mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan serta mampu memperlakukan orang lain dengan baik.
Menurut Clemens dan Bean dalam Simbolon 2009, orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk
membuat keputusan tentang hal yang penting dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan mengatasi
berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya
Taylor 2009 berpendapat bahwa orang yang memiliki tingkat penghargaan diri yang tinggi biasanya memiliki pemahaman
yang jelas mengenai kualitas personalnya. Orang tersebut akan merasa dirinya baik, memiliki tujuan, serta dapat menikmati
pengalaman-pengalaman positif.
B. MANAJEMEN KONFLIK
1. Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Menurut Johnson dalam Supratiknya,1995, konflik
merupakan suatu situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Setiap
hubungan interpersonal mengandung unsur-unsur konflik yaitu pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan Supratiknya, 1995.
Webster dalam Pickering,2001 mendefinisikan konflik sebagai : perselisihan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu
sama lain, akibat kebutuhan, dorongan, keinginan atau tuntutan yang berbeda. Seseorang lebih mungkin untuk memiliki konflik dengan orang-
orang yang sering berhubungan dengannya dibanding dengan orang yang sangat jarang berinteraksi dengan dirinya Beebe, 2011. Menurut Wood
2007, konflik interpersonal muncul saat orang yang saling bergantung satu sama lain memiliki perbedaan cara pandang, ketertarikan, atau
tujuan dan merasakan kebutuhan untuk memecahkan perbedaan- perbedaan tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah situasi dimana terjadi
pertentangan dan perbedaan dalam kebutuhan, keinginan, pendapat, tujuan dan cara pandang antara dua atau lebih orang yang sering
berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain.
2. Sumber konflik dalam pacaran jarak jauh
Situasi pacaran jarak jauh terkadang menimbulkan ketidak nyamanan sehingga rawan terjadi konflik. Hal yang umum menjadi
sumber konflik pada pacaran jarak jauh adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi yang kurang baik Konflik dapat muncul karena adanya komunikasi yang buruk.
Perbedaan antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima akan menimbulkan masalah komunikasi ketika konflik berlangsung.
Biasanya hanya 7 dari komunikasi disampaikan secara lisan dan sisanya disampaikan menggunakan komunikasi non lisan Pickering,
2001. Tidak mengherankan bila pada pacaran jarak jauh seringkali konflik dipicu oleh salah pengertian yang muncul akibat komunikasi
yang kurang baik. Kondisi pacaran jarak jauh yang seringkali memaksa individu dan pasangannya berkomunikasi tidak langsung
membuat individu tidak mampu memahami komunikasi tersebut dengan sepenuhnya. Selain menimbulkan kesalah pahaman,
komunikasi yang kurang baik terkadang dapat memumculkan rasa curiga dan ketidak percayaan pada pasangan. Hal ini juga seringkali
menjadi sumber konflik dalam pacaran jarak jauh Diah,2010. b. Keinginan untuk dihargai
Seorang individu umunya memiliki keinginan untuk dihargai oleh orang lain atas sesuatu yang dilakukanya. Bila seseorang merasa tidak
dihargai atau merasa diperlakukan sekehendak hati, maka kebutuhannya untuk dihargai tersebut tidak terpenuhi. Hal ini memicu
reaksi pada individu tersebut, bisa berupa rasa amarah yang memicu timbulnya konflik dengan orang yang bersangkutan Pickering,2001.
Kesulitan dalam memahami apa yang menjadi keinginan pasangannya dikarenakan terbatasnya kebersamaan dengan pasangan dalam
hubungan pacaran jarak jauh terkadang membuat pasangannya tersebut merasa kurang dihargai.
3. Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan gaya atau pendekatan seseorang dalam menghadapi suatu situasi konflik Winardi,1994. Menurut