Penyajian Data Pemaknaan Lirik Lagu “Selir Hati” Menurut Teori Tanda Saussure

Abdul Qodir Jaelani. Sejak akhir 2006, Dhani dan istrinya terlibat skandal tuduh menuduh yang berujung pada gugatan cerai yang diajukan oleh Maia Estianty. Rumah tangga mereka resmi berakhir pada 23 September 2008 melalui keputusan hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. http:id.wikipedia.orgwikiahmad dhani diakses pada tanggal 27 April 2010 pukul 16:17 WIB

4.2 Penyajian Data

Sebuah lirik lagu mempunyai struktur judul lagu, song, reff, bridge, interlude, dan coda. Akan tetapi, dalam lirik lagu “Selir Hati” hanya mempunyai struktur judul lagu yang menjadi tema dari lagu, song yang merupakan isi cerita dalam lirik lagu, reff yang merupakan inti dari cerita dalam lirik lagu atau dengan kata lain inti dari lagu. Judul lagu terdapat pada reff “Selir Hati”. Struktur song pertama terdapat pada baris kesatu yaitu “Aku cinta kamu”, baris kedua yaitu ”Tapi kamu tak cinta aku”, baris ketiga yaitu ”Ku tak pernah tahu apa salahku”, baris keempat yaitu ”Hingga kamu tak suka aku”, dan baris kelima yaitu “Tak mau aku”. Struktur song kedua terdapat pada baris kesatu yaitu “Mungkin di matamu”, baris kedua yaitu “Aku tak pantas untukmu”, baris ketiga yaitu “Tapi tak mengapa”, baris keempat yaitu “Aku sadari kekuranganku ini”. Struktur song ketiga terdapat pada baris kesatu yaitu “Aku sudah bilang”, baris kedua yaitu “Ku kan terus mengagumi”, baris ketiga yaitu “Ku kan terus cinta”, baris keempat yaitu “Terus merindu”, baris kelima yaitu “Meski kau diam saja”, baris keenam yaitu “Kau diam saja”. Struktur reff terdapat pada baris kesatu yaitu “Aku rela oh aku rela”, baris kedua yaitu “Bila aku hanya menjadi”, baris ketiga yaitu “Selir hatimu untuk selamanya”, baris keempat yaitu “Oh aku rela ku rela”. “SELIR HATI” Aku cinta kamu Tapi kamu tak cinta aku Ku tak pernah tahu apa salahku Hingga kamu tak suka aku Tak mau aku Mungkin di matamu Aku tak pantas untukmu Tapi tak mengapa Aku sadari kekuranganku ini Reff. Aku rela oh aku rela Bila aku hanya menjadi Selir hatimu untuk selamanya Oh aku rela ku rela Aku sudah bilang Ku kan terus mengagumi Ku kan terus cinta Terus merindu Meski kau diam saja Kau diam saja Repeat Reff. Aku rela ooo aku rela Bila aku hanya menjadi Selir hatimu untuk selamanya Ooo aku rela ku rela Ooo aku rela ku rela Repeat Reff.

