengertian Konflik MANAJEMEN KONFLIK

konflik yang efektif dalam sebuah hubungan adalah ketika satu sama lain tahu dan mengerti akan kebutuhan dirinya dan kebutuhan pasangannya. Hubungan dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang yang terlibat didalamnya menangani konflik. Orientasi menang-menang dan bentuk komunikasi yang konstruktif membuat setiap individu dan hubungan yang dibina berada ada posisi menang Wood, 2007. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik pada hubungan pacaran sangat dibutuhkan. Hal ini berkaitan dengan cara atau strategi individu yang sedang berpacaran menghadapi situasi konflik yang terjadi dalam hubungannya. Kemampuan ini sangat berpengaruh terhadap berlangsungnya hubungan yang dijalin. Hubungan pacaran akan terpelihara ketika individu yang terlibat didalamnya mampu menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.

5. Jenis Gaya Manajemen Konflik

Ada 5 jenis gaya manajemen konflik yang dikemukakan oleh beberapa tokoh seperti Pickering 2001, Bebbe 2011, Wood 2007 , Winardi 1994 dan Supratiknya 1995. Dari beberapa tokoh tersebut diketahui bentuk-bentuk manajemen konflik yaitu : kompromi, kolaborasi, tindakan menghindari, akomodasi dan kompetisi.

a. Kompromi

Pada gaya ini, individu yang berkonflik mencoba menemukan jalan tengah dalam konflik dimana solusi yang ditawarkan agak memenuhi kebutuhan semua pihak Pickering, 2001. Orang yang menggunakan gaya ini tidak sepenuhnya mendapatkan apa yang diinginkan, namun mencoba sedikit mengalah demi tercapainya solusi yang adil bagi semua pihak yang terlibat dalam konflik Beebe, 2011. Menurut Supratiknya 1995, gaya ini menganggap tercapainya tujuan pribadi maupun hubungannya dengan pihak lain yang terlibat dalam konflik adalah cukup penting. Hal ini membuat individu yang terlibat dalam konflik mau mengorbankan sedikit tujuannya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama.

b. Kolaborasi atau kerjasama

Gaya ini melihat konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan Beebe, 2011. Menurut Supratiknya 1995, gaya ini menganggap konflik merupakan masalah yang harus dicari pemecahannya yang harus sejalan dengan tujuan pribadi maupun tujuan lawannya. Hal ini membuat individu yang menggunakan gaya ini sebagai manajemen konflik, berusaha mengutamakan tujuan pribadi dan hubungannya dengan pihak lain, serta selalu berusaha mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan mampu menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin muncul dalam diri pihak yang berkonflik. Pickering 2001 berpendapat bahwa dalam gaya ini, individu yang berkonflik mencoba mengadakan pertukaran