Pengertian Manajemen Konflik MANAJEMEN KONFLIK

informasi. Individu mencoba melihat sedalam mungkin semua perbedaan yang ada dan mencari pemecahan masalah yang disepakati semua pihak. Menurut Beebe 2011, gaya ini berfokus pada kepentingan bersama. Gaya ini juga dapat menghasilkan banyak pilihan untuk memecahkan masalah. Individu yang menggunakan gaya ini didorong untuk dapat berpikir kreatif dan berusaha mencapai berbagai alternatif solusi Pickering, 2001. Orientasi dari gaya ini adalah menang-menang Beebe, 2011. Keputusan mengenai pemecahan masalah didasarkan pada kriteria yang obyektif. Menurut Wood 2007, orientasi menang- menang mengasumsikan bahwa biasanya terdapat cara untuk mengatasi perbedaan agar setiap orang yang terlibat konflik merasa diuntungkan. Orientasi ini menghasilkan solusi yang cukup memuaskan kebutuhan dan dapat melidungi kesehatan hubungan. Winardi 1994 berpendapat bahwa kondisi menang-menang meniadakan alasan untuk melanjutkan atau menimbulkan konflik kembali. Hal ini dikarenakan tidak adanya hal yang dihindari dan semua persoalan dibicarakan secara terbuka. Winardi 1994 menambahkan bahwa gaya manajemen konflik ini merupakan pendekatan yang paling berhasil untuk mengatasi konflik.

c. Tindakan menghindari avoidance

Merupakan gaya manajemen konflik dengan cara menghindari dan mundur dari konflik Beebe, 2011. Orang yang menggunakan gaya ini, mencoba menarik diri dari situasi yang ada Pickering, 2001. Menurut Pickering, gaya ini dapat menimbulkan kejengkelan pada pihak yang berkonflik dengan individu tersebut, dan tidak memberikan kepuasan, sehingga konflik cenderung akan terus berlanjut. Pickering 2001, menambahkan bahwa gaya menghindar seringkali dianggap tidak tepat dikarenakan gaya ini terkesan menimbulkan sikap tidak peduli dengan konflik yang terjadi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Beebe 2011, yang mengungkapkan bahwa gaya menghindari konflik seringkali menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepedulian rendah untuk orang lain serta bagi dirinya sendiri. Menurut Supratiknya 1995 orang yang menggunakan gaya manajemen konflik ini percaya bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia, sehingga memilih untuk menghindarinya. Menurut Beebe 2011, gaya ini termasuk dalam manajemen konflik yang berorientasi kalah-kalah. Wood 2007 berpendapat bahwa orientasi kalah-kalah mengasumsikan bahwa konflik memberikan kekalahan pada setiap orang yang terlibat. Orientasi ini cenderung bersifat destruktif. Orang yang menggunakan orientasi ini biasanya menghindari konflik dengan