4.3 Pemaknaan Lirik Lagu “Selir Hati” Menurut Teori Tanda Saussure

Objek dari penelitian ini adalah lirik lagu “Selir hati” yang secara keseluruhan dapat “dibedah” dengan menggunakan dikotomi-dikotomi dari Saussure, yaitu pandangan tentang signifier penanda dan signified petanda; langue bahasa dan parole ujaran; serta syntagmatic sintagmatik dan associative paradigmatik. Pada lirik lagu ini akan dimaknai menurut struktur lagunya. 1. Judul Lagu “Selir Hati” Pada judul lagu tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Selir Hati” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Selir Hati”. Langue-nya merupakan sekumpulan tanda yang terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat dalam judul “Selir Hati”, yaitu “Selir”; “Hati”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi baris judul dari lagu tersebut, yaitu ”Selir Hati”. Pada baris judul “Selir Hati” merupakan baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata “Selir”; “Hati”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Selir Hati” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Selir Hati” tidak akan menjadi “Selir Hati” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata “Selir”; “Hati”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, dan langue-nya baris judul ”Selir Hati” mempunyai makna sebagai berikut: a. Selir: bini tidak resmi; istri tidak sah; gundik. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:802 b. Hati: Sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin, dan tempat menyimpan pengertian- pengertian perasaan-perasaan; apa yang terasa dalam batin. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:301 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat dalam judul ”Selir Hati” mempunyai makna yaitu, seseorang laki-laki yang memiliki perasaan untuk mau dijadikan sebagai pasangan yang tidak resmi dari lawan jenisnya perempuan. 2. Song Pertama Baris Kesatu ”Aku cinta kamu” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Aku cinta kamu” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Aku cinta kamu”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song pertama baris kesatu ”Aku cinta kamu”, yaitu ”Aku”; ”Cinta”; ”Kamu”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Aku cinta kamu”. Pada baris “Aku cinta kamu” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Aku”; ”Cinta”; ”Kamu”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Aku cinta kamu” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Aku cinta kamu” tidak akan menjadi “Aku cinta kamu” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata “Aku”; “Cinta”; ”Kamu”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song pertama baris kesatu ”Aku cinta kamu” mempunyai makna sebagai berikut: a. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:17. b. Cinta: Suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat antara laki-laki dan perempuan; ingin sekali; berharap sekali; susah hati khawatir. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:168. c. Kamu: Kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. “Kamu” dalam lirik lagu ini menunjukkan perempuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:384. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song pertama baris kesatu ”Aku cinta kamu” mempunyai makna yaitu seorang laki-laki yang memiliki rasa sayang terhadap seorang perempuan. 3. Song Pertama Baris Kedua ”Tapi kamu tak cinta aku” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Tapi kamu tak cinta aku” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Tapi kamu tak cinta aku”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song pertama baris kedua ”Tapi kamu tak cinta aku”, yaitu ”Tapi”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Cinta”; ”Aku”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Tapi kamu tak cinta aku”. Pada baris “Tapi kamu tak cinta aku” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Tapi”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Cinta”; ”Aku”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Tapi kamu tak cinta aku” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Tapi kamu tak cinta aku” tidak akan menjadi “Tapi kamu tak cinta aku” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Tapi”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Cinta”; ”Aku”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song pertama baris kedua ”Tapi kamu tak cinta aku” mempunyai makna sebagai berikut: a. Tapi: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tapi” sama dengan “tetapi” yang berarti kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang agak bertentangan atau tidak selaras; meskipun..; namun. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:941. b. Kamu: Merupakan kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. ”Kamu” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Kamu” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. c. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:943 d. Cinta: Suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat antara laki-laki dan perempuan; ingin sekali; berharap sekali; susah hati khawatir. Seperti yang terdapat pada song pertama baris kesatu. e. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song pertama baris kedua ”Tapi kamu tak cinta aku” mempunyai makna yaitu ungkapan dari seorang laki-laki bahwa perasaannya tidak dibalas oleh perempuan yang dicintainya. 4. Song Pertama Baris Ketiga “Ku tak pernah tahu apa salahku” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Ku tak pernah tahu apa salahku” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Ku tak pernah tahu apa salahku”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song pertama baris ketiga “Ku tak pernah tahu apa salahku”, yaitu ”Ku”; ”Tak”; ”Pernah”; ”Tahu”; ”Apa”; ”Salah”; “Ku”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Ku tak pernah tahu apa salahku”. Pada baris “Ku tak pernah tahu apa salahku” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Ku”; ”Tak”; ”Pernah”; ”Tahu”; ”Apa”; ”Salah”; “Ku”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Ku tak pernah tahu apa salahku” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Ku tak pernah tahu apa salahku” tidak akan menjadi “Ku tak pernah tahu apa salahku” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Ku”; ”Tak”; ”Pernah”; ”Tahu”; ”Apa”; ”Salah”; “Ku”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song pertama baris ketiga “Ku tak pernah tahu apa salahku” mempunyai makna sebagai berikut: a. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris ke satu. b. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan, seperti kata “Tak” yang terdapat pada song pertama baris kedua c. Pernah: Berarti sudah menjalani mengalami; adakalanya; kunjung. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:674 d. Tahu: Berarti mengerti sesudah melihat menyaksikan, mengalami; kenal akan; mengenal; mengindahkan; memperdulikan; mengerti; berpengertian; pandai; insaf; sadar; pernah. