Pengertian harga diri HARGA DIRI

ketentuan yang berlaku di masyarakat. Kebajikan juga mencakup hal- hal yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan serta ketaatan beragama. Ketika individu mampu melakukan kebajikan akan membuat individu tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat. Demikian juga bila individu mampu memberikan contoh atau dapat menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, akan diterima secara baik oleh masyarakat. Jadi ketaatan individu terhadap aturan masyarakat dan kemampuan individu memberi contoh bagi masyarakat dapat menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi terhadap individu tersebut. Penerimaan lingkungan yang tinggi ini mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi Coopersmith, 1967. Demikian pula sebaliknya, menurut Clemes Bean dalam Ningsih, 2004 individu yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan norma dan moral serta melanggar ajaran agama, memungkinan untuk mengembangkan harga diri yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya cemooh dan penolakan dari masyarakat terhadap dirinya. Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek dari harga diri adalah keberartian, kekuatan, kompetensi dan kebajikan.

3. Penggolongan harga diri

a. Harga Diri Rendah

Menurut Berne 1988, orang yang merasa rendah diri biasanya memiliki gambaran diri yang negatif dan hanya sedikit mengenal dirinya. Hal ini dapat menghalangi kemampuan individu tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mengatasi rasa takut serta emosi-emosi yang kuat, menyatakan cinta kasih mereka kepada orang lain. Harga diri yang rendah juga membuat individu tersebut merasa terancam, tidak mampu memperoleh keberhasilan serta tidak yakin terhadap dirinya sendiri. Berne 1988 menambahkan bahwa rasa rendah diri dan gambaran diri yang negatif tercermin pada orang-orang yang cenderung memikirkan kegagalan dan meremehkan dirinya sendiri. Selain itu Clemens dalam Simbolon, 2009 juga berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang rendah cenderung akan merasa tidak dihargai, menunjukkan emosi dan perasaan yang negatif dan seringkali menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Menurut Taylor 2009, orang yang memandang rendah dirinya sendiri biasanya kurang memiliki konsep diri yang jelas, merasa rendah diri, tujuan yang dimiliki kurang realistis, cenderung pesimis dan seringkali berkubang dalam perasaan yang negatif. Orang yang rendah diri juga cederung mudah frustasi dan berpikir terlalu mendalam saat menghadapi stres dan kekalahan.

b. Harga Diri Tinggi

Berne 1988 berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang tinggi biasanya memiliki rasa percaya diri, dapat membina hubungan yang sehat dengan orang lain, melihat diri mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan serta mampu memperlakukan orang lain dengan baik. Menurut Clemens dan Bean dalam Simbolon 2009, orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang hal yang penting dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya Taylor 2009 berpendapat bahwa orang yang memiliki tingkat penghargaan diri yang tinggi biasanya memiliki pemahaman yang jelas mengenai kualitas personalnya. Orang tersebut akan merasa dirinya baik, memiliki tujuan, serta dapat menikmati pengalaman-pengalaman positif.

B. MANAJEMEN KONFLIK

1. Pengertian Konflik

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Menurut Johnson dalam Supratiknya,1995, konflik merupakan suatu situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Setiap hubungan interpersonal mengandung unsur-unsur konflik yaitu pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan Supratiknya, 1995. Webster dalam Pickering,2001 mendefinisikan konflik sebagai : perselisihan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu