2.1.9 Budaya Patriarki
Superioritas laki-laki
atas perempuan bisa diurut mulai dari jaman penciptaan adam dan hawa, jaman filosofi yunani kuno sampai zaman modern.
Laki-laki dan perempuan tidak hanya dianggap sebagai makhluk yang berbeda, tetapi juga sebagai seks yang berlawanan. Sebuah pertemuan antara dunia laki-
laki dan perempuan adalah “pertempuran seks” the battle of the sexes. Laki-laki dan perempuan dipolarisasikan dalam kebudayaan sebagai “berlawanan” dan
“tidak sama”. www.kunci.or.iddiakses pada tanggal 8 April 2010 pada pukul 1:50.
Phytagoras, seperti dikisahkan oleh Aristoteles, menyatakan bahwa laki- laki dan perempuan tidak hanya di tempatkan sebagai “berbeda” tapi juga
“berlawanan”. Laki-laki dan perempuan tidak hanya diasosiasikan dari perbedaan fisik saja tapi juga persoalan lain. Misalnya laki-laki diasosiasikan dengan segala
sesuatu yang bermakna light, good, right, dan one, sementara perempuan misalnya diidentifikasi dengan sesuatu yang bad, left, oblong, dan darkness. Seperti halnya
phytagoras, Aristoteles juga beranggapan bahwa laki-laki lebih tinggi kedudukannya dari perempuan. Aristoteles mengatakan bahwa, secara natural
laki-laki itu superior, dan perempuan itu inferior. Yang superior mengatur yang inferior, yang inferior harus rela untuk diatur. Secara natural laki-laki dan
perempuan adalah bermakna superior dan inferior, pangaturan dan yang diatur, jiwa dan tubuh, akal dan nafsu, manusia dan binatang, atau makhluk bebas dan
budak. Perempuan adalah laki-laki yang impotent. Perempuan adalah makhluk
yang terdingin dan terlemah di alam. www.kunci.or.id
diakses pada tanggal 8 April 2010 pada pukul 02.09 WIB.
Patriarki adalah konsep bahwa laki-laki memegang kekuasaan atas semua peranan penting adalam masyarakat, dalam pemerintahan, pendidikan, industri,
bisnis, perawatan kesehatan, agama. Dan pada dasarnya perempuan tercerabut dari akses terhadap kekuasaan itu. Pada awalnya patirarki memang untuk
menunjukkan bahwa sebagai kepala rumah tangga, laki-laki mempunyai kekuasaan umum pada akhirnya, istilah patriarki ini mulai digunakan diseluruh
dunia untuk menggambarkan dominasi laki-laki atas perempuan dan anak-anak didalam keluarga, dan ini berlanjut kepada dominasi laki-laki dalam semua
lingkup kemasyarakatan lainnya. Mosse, 1996:65. Juliet Mitchell 1994 mendeskripsikan patriarki dalam suatu team
psikoanalisis yaitu the law of the father yang masuk kedalam kebudayaan lewat bahasa atau proses simbolik lainnya. Menurut Heidi Hartmann 1992, patriarki
adalah relasi hirarkis antara laki-laki dan perempuan, dimana laki-laki lebih dominan dan perempuan menempati posisi subordinate. Patriarki adalah suatu
relasi hirarkis dan semacam forum solidaritas antara laki-laki yang mempunyai landasan material serta memungkinkan mereka untuk mengontrol perempuan.
Konsekuensi sosialnya adalah laki-laki mendominasi perempuan. www.kunci.or.iddiakses
pada tanggal 8 April 2010 pada pukul 10:55. Sylvia Walby 1993, membedakan patriarki menjadi dua yaitu patriarki
privat dan patriarki publik. Inti dari teorinya adalah telah terjadinya ekspansi
wujud patriarki, dari ruang-ruang pribadi dan privat, seperti keluarga dan agama ke wilayah yang lebih luas yaitu Negara. Patriarki privat bermuara pada wilayah
rumah tangga, wilayah ini dikatakan sebagai daerah awal kekuasaan laki-laki atas perempuan. Sedangkan patriarki publik menempati wilayah-wilayah publik
seperti lapangan pekerjaan dan Negara. Dalam wilayah privat, misalnya dalam rumah tangga yang memegang kekuasaan berada ditangan individu laki-laki,
tapi di wilayah publik, yang memegang kunci kekuasaan berada ditangan kolektif manajemen negara dan pabrik berada ditangan banyak orang.
Rumah adalah tempat dimana sosialisasi awal konstruksi patriarki terjadi. Pada orang tua melakukan gender pertama-tama pada saat memberi nama anak-
anak mereka. Anak laki-laki umumnya diberi nama Joko, Andi, Budi dan seterusnya. Anak laki-laki belajar untuk maskulin dari hadiah yang dibelikan oleh
oarang tua dan teman dekat, seperti mobil-mobilan dan robot-robotan untuk anak laki-laki. Hal ini berlanjut juga untuk persoalan perlakuan ayah-ibu terhadap
anaknya, anak laki-laki diajari untuk bisa membetulkan genteng yang bocor atau perangkat listrik yang rusak. Orang tua akan cemas dan gelisah jika anak mereka
tidak bertingkah laku sesuai dengan garis kostruksi sosial yang telah menetapkan bagaimana anak laki-laki dan perempuan bertingkah.
www.kunci.or.iddiakses pada tanggal 8 April pada pukul 11:13.
2.1.10 Poligami