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:884. e. Apa: Yakni kata tanya yang menanyakan sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:44. f. Salah: Berarti tidak benar; keliru; menyimpang dari yang seharusnya; tidak mengena sasaran; cela; kekeliruan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:770. g. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song pertama baris ketiga ”Ku tak pernah tahu apa salahku” mempunyai makna yaitu ungkapan dari seorang laki-laki yang tidak mengerti apa kekeliruan yang telah dilakukannya. 5. Song Pertama Baris Keempat “Hingga kamu tak suka aku” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Hingga kamu tak suka aku” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Hingga kamu tak suka aku”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song pertama baris keempat ”Hingga kamu tak suka aku”, yaitu ”Hingga”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Suka”; ”Aku”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Hingga kamu tak suka aku”. Pada baris “Hingga kamu tak suka aku” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Hingga”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Suka”; ”Aku”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Hingga kamu tak suka aku” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Hingga kamu tak suka aku” tidak akan menjadi “Hingga kamu tak suka aku” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Hingga”; ”Kamu”; ”Tak”; ”Suka”; ”Aku”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song pertama baris keempat “Hingga kamu tak suka aku” mempunyai makna sebagai berikut: a. Hingga: Berarti batas penghabisan; sampai; sampai menjadi sampai pada keadaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:309. b. Kamu: Merupakan kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. ”Kamu” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Kamu” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. c. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan, seperti kata “Tak” yang terdapat pada song pertama baris kedua. d. Suka: Berarti perasaan senang girang dalam hati; mau; sudi; rela; setuju; menaruh simpati; manaruh kasih; kasih sayang; cinta. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:864. e. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song pertama baris keempat ”Hingga kamu tak suka aku” mempunyai makna yaitu ungkapan dari seorang laki-laki yang tidak mengerti mengapa perempuan tersebut tidak menaruh rasa sayang padanya. 6. Song Pertama Baris Kelima “Tak mau aku” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Tak mau aku” merupakan wujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Tak mau aku”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song pertama baris keempat ”Tak mau aku”, yaitu ”Tak”; ”Mau”; ”Aku”. Parole- nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Tak mau aku”. Pada baris “Tak mau aku” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Tak”; ”Mau”; ”Aku”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Tak mau aku” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Hingga kamu tak suka aku” tidak akan menjadi “Tak mau aku” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Tak”; ”Mau”; ”Aku”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song pertama baris keempat “Tak mau aku” mempunyai makna sebagai berikut: a. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan, seperti kata “Tak” yang terdapat pada song pertama baris kedua. b. Mau: Berarti sungguh-sungguh suka akan; hendak; maksud. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:567. c. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song pertama baris kelima ”Tak mau aku” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan dari seorang laki-laki yang tidak mengerti mengapa ia tidak dikehendaki. Pada baris kalimat yang terdapat pada song pertama baris keempat yaitu ”Hingga kamu tak suka aku” tidak dapat dimaknai secara utuh, oleh karena itu untuk mendapatkan makna yang utuh harus digabungkan dengan baris kalimat selanjutnya yaitu ”Tak mau aku”. Makna yang terkandung secara keseluruhan dari kedua baris kalimat tersebut yaitu suatu ungkapan bahwa perempuan tersebut sampai tidak menaruh rasa sayang dan tidak menghendaki laki-laki ini. Suatu paragraf dalam sebuah teks lagu terdiri dari beberapa baris kalimat yang disebut bait. Bait pertama dalam lirik lagu ”Selir Hati” yaitu song pertama yang terdiri dari lima baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat ”Aku cinta kamu”, baris kedua berupa kalimat ”Tapi kamu tak cinta aku”, baris ketiga berupa kalimat ”Ku tak tahu apa salahku”,baris keempat berupa kalimat ”Hingga kamu tak suka aku”, baris ke lima berupa kalimat “Tak mau aku”. Sehingga untuk mendapatkan makna seutuhnya peneliti akan memaknai satu bait song pertama. Berdasarkan makna yang didapat pada setiap baris kalimat pada song pertama maka dapat disimpulkan makna seutuhnya, yaitu suatu ungkapan rasa sayang seorang laki-laki terhadap lawan jenis atau perempuan tetapi perempuan tersebut tidak memiliki rasa sayang terhadapnya. Ia tidak mengetahui kekeliruan yang ia perbuat sampai-sampai perempuan tersebut tidak menaruh rasa sayang padanya dan tidak menghendakinya. 7. Song Kedua Baris Kesatu ”Mungkin di matamu” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Mungkin di matamu” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Mungkin di matamu”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song kedua baris kesatu “Mungkin di matamu”, yaitu ”Mungkin”; ”Di”; ”Mata”; “Mu”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Mungkin di matamu”. Pada baris “Mungkin di matamu” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Mungkin”; ”Di”; ”Mata”; “Mu”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat “Mungkin di matamu” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Mungkin di matamu” tidak akan menjadi “Mungkin di matamu” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Mungkin”; ”Di”; ”Mata”; “Mu”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song kedua baris kesatu “Mungkin di matamu” mempunyai makna sebagai berikut: a. Mungkin : Berarti tidak ada atau belum tentu; barangkali; boleh jadi; dapat terjadi; tidak mustahil. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:600 b. Di: Berarti preposisi penunjuk tempat. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:203 c. Mata: Berarti indria indera untuk melihat; sesuatu yang menjadi pusat; sesuatu yang menyerupai mata seperti lubang kecil, jala; bagian yang tajam pada alat pemotongpada pisau, tapak; sela antara dua baris pada mistar, derajat; pupil hitam tempat tumbuh tunas pada dahan, ubi; yang terpenting sumbu, pokok. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:564. d. Mu: Merupakan kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. ”Kamu” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Kamu” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song kedua baris kesatu ”Mungkin di matamu” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan bahwa indra penglihatan orang kedua perempuan tidak ada laki-laki tersebut. 8. Song Kedua Baris Kedua ”Aku tak pantas untukmu” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Aku tak pantas untukmu” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi ”Aku tak pantas untukmu”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song kedua baris kedua ”Aku tak pantas untukmu”, yaitu ”Aku”; ”Tak”; ”Pantas”; ”Untuk”; ”Mu”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Aku tak pantas untukmu”. Pada baris ”Aku tak pantas untukmu” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Aku”; ”Tak”; ”Pantas”; ”Untuk”; ”Mu”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Aku tak pantas untukmu” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Aku tak pantas untukmu” tidak akan menjadi ”Aku tak pantas untukmu” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Aku”; ”Tak”; ”Pantas”; ”Untuk”; ”Mu”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue, sintagmatik, dan paradigmatiknya, baris kalimat pada song kedua baris kedua ”Aku tak pantas untukmu” mempunyai makna sebagai berikut: a. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan, seperti “Tak” yang terdapat pada song pertama baris kedua. c. Pantas: Berarti patut; sesuai; cocok; tidak mengherankan; tampak elok bagus, cantik, tampan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:646. d. Untuk: Berarti preposisi yang menyatakan sesuatu yang ditentukan bagi..; menyatakan sebab; menunjukkan tujuan atau maksud; menunjukkan pengganti sebagai ganti..; menunjukkan orang atau barang yang menerima sesuatu; kecocokan; menunjukkan jarak waktu. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:993. e. Mu: Merupakan kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. ”Kamu” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Kamu” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song kedua baris kedua ”Aku tak pantas untukmu” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan laki-laki yang tidak patut untuk seorang perempuan. Pada baris kalimat yang terdapat pada song kedua baris kesatu yaitu ”Mungkin di matamu” tidak dapat dimaknai secara utuh, oleh karena itu untuk mendapatkan makna yang utuh harus digabungkan dengan baris kalimat selanjutnya yaitu ”Aku tak pantas untukmu”. Makna yang terkandung secara keseluruhan dari kedua baris kalimat tersebut yaitu suatu ungkapan barangkali di indra penglihatan orang kedua perempuan laki-laki ini tidak patut bagi perempuan tersebut. 9. Song Kedua Baris Ketiga ”Tapi tak mengapa” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Tapi tak mengapa” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi ”Tapi tak mengapa”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song kedua baris ketiga ”Tapi tak mengapa”, yaitu ”Tapi”; ”Tak”; ”Menga”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Tapi tak mengapa”. Pada baris ”Tapi tak mengapa” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Tapi”; ”Tak”; ”Mengapa”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Tapi tak mengapa” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Tapi tak mengapa” tidak akan menjadi ”tapi tak mengapa” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Tapi”; ”Tak”; ”Mengapa”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue, sintagmatik dan paradigmatiknya, baris kalimat pada song kedua baris ketiga ”Tapi tak mengapa” mempunyai makna sebagai berikut: a. Tapi: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tapi” sama dengan “tetapi” yang berarti kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang agak bertentangan atau tidak selaras; meskipun..; namun, seperti “Tapi” yang terdapat pada song pertama baris kedua. b. Tak: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia “tak” sama dengan “tidak” yang berarti menyatakan pengingkaran; penolakan; penyangkalan, seperti kata “Tak” yang terdapat pada song pertama baris kedua. c. Mengapa: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia ‘mengapa” sama dengan “apa” yang berarti kata tanya yang menanyakan nama jenis, sifat; kata tanya sebagai pengganti sesuatu. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:44 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song kedua baris ketiga ”Tapi tak mengapa” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan laki- laki tidak apa dengan keadaannya. 10. Song Kedua Baris Keempat ”Aku sadari kekuranganku ini” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Aku sadari kekuranganku ini” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi ”Aku sadari kekuranganku ini”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song kedua baris keempat ”Aku sadari kekuranganku ini”, yaitu ”Aku”; ”Sadari”; ”kekurangan”; ”Ku”; ”Ini”. Parole-nya sendiri terletak pada kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Walau kau tak mungkin tinggalkannya”. Pada baris ”Aku sadari kekuranganku ini” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Aku”; ”Sadari”; ”Kekurangan”; ”Ku”; ”Ini”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Aku sadari kekuranganku ini” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Aku sadari kekuranganku ini” tidak akan menjadi “Aku sadari kekuranganku ini” tanpa adanya sekumpulan tanda dari kata-kata ”Aku”; ”Sadari”; ”Kekurangan”; ”Ku”; ”Ini”, dan hal tersebut tidak akan menjadi sebuah tanda yang bermakna dalam baris kalimat, karena tidak adanya sebuah kata yang membentuk sebuah kalimat. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya baris kalimat pada song kedua baris keempat ”Aku sadari kekuranganku ini” mempunyai makna sebagai berikut: a. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Sadari: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”sadari” berasal dari kata dasar ”sadar” yang mendapat akhiran –i yang berarti tahu dan mengerti; ingat kembali. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:765 c. Kekurangan: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, “kekurangan” berasal dari kata dasar “kurang” yang mendapat imbuhan ke-an yang berarti tidak mempunyai sesuatu yang diperlukan; hal keadaan kurang. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:478. d. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. e. Ini: Berarti kata ganti penunjuk terhadap sesuatu yang letaknya tidak jauh dari pembicaraan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:332. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dalam baris kalimat pada song kedua baris keempat ”Aku sadari kekuranganku ini” mempunyai makna yaitu ungkapan bahwa laki-laki mengerti kekurangan yang dimilikinya. Bait kedua dalam lirik lagu ”Selir Hati” yaitu song kedua yang terdiri dari empat baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat ”Mungkin di matamu”, baris kedua berupa kalimat ”Aku tak pantas untukmu”, baris ketiga berupa kalimat ”Tapi tak mengapa”, baris keempat berupa kalimat ”Aku sadari kekuranganku ini”. Sehingga untuk mendapatkan makna seutuhnya peneliti akan memaknai satu bait song kedua. Berdasarkan makna yang didapat pada setiap baris kalimat pada song kedua maka dapat disimpulkan makna seutuhnya, yaitu suatu ungkapan bahwa indera penglihatan orang kedua yakni perempuan, laki-laki tersebut tidak patut atau tidak layak bagi perempuan. Laki-laki tersebut mengerti dan mengetahui atas segala sesuatu yang tidak dimiliki oleh laki-laki tersebut. 11. Reff Baris Kesatu ”Aku rela oh aku rela” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Aku rela oh aku rela” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi ”Aku rela oh aku rela”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada reff baris kesatu ”Aku rela oh aku rela”, yaitu ”Aku”; ”Rela”; ”Oh”; ”Aku”; “Rela”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Aku rela oh aku rela”. Pada baris ”Aku rela oh aku rela” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Aku”; ”Rela”; ”Oh”; ”Aku”; ”Rela”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Aku rela oh aku rela” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Aku rela oh aku rela” tidak akan menjadi ”Aku rela oh aku rela” tanpa adanya sebuah kata ”Aku”; ”Rela”; ”Oh”; ”Aku”; ”Rela”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, dan langue-nya, reff baris kesatu ”Aku rela oh aku rela” mempunyai makna sebagai berikut: a. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Rela: Berati bersedia sudi dengan iklas hati; izin persetujuan, perkenan; dengan senang hati; tidak mengharap imbalan, dengan kehendak, atau kemauan sendiri. c. Oh: Merupakan kata seru untuk menyatakan rasa kecewa, haru, dan yakin. d. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. e. Rela: Berati bersedia sudi dengan iklas hati; izin persetujuan, perkenan; dengan senang hati; tidak mengharap imbalan, dengan kehendak, atau kemauan sendiri, seperti “Rela” yang terdapat pada reff baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat dalam reff baris kesatu Aku rela oh aku rela” mempunyai makna yaitu, suatu ungkapan laki-laki bersedia dengan iklas hati. 12. Reff Baris Kedua ”Bila aku hanya menjadi” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda- buah tanda yang bermakna menjadi tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Bila aku hanya menjadi” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna ”Bila aku hanya menjadi”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada reff baris kedua ”Bila aku hanya menjadi”, yaitu ”Bila”; ”Aku”; ”Hanya”; ”Menjadi”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Bila aku hanya menjadi”. Pada baris ”Bila aku hanya menjadi” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Bila”; ”Aku”; ”Hanya”; ”Menjadi”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Bila aku hanya menjadi” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Bila aku hanya menjadi” tidak akan menjadi ”Bila aku hanya menjadi” tanpa adanya sebuah kata ”Bila”; ”Aku”; ”Hanya”; ”Menjadi”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, dan langue-nya, reff baris kedua ”Bila aku hanya menjadi” mempunyai makna sebagai berikut: a. Bila: Berati pada waktu apa, bilamana, kapan; kalau, jika; apabila. b. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. c. Hanya: Berati cuma, kecuali, tetapi, tidak lebih dari, tidak lain dari, saja biasanya digunakan bersama “saja” untuk mengeraskan makna. d. Menjadi: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”menjadi” berasal dari kata dasar ”jadi” yang mendapat awalan me- yang berarti diangkat, dipilih sebagai; dibuat untuk; berubah keadaan wujud, barang lain, menjelma sebagai; menjabat pekerjaan sebagai. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:342 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada reff baris kedua mempunyai makna yaitu ungkapan laki-laki bersedia dengan iklas hati. 13. Reff Baris Ketiga ”Selir hatimu untuk selamanya” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda- buah tanda yang bermakna menjadi tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Selir hatimu untuk selamanya” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna ”Selir hatimu untuk selamanya”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada reff baris ketiga ”Selir hatimu untuk selamanya”, yaitu ”Selir”; ”Hati”; ”Mu”; ”Untuk”; ”Selama”; “Nya”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Selir hatimu untuk selamanya”. Pada baris ”Selir hatimu untuk selamanya” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Selir”; ”Hati”; ”Mu”; ”Untuk”; ”Selama”; “Nya”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Selir hatimu untuk selamanya” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Selir hatimu untuk selamanya” tidak akan menjadi ”Selir hatimu untuk selamanya” tanpa adanya sebuah kata ”Selir”; ”Hati”; ”Mu”; ”Untuk”; ”Selama”; “Nya”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, dan langue-nya, reff baris ketiga ”Selir hatimu untuk selamanya” mempunyai makna sebagai berikut: a. Selir: Berarti bini tidak resmi; istri tidak sah; gundik. b. Hati: Berarti sesuatu yang ada didalam tubuh manusia yang dianggap sebagai tempat segala perasaan batin, dan tempat menyimpan pengertian-pengertian perasaan-perasaan; apa yang terasa dalam batin. c. Mu: Merupakan kata ganti orang kedua tunggal; kata ganti persona kedua jamak. ”Kamu” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Kamu” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. d. Untuk: Berarti preposisi yang menyatakan sesuatu yang ditentukan bagi..; menyatakan sebab; menunjukkan tujuan atau maksud; menunjukkan pengganti sebagai ganti..; menunjukkan orang atau barang yang menerima sesuatu; kecocokan; menunjukkan jarak waktu, seperti ”Untuk” yang terdapat pada song kedua baris kedua. e. Selama: Berarti selagi; semasa, pada zaman. f. Nya: ”Nya” mempunyai persamaan kata dengan kata ”dia” yang merupakan kata ganti orang kedua. ”Nya” atau ”dia” dalam lirik lagu ini menunjukkan seorang perempuan yang dimaksud dengan ”dia” adalah perempuan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:619 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada reff baris ketiga ”Selir hatimu untuk selamanya” mempunyai makna seseorang laki-laki yang memiliki perasaan untuk mau dijadikan sebagai pasangan yang tidak resmi dari lawan jenisnya perempuan dalam waktu yang lama. Pada baris kalimat yang terdapat pada reff pertama baris kesatu yaitu ”Aku rela oh aku rela” tidak dapat dimaknai secara utuh, oleh karena itu untuk mendapatkan makna yang utuh harus digabungkan dengan baris kalimat selanjutnya yaitu “Bila haku hanya menjadi” dan ”Selir hatimu untuk selamanya”. Makna yang terkandung secara keseluruhan dari ketiga baris kalimat tersebut yaitu suatu ungkapan perasaan laki-laki bersedia dengan iklas hati untuk mau dijadikan sebagai pasangan yang tidak resmi dari lawan jenisnya perempuan dalam waktu yang lama 14. Reff Baris Keempat ”Oh aku rela ku rela” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda ”Oh aku rela ku rela” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi ”Oh aku rela ku rela”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada reff baris keempat ”Oh aku rela ku rela”, yaitu ”Oh”; ”Aku”; ”Rela”; ”Ku”; “Rela”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu ”Aku rela oh aku rela”. Pada baris ”Oh aku rela ku rela” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Oh”; ”Aku”; ”Rela”; ”Ku”; ”Rela”. Sehingga menghasilkan sebuah baris kalimat ”Oh aku rela ku rela” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat ”Oh aku rela ku rela” tidak akan menjadi ”Oh aku rela ku rela” tanpa adanya sebuah kata ”Oh”; ”Aku”; “Rela”; ”Ku”; ”Rela”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, dan langue-nya, reff baris keempat ”Oh aku rela ku rela” mempunyai makna sebagai berikut: a. Oh: Merupakan kata seru untuk menyatakan rasa kecewa, haru, dan yakin, seperti “Oh” yang terdapat pada reff pertama baris kesatu. b. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. c. Rela: Berati bersedia sudi dengan iklas hati; izin persetujuan, perkenan; dengan senang hati; tidak mengharap imbalan, dengan kehendak, atau kemauan sendiri, seperti “Rela” yang terdapat pada reff baris kesatu. d. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. e. Rela: Berati bersedia sudi dengan iklas hati; izin persetujuan, perkenan; dengan senang hati; tidak mengharap imbalan, dengan kehendak, atau kemauan sendiri, seperti “Rela” yang terdapat pada reff baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat dalam reff baris keempat “Oh aku rela ku rela” mempunyai makna yaitu, suatu ungkapan laki-laki bersedia dengan iklas hati. Bait ketiga dalam lirik lagu ”Selir Hati” yaitu berupa reff yang terdiri dari empat baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat ”Aku rela oh aku rela”, baris kedua berupa kalimat ”Bila aku hanya menjadi”, baris ketiga berupa kalimat ”Selir hatimu untuk selamanya”, baris keempat berupa kalimat ”Oh Aku rela ku rela”. Sehingga untuk mendapatkan makna seutuhnya peneliti akan memaknai satu bait reff. Berdasarkan makna yang didapat pada setiap baris kalimat pada reff maka dapat disimpulkan makna seutuhnya, yaitu suatu ungkapan permintaan iklas hati dari seseorang laki-laki yang memiliki perasaan untuk mau dijadikan sebagai pasangan yang tidak resmi dari lawan jenisnya perempuan. 15. Song Ketiga Baris Kesatu “Aku sudah bilang” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Aku sudah bilang” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Aku sudah bilang”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris kesatu “Aku sudah bilang”, yaitu “Aku”; “Sudah”; ”Bilang”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Aku sudah bilang”. Pada baris “Aku sudah bilang” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata “Aku”; “Sudah”; ”Bilang”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Aku sudah bilang” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Aku sudah bilang” tidak akan menjadi “Aku sudah bilang” tanpa adanya sebuah kata “Aku”; “Sudah”; ”Bilang”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris kesatu “Aku sudah bilang” mempunyai makna sebagai berikut: a. Aku: pronomina pertama tunggal biasanya dipakai dalam percakapan yang akrab, seperti antara kawan sepermainan atau sekampung, adik dan kakak, orang tua terhadap anaknya, juga dalam doa; diri sendiri. “Aku” yang dimaksud adalah laki-laki, seperti “Aku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Sudah: Berarti selesai, telah jadi, telah sedia; habis, berakhir; telah lalu lampau, terjadi, yang terdahulu; telah menyatakan perbuatan yang telah terjadi; sudahlah cukuplah sekian saja; memang demikian halnya, keadaannya, begitulah halnya sejak semula; akhirnya, kemudian; sehabis, setelah. c. Bilang: Berarti kata, mengatakan. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris kesatu “Aku sudah bilang” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan seorang laki-laki yang telah mengatakan. 16. Song Ketiga Baris Kedua “Ku kan terus mengagumi” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Ku kan terus mengagumi” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Ku kan terus mengagumi”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris kedua “Ku kan terus mengagumi”, yaitu “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Mengagumi”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Ku kan terus mengagumi”. Pada baris “Ku kan terus mengagumi” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Mengagumi”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Ku kan terus mengagumi” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Ku kan terus mengagumi” tidak akan menjadi “Ku kan terus mengagumi” tanpa adanya sebuah kata “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Mengaggumi”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris kedua “Ku kan terus mengagumi” mempunyai makna sebagai berikut: a. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Kan: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”kan” berasal dari kata ”akan” yang berarti mengenai; tentang; terhadap; untuk untuk menyatakan sesuatuyang hendak terjadi, berarti; hendak; bakal. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:940 c. Terus: Berarti lurus menuju.., langsung kepada arah ke, lantas; telah berlangsung; tidak berhenti-henti; kelanjutan; tidak putus-putus, selalu; tembus, menembus, melantas; lalu.. d. Mengagumi: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”mengagumi” berasal dari kata dasar ”kagum” yang mendapat awalan me- dan imbuhan –i, yang berarti kagum akan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:376 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris kedua “Ku kan terus mengagumi” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan seorang laki-laki yang selalu kagum akan. 17. Song Ketiga Baris Ketiga “Ku kan terus cinta” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Ku kan terus cinta” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Ku kan terus cinta”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris ketiga “Ku kan terus cinta”, yaitu “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Cinta”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Ku kan terus cinta”. Pada baris “Ku kan terus cinta” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Cinta”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Ku kan terus cinta” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Ku kan terus cinta” tidak akan menjadi “Ku kan terus cinta” tanpa adanya sebuah kata “Ku”; “Kan”; ”Terus”; ”Cinta”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris ketiga “Ku kan terus cinta” mempunyai makna sebagai berikut: a. Ku: Merupakan kata ganti orang pertama yang dapat berdiri sendiri. ”Ku” disini yang dimaksud adalah perempuan sebagai orang kedua, seperti ”Ku” yang terdapat pada song pertama baris kesatu. b. Kan: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”kan” berasal dari kata ”akan” yang berarti mengenai; tentang; terhadap; untuk untuk menyatakan sesuatuyang hendak terjadi, berarti; hendak; bakal. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:940 c. Terus: Berarti lurus menuju.., langsung kepada arah ke, lantas; telah berlangsung; tidak berhenti-henti; kelanjutan; tidak putus-putus, selalu; tembus, menembus, melantas; lalu.. d. Cinta: Berarti suka sekali; sayang benar; kasih sekali; terpikat antara laki-laki dan perempuan; ingin sekali; berharap sekali; susah hati khawatir. Seperti yang terdapat pada song pertama baris kesatu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris ketiga “Ku kan terus cinta” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan seorang laki-laki yang selalu sayang. 18. Song Ketiga Baris Keempat “Terus merindu” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Terus merindu” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Terus merindu”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris keempat “Terus merindu”, yaitu ”Terus”; ”Merindu”. Parole- nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Terus merindu”. Pada baris “Terus merindu” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Terus”; ”Merindu”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Terus merindu” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Terus merindu” tidak akan menjadi “Terus merindu” tanpa adanya sebuah kata ”Terus”; ”Merindu”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris keempat “Terus merindu” mempunyai makna sebagai berikut: a. Terus: Berarti lurus menuju.., langsung kepada arah ke, lantas; telah berlangsung; tidak berhenti-henti; kelanjutan; tidak putus-putus, selalu; tembus, menembus, melantas; lalu.. b. Merindu: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”merindu” berasal dari kata dasar ”rindu” yang mendapat awalan me-, yang berarti menjadi rindu, menanggung rindu; bernyanyi-nyanyi karena rindu. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:749 Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris keempat “Terus merindu” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan seorang laki-laki yang selalu menanggung rindu. 19. Song Ketiga Baris Kelima “Meski kau diam saja” Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Meski kau diam saja” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Meski kau diam saja”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris kelima “Meski kau diam saja”, yaitu ”Meski”; ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Parole-nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Meski kau diam saja”. Pada baris “Meski kau diam saja” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Meski”; ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Meski kau diam saja” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Meski kau diam saja” tidak akan menjadi “Meski kau diam saja” tanpa adanya sebuah kata ”Meski”; ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris kelima “Meski kau diam saja” mempunyai makna sebagai berikut: a. Meski: Merupakan kata ungkapan penghubung antara dua kalimat majemuk untuk menyatakan perlawanan; walaupun; sungguhpun. b. Kau: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”kau” berasal dari kata ”engkau” yang berarti kata ganti orang kedua dipakai untuk orang yang sama atau lebih rendah kedudukannya. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:232 c. Diam: Berarti tidak bersuara berbicara; tidak bergerak tetap ditempat; tidak berbuat berusaha apa-apa d. Saja: Berarti melulu tiada lain, tiada yang lain; juga, pun; selalu, terus-menerus; seenaknya, sesuka hati; lebih baik sebagai anjuran; sekali sebagai penegas; pun, juga untuk menyatakan tidak tentu. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris kelima “Meski kau diam saja” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan walaupun kau perempuan tidak bersuara terus-menerus. 20. Song Ketiga Baris Keenam “Kau diam saja Pada baris tersebut terdapat sebuah penanda dan petanda yang kemudian menghasilkan sebuah tanda, bahwa terdapat konsep mental yaitu sebuah petanda yang kemudian dituliskan menjadi sebuah teks yang merupakan sebuah penanda. Tanda-tanda terletak pada setiap kata yang kemudian dirangkai menjadi baris kalimat yang menandakan bahwa dalam penanda “Kau diam saja” merupakan ujud dari petanda yang disampaikan dengan bentuk tulisan yang menjadi lirik lagu sehingga menjadikan sebuah tanda yang bermakna menjadi “Kau diam saja”. Langue-nya terletak pada setiap kata yang tersusun dari baris kalimat pada song ketiga baris keenam “Kau diam saja”, yaitu ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Parole- nya sendiri terletak pada setiap kalimat yang menjadi sebuah baris pada lirik lagu tersebut, yaitu “Kau diam saja”. Pada baris “Kau diam saja” merupakan sebuah baris kalimat yang tersusun oleh sekumpulan tanda dari kata ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Sehingga menghasilkan sebuah bait kalimat “Kau diam saja” yang kemudian menghasilkan sebuah tanda yang dapat dimaknai. Baris kalimat “Kau diam saja” tidak akan menjadi “Kau diam saja” tanpa adanya sebuah kata ”Kau”; “Diam”; “Saja”. Berdasarkan petanda, penanda, parole, langue-nya, baris kalimat pada song ketiga baris keenam “Kau diam saja” mempunyai makna sebagai berikut: a. Kau: Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, ”kau” berasal dari kata ”engkau” yang berarti kata ganti orang kedua dipakai untuk orang yang sama atau lebih rendah kedudukannya, seperti “Kau” yang terdapat pada song ketiga baris kelima. Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990:232 b. Diam: Berarti tidak bersuara berbicara; tidak bergerak tetap ditempat; tidak berbuat berusaha apa-apa, seperti “Diam” yang terdapat pada song ketiga baris kelima. c. Saja: Berarti melulu tiada lain, tiada yang lain; juga, pun; selalu, terus-menerus; seenaknya, sesuka hati; lebih baik sebagai anjuran; sekali sebagai penegas; pun, juga untuk menyatakan tidak tentu, seperti “Saja” yang terdapat pada song ketiga baris kelima. Secara keseluruhan, sekumpulan tanda dari baris kalimat pada song ketiga baris kelima “Kau diam saja” mempunyai makna yaitu suatu ungkapan kau perempuan yang tidak bersuara terus-menerus. Bait ketiga dalam lirik lagu ”Selir Hati” yaitu song ketiga yang terdiri dari enam baris kalimat, yaitu baris kesatu berupa kalimat ”Aku sudah bilang”, baris kedua berupa kalimat ”Ku kan terus mengagumi”, baris ketiga berupa kalimat ”Ku kan terus cinta”, baris keempat berupa kalimat ”Terus merindu”, baris kelima berupa kalimat “Meski kau diam saja”, baris keenam berupa kalimat “Kau diam saja”. Sehingga untuk mendapatkan makna seutuhnya peneliti akan memaknai satu bait song ketiga. Berdasarkan makna yang didapat pada setiap baris kalimat pada song ketiga maka dapat disimpulkan makna seutuhnya, yaitu suatu ungkapan bahwa seorang laki-laki yang mengatakan selalu kagum, selalu sayang, dan akan selalu menanggung rindu walaupun kau perempuan tersebut terus-menerus tidak bersuara diam.

4.4 Penggambaran Laki-laki

Dokumen yang terkait

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” (STUDI SEMIOTIK TENTANG PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” YANG DIPOPULERKAN OLEH AGNES MONICA).

4 23 76

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

1 6 117

PENGGAMBARAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA DALAM LIRIK LAGU ”ANDAI AKU GAYUS TAMBUNAN” (Studi Semiotik Penggambaran Penegakan Hukum di Indonesia dalam Lirik Lagu ”Andai Aku Gayus Tambunan” Oleh Bona Paputungan).

1 23 90

PENGGAMBARAN KEPASRAHAN DALAM LIRIK LAGU “Jangan Menyerah” (Studi Semiotik Tentang Penggambaran Kepasrahan Dalam Lirik Lagu “Jangan Menyerah” Karya Grup Band D’Masiv).

9 66 75

PENGGAMBARAN KESETARAAN GENDER PADA LIRIK LAGU “RAHASIAKU” (Studi Semiotik Dalam Lirik Lagu “Rahasiaku” yang Dibawakan oleh Grup Band Gigi).

0 0 87

PENGGAMBARAN KESETARAAN GENDER PADA LIRIK LAGU “RAHASIAKU” (Studi Semiotik Dalam Lirik Lagu “Rahasiaku” yang Dibawakan oleh Grup Band Gigi).

0 0 18

PENGGAMBARAN KEPASRAHAN DALAM LIRIK LAGU (Studi Semiotik Tentang Penggambaran Kepasrahan Dalam Lirik Lagu “Jangan Menyerah” Karya Grup Band D’Masiv) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN : “Veteran” Ja

0 0 20

PENGGAMBARAN LAKILAKI DALAM LIRIK LAGU “SELIR HATI” ( Studi Semiotik Tentang Penggambaran Laki-laki Dalam Lirik Lagu “Selir Hati” yang dipopulerkan oleh grup band TRIAD Dalam Album TRIAD).

0 0 20

REPRESENTASI “SEKSUALITAS” PADA LIRIK LAGU ” LAGU GITUAN ” (Studi Semiologi Tentang Representasi “Seksualitas” Pada Lirik Lagu ” Lagu Gituan ” Yang dipopulerkan Oleh Grup Rap KungPow Chickens Dalam Album ”Alit Da Baong”).

0 1 16

PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” (STUDI SEMIOTIK TENTANG PEMAKNAAN LIRIK LAGU “RINDU” YANG DIPOPULERKAN OLEH AGNES MONICA)

0 1